Bab 52. Sisik Alaric bisa hilang?

28.7K 2.4K 111
                                    

Note : VOTE SEBELUM MEMBACA AGAR AKU UPDATE SETIAP HARI

* * *

Tiga Hari Kemudian.

Kini sudah tidak ada gangguan sama sekali. Keadaan Yunifer sudah membaik, gadis itu sudah rajin-rajin pergi ke kuil untuk berdoa agar mendapatkan pengampunan dari dewa.

Seperti sekarang ini, Yunifer sedang berada di kuil untuk berdoa.

"Inilah pengorbananku untuk Alaric, aku meminta agar dewa selalu memberkati kami berdua. Tolong ampuni segala dosa-dosa di masa lalu yang sudah aku perbuat," gumam Yunifer.

Setelah selesai dengan urusan berdoa, Yunifer berdiri untuk segera pergi ke kereta kuda. Namun, tiba-tiba Grasella datang menemuinya.

"Sudah lama kita tidak bertemu. Saya sudah dengar semuanya, saya memberi hormat kepada Yang Mulia Ratu kerajaan ini." Grasella membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan.

Yunifer tersenyum ketika melihat gadis itu. Sungguh kecantikan Grasella tidak berkurang malahan kecantikan semakin terpancar. Yunifer menyentuh perutnya kemudian berjalan mendekati Grasella.

"Aku sedang hamil dan aku berharap wajahnya bisa secantik Lady Grasella," ujar Yunifer sembari menunduk ke bawah, ia melihat ke arah perutnya.

Grasella yang mendengar kabar bahagia itu langsung tersenyum dengan wajah yang terlihat begitu sangat bahagia. Ia menyentuh perut Yunifer.

"Saya ikut bahagia Yang Mulia Ratu, saya akan berdoa selalu kepada Dewa agar anda selalu diberikan kesehatan setiap harinya," ujar Grasella.

"Wah, sepertinya aku akan sehat selalu jika mendapatkan restu dari lady yang jelas-jelas sangat suci," ujar Yunifer.

"Yang Mulia Ratu ini bisa saja. Kedatangan saya ke sini untuk membahas sesuatu yang penting. Semalam saya mendapatkan wahyu dari dewa," bisik Grasella.

"Mari bicarakan ini di tempat yang sepi!" ajak Yunifer.

Mereka berdua pun segera pergi ke tempat sepi, tepatnya di taman kuil karena di sana suasananya memang sedang sepi. Grasella mulai menarik napas panjang kemudian mulai menceritakan semuanya.

"Wahyu dewa semalam benar-benar terasa sangat nyata, sepertinya sisik Yang Mulia bisa hilang," jelas Grasella.

"Bagaimana caranya?" tanya Yunifer dengan begitu penasaran.

Grasella mulai menjelaskan tentang Wahyu dewa kepada Yunifer. Jelas sekali Grasella mulai mengarang bebas mengenai wahyu dari dewa yang jelas-jelas tidak ia terima.

Grasella memang sering menerima Wahyu dewa karena kesucian yang ia miliki. Sejak umurnya yang kesepuluh tahun, ia sudah mulai menerima Wahyu dari dewa karena jiwanya benar-benar sangat bersih dulu tetapi sekarang? Entahlah, mungkin sekarang Grasella hanya mengarang bebas.

* * *

Malam harinya, Yunifer sedang menyisir rambutnya di depan kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya, Yunifer sedang menyisir rambutnya di depan kaca. Kini pikirannya benar-benar sangat kosong, seolah-olah ada sesuatu yang menjanggal pikirannya.

"Yang Mulia Ratu!" Tiba-tiba terdengar suara pelayan yang membuka pintu kamar gadis itu dengan kasar.

"Ada yang aneh dengan Yang Mulia!" pekik Pelayan itu.

Yunifer bergegas menaruh sisirnya kembali kemudian bergegas mengikuti pelayan. Mereka sampai di ruang tamu dan mendapati Alaric sudah terbaring lemas, kini sisik-sisik itu sudah memenuhi seluruh tubuh Alaric.

Kedua kaki Yunifer terasa sangat lemas, sisik itu tumbuh di seluruh tubuh Alaric sehingga tidak ada kulit mulus lagi yang tersisa.

"Bantu aku bawa Yang Mulia ke kamar dan yang lain panggilkan pendeta!" perintah Yunifer.

"Rahasiakan kejadian ini dari semua orang!" perintah Yunifer.

Yunifer dibantu oleh pelayan untuk membawa Alaric ke kamar. Tubuh pria itu dibaringkan di atas kasur. Kemudian beberapa pelayan mulai mencoba untuk meracik obat-obatan dari tanaman herbal.

Beberapa menit kemudian, pendeta mulai datang kemudian mulai memeriksa keadaan Alaric.

"Saya baru menemukan penyakit langkah yang seperti ini, sepertinya saya agak kesulitan di sini," jelas Pendeta.

Wajar saja bila pendeta berbicara seperti itu karena memang kondisi yang dialami oleh Alaric sekarang ini hanya dialami oleh dua orang saja di kekaisaran ini. Saat ini Yunifer mulai menyalahkan dirinya sendiri karena sudah ikut campur dalam kehidupan Grasella dan Alaric.

Yunifer benar-benar membawa pengaruh buruk bagi kondisi Alaric. Gadis itu sangat takut jika ramalan di masa depannya akan terjadi sekarang ini, ia sangat takut.

"Sisik ini akan terasa sangat sakit sampai-sampai Yang Mulia mungkin akan berteriak kesakitan sepanjang malam," ujar Pendeta.

Yunifer duduk di pinggir kasur kemudian memegang telapak tangan Alaric yang sudah dipenuhi dengan sisik tanpa rasa jijik sedikitpun. Pendeta saja sudah merasa jijik dengan sisik di tubuh Alaric, begitupun juga dengan para pelayan yng tidak berani menyentuh tubuh Alaric.

"Apa rasanya sakit?" tanya Yunifer.

"Tolong bertahanlah, Yang Mulia." Kali ini Yunifer tidak dapat menyembunyikan rasa sakit di hatinya, ia mulai menangisi keadaan pria itu yang begitu terlihat mengenaskan.

"Apa menyakitkan?" Kali ini Yunifer bertanya sekali lagi dengan kedua telapak tangannya yang mulai gemetar.

Dengan sekuat tenaga Alaric menggelengkan kepalanya dengan pelan, menandakan bahwa rasanya tidak sakit sama sekali. Yunifer tahu sebenarnya bahwa rasanya sangat sakit.

Jari-jari Alaric mencoba untuk menuliskan sebuah kalimat di atas kasur. Yunifer mulai membaca setiap kata yang dituliskan dengan susah payah oleh Alaric.

"Tolong jangan menangis, hatiku sakit melihatmu menangis." Itu adalah kalimat yang dituliskan oleh Alaric.

"Bahkan di saat-saat seperti ini anda tidak ingin melihat saya menangis?" ujar Yunifer.

Yunifer segera memeluk erat tubuh Alaric tanpa rasa jijik sedikitpun. Gadis itu menangis tanpa mempedulikan permintaan dari Alaric tadi.

Yunifer mulai memikirkan penawaran Grasella tadi pagi. Gadis itu melepaskan pelukannya kemudian mengusap air matanya dengan kasar.

"Yang Mulia sudah banyak berkorban untuk saya, sekarang saya akan melakukan segala cara untuk menyembuhkan anda," ujar Yunifer.

* * *

Bersambung.

Tenang happy ending kok.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang