Bab 49. Lucifer turun tangan.

27.6K 2.6K 156
                                    

Alaric dengan perasaan penuh panik segera memanggilkan pendeta untuk segera mengobati Yunifer.

Beberapa menit kemudian pendeta sudah datang lengkap dengan air suci di tangannya. Ia segera memeriksa keadaan Yunifer. Ia juga membasuh wajah Yunifer menggunakan air suci.

"Sakit Yang Mulia!" pekik Yunifer ketika air suci itu mulai mengenai wajahnya.

Bukannya merasa mendingan, Yunifer malah merasa begitu kesakitan ketika terkena air suci. Pendeta pun bingung harus berbuat apa sekarang ini.

Alaric benar-benar terlihat sangat marah, ia akan membunuh siapapun yang berani melakukan hal ini pada istri dan anaknya.

"Tolong selamatkan dia jika kau ingin nyawamu tetap aman," pinta Alaric kepada pendeta.

"Wajahku perih, Yang Mulia. Yang Mulia sakit." Yunifer menyentuh wajahnya yang terasa sangat sakit.

Alaric tidak dapat melakukan apa-apa, ia hanya bisa mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia merasa benar-benar bodoh di situ, ia bingung harus melakukan apa saat ini.

"Alaric? Kau dapat mendengarku, ayo buat kontrak lagi. Bukankah kau tidak tega melihatnya sengsara? Ayo buat kontrak lagi," bisik Lucifer.

Alaric tidak mau membuat kontrak dengan iblis lagi karena jika ia membuat kontrak dengan iblis lagi, maka itu artinya Alaric harus membunuh orang lagi untuk memenuhi perjanjian kontrak dengan Lucifer.

Alaric takut Yunifer akan membencinya tetapi ini adalah keadaan yang sangat genting sehingga membuat pria itu bingung harus mengambil langkah apa sekarang.

"Sakit, Yang Mulia!" Hanya kalimat itu yang mampu diucapkan oleh Yunifer..

"Tolong katakan padaku, aku harus apa? Tolong." Alaric duduk di pinggir ranjang kemudian mengengam telapak tangan Yunifer.

"Tolong jangan tinggalkan saya." Suara Yunifer terdengar begitu melemah.

Alaric hampir menggila ketika mendengar suara tangisan istrinya, ia tidak bisa mendengar suara kesakitan itu terlalu lama lagi. Pria itu tidak mau mendengarkan suara kesakitan itu lagi di telinganya.

"Bunuh mereka untukku, jangan sisakan satupun." Alaric membatin sehingga Lucifer dapat mendengarnya.

"Akan saya laksanakan, Tuan," bisik Lucifer.

Alaric tidak perduli lagi dengan nyawa orang lain, ia hanya perduli dengan nyawa Yunifer yang sedang berada di ujung tanduk.

Alaric akan mengorbankan seribu nyawa demi Yunifer, ia bahkan rela melakukan apa saja di dunia asalkan bisa bersama dengan gadis itu untuk selama-lamanya.

"Sakit." Yunifer hanya dapat mengucapkan kata itu berkali-kali sehingga membuat Alaric dapat merasakan rasa sakit yang sama.

Rahang Alaric mengeras, ia benar-benar akan menggantung kepala mereka yang telah membuat Yunifer menjadi setersiksa ini.

* * *

Kini Grasella mulai mengambil helai rambut Yunifer kemudian menaruhnya ke dalam kain putih.

Mutia meminum darah hewan kemudian menyemburkan darah tersebut tepat mengenai kain putih yang di dalamnya sudah ada helai rambut Yunifer.

Mereka kembali membaca mantra tanpa menyadari ada sesosok bertubuh besar dan menyeramkan sedang berdiri di pojok kamar. Sosok itu adalah Lucifer yang masih memantau mereka sedang melakukan hal-hal kotor tersebut.

"Apa yang kalian lakukan?" Suara Lucifer mulai menggema di ruangan tersebut.

Mutia dapat dengan jelas mendengar suara misterius tersebut menggema di seluruh ruangan sehingga membuat gadis itu sedikit keheranan.

"Sebaiknya kita cepat-cepat menyelesaikan mantra ini," ujar Mutia.

"Baiklah."

Mereka berdua mulai membaca mantra yang terdengar tidak asing di telinga Lucifer. Mantra yang begitu dikenali oleh iblis tersebut, mantra itu adalah mantra yang digunakan untuk membunuh seseorang. Hanya orang yang memiliki dendam yang begitu besar yang mampu membuat mantra milik Lucifer itu berfungsi dengan baik.

"Seberapa besar dendam yang dia miliki?" gumam Lucifer.

Lebih terkejutnya lagi Lucifer melihat ada begitu banyak patung iblis di dalam ruangan tersebut. Namun, patung yang paling banyak adalah patung milik iblis Lucifer yang berwana merah darah. Sungguh penampakan tersebut mampu membuat Lucifer tidak percaya.

"सर लूसिफ़ेर कृपया हमें आशीर्वाद दें," ujar Mutia.
(Tuan Lucifer tolong restui kami)

Mendengar doa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Hindi membuat Lucifer benar-benar merasa sangat marah dengan tindakan mereka yang seenaknya saja.

Lucifer juga dapat melihat dengan jelas ada lukisan Yunifer yang sudah dihiasi dengan darah hewan. Ritual yang dilakukan oleh kedua gadis itu adalah ritual yang sangat berbahaya sehingga bagi siapapun yang terkena sihir tersebut akan meninggal dunia.

Lebih parahnya lagi, kedua gadis itu bukan hanya menyembah iblis Lucifer tetapi juga menyembah iblis-iblis kuat seperti iblis Mammon, Leviantha dan Amon. Patung ketiga iblis itu ada juga di dalam rumah tersebut.

"Di sana Yunifer tersiksa layaknya orang yang hampir mati, sedangkan kalian di sini menikmati mantra-mantra yang aku buat demi mencelakai gadis itu? Aku benar-benar tidak akan mengampuni kalian," gumam Lucifer.

Lucifer memperlihatkan wujudnya yang terlihat sangat menyeramkan. Tubuhnya yang kekar dan berotot serta sayap berwarna merah. Ciri-ciri tersebut benar-benar akan membuat siapapun ketakutan dan merasa ngeri jika melihatnya.

"Uhuk!" Tiba-tiba Mutia memuntahkan darah seolah-olah ada seseorang yang mencoba untuk melawan ilmu hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uhuk!" Tiba-tiba Mutia memuntahkan darah seolah-olah ada seseorang yang mencoba untuk melawan ilmu hitamnya.

Grasella merasa terkejut ketika melihat ada sosok yang begitu menyeramkan berdiri di hadapan mereka saat ini. Sosok iblis yang sangat menyeramkan sampai-sampai membuat gadis itu tidak dapat berbicara lagi.

"Kenapa ketakutan begitu? Bukankah aku adalah Tuhan kalian sekarang? Sembahlah aku!" Suara Lucifer terdengar begitu lantang sehingga menggema di ruangan tersebut.

"Lagipula aku belum menunjukkan wujudku yang sesungguhnya, kenapa ketakutan begitu?" ujar Lucifer lagi.

"Monster jenis apa itu?" Grasella mengucapkan kalimat tersebut karena tidak tahu bahwa iblis yang kini berdiri di hadapannya adalah iblis Lucifer, iblis yang sedang mereka sembah.

"Jangan berpura-pura tidak tahu, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya. Grasella si gadis suci!" Lucifer mendekati Grasella kemudian menyentuh pipi gadis itu menggunakan kuku-kukunya yang sangat hitam dan panjang.

"Jangan menyebutku dengan sebutan monster, bukankah mantra yang kalian pakai ini adalah mantra milikku!" Lucifer beralih menjambak rambut Grasella sehingga membuat gadis itu tidak dapat berkutik.

* * *

Bersambung.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang