Bab 45. Cemburu.

30.8K 2.3K 230
                                    

Keesokan harinya ada seorang pria dengan sorban di kepalanya menghentikan kudanya ketika sudah sampai di sebuah istana. Pria berkulit kuning langsat, tubuh tinggi serta kekar memasuki area istana sembari membawa kudanya yang berwarna coklat.

"Assalamualaikum, saya adalah Pangeran dari Arab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum, saya adalah Pangeran dari Arab." Pria berkulit gelap itu mulai memperkenalkan diri kepada salah satu prajurit yang menjaga pintu istana.

"Apakah Tuan mempunyai bukti?"

"Nama saya Abdul Bin Al Jabar." Abdul memperlihatkan sebuah giok pada prajurit itu.

Wajar saja bila pangeran Arab itu mengunjungi istana Iceland karena kerajaan Arab dengan Iceland memang merupakan dua kerajaan yang saling menjalin kerjasama selama bertahun-tahun. Kerajaan Arab mengutus Abdul untuk berkunjung ke kerajaan Iceland sebagai bentuk perhatian.

Prajurit itu segera mengantarkan Abdul ke ruangan utama untuk segera bertemu dengan raja. Kedatangan Abdul sendiri karena ingin melihat dan menyapa raja serta mengucapkan ucapan selamat.

Hingga sampailah di hadapan raja. Abdul membungkukkan tubuhnya sebagai tanda memberi salam. Pria itu kembali berdiri tegak kemudian tidak sengaja melirik ke arah Yunifer.

Yunifer sedang duduk di samping Alaric. Gadis itu mengenakan gaun putih indah sehingga membuat wajahnya begitu cantik. Kecantikannya mampu mengundang tatapan dari Abdul.

"Apa di daerahmu tidak diajarkan sopan santun?" tegur Alaric ketika melihat Abdul dengan sengaja melirik ke arah Yunifer secara habis-habisan.

"Maafkan saya Yang Mulia. Perkenalkan nama saya Abdul Bin Al Jabar, saya merupakan pangeran Arab. Kedatangan saya ke sini ingin memberikan ucapan selamat kepada Yang Mulia," ujar Abdul sambil tersenyum.

"Benarkah? Baik sekali." Nada berbicara Alaric mampu membuat Abdul sedikit merasa tersindir.

"Aku terima ucapan selamat darimu, sekarang pulanglah!" perintah Alaric secara terang-terangan.

"Ternyata rumor itu benar adanya, kerajaan ini dipimpin oleh pria kasar sepertinya," batin Abdul.

"Tetapi kenapa ada wanita secantik itu yang mau menikahi monster, apa wanita itu sudah terkena sihir? Ataukah wanita itu hanya menginginkan hartanya saja? Dilihat-lihat, wanita itu sempat mencuri pandang ke arahku." Abdul membatin.

Abdul sedikit mengangkat kepalanya kemudian melirik ke arah Alaric. Kedua mata Abdul membulat sempurna ketika tidak sengaja melihat sosok bayangan hitam berada di belakang tubuh Alaric.

"Apa itu tadi?" Abdul buru-buru kembali menunduk sembari memegangi dadanya karena merasa sedikit terkejut.

"Terimakasih, Yang Mulia." Setelah mengucapkan itu, Abdul berbalik ke belakang hendak pergi meninggalkan istana.

"Bukankah seharusnya kita membiarkannya untuk menginap dulu, saya yakin perjalanannya melelahkan," ujar Yunifer.

"Tidak mungkin Yang Mulia mau menuruti perintah seorang gadis, menurut rumor yang beredar Yang Mulia adalah orang yang kasar." Abdul membatin.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang