Bab 21. Diobok-obok [15+]

76.7K 3.2K 238
                                    

Bagi yang belum berumur 15 tahun jangan baca part ini.

* * *

Alaric duduk di tubuh gadis itu dalam waktu yang cukup lama. Jari-jarinya mulai mengelus wajah gadis itu.

"Kau selalu cantik," gumam Alaric.

Sejujurnya Alaric merasa sedikit penasaran dengan bibir gadis itu. Bibir itu selalu mengomentari perilakunya jika melakukan kesalahan, ia merasa penasaran dengan bibir Yunifer.

"Apa yang terjadi pada bibirnya jika aku menyentuhnya?" gumam Alaric.

Dengan penuh penasaran Alaric memasukkan jari jempolnya ke dalam mulut Yunifer. Jari jempolnya bermain dengan sangat lihainya. Jari jempolnya mulai meraba dan bermain di area bibir dan gigi gadis itu.

"Eugh." Yunifer merasa tidak nyaman pada area bibirnya sehingga membuatnya mengerutkan keningnya.

Akibat rasa kantuk yang tidak bisa dikontrol lagi membuatnya malas untuk membuka mata, ia hanya menggeliat tak nyaman.

"Dia sangat manis dengan gaun tidurnya hingga aku ingin melahapnya hidup-hidup," gumam Alaric sambil tersenyum.

Bahkan kini Yunifer sudah menggeliat tak nyaman, tubuhnya sudah keringat dingin sehingga membuat tubuhnya lembab.

"Uhuk!" Yunifer terbatuk-batuk ketika merasakan rasa asin menyentuh lidahnya.

Namun, tetap saja gadis itu tidak sadarkan diri karena masih berada di bawah pengaruh obat. Jelas saja karena obat tidur yang telah gadis itu konsumsi sudah diberikan sihir iblis.

Alaric mengeluarkan jarinya kemudian mengganti posisi dengan berbaring di samping gadis itu. Kemudian kembali menyentuh bibir gadis itu. Seolah-olah jarinya tidak akan bosan bermain di bibir pink Yunifer.

Makin lama Alaric tidak bisa menahan diri untuk menerjang bibir gadis itu, ia tidak puas hanya dengan bermain dengan jarinya saja.

Dadanya terasa sangat terbakar ketika melihat bibir Yunifer yang semakin basah.

Chup!

Akibat tidak dapat menahan dirinya lagi Alaric melumat bibir gadis itu dengan sedikit brutal sehingga membuat Yunifer menggeliat tak karuan.

Alaric tidak perduli dengan Yunifer yang terus saja menggeliat tak karuan karena merasa tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alaric tidak perduli dengan Yunifer yang terus saja menggeliat tak karuan karena merasa tidak nyaman. Bahkan ketika Yunifer terlihat kehabisan napas Alaric tidak memperdulikannya sama sekali.

Alaric berjanji pada dirinya sendiri bahwa mereka hanya akan sebatas ciuman saja karena pria itu hanya ingin menuntaskan rasa penasarannya.

* * *

Kini sudah memasuki waktu tengah malam dan Deric masih sibuk dengan kertas menumpuk yang berada di atas mejanya.

Lelaki itu memijat pelipisnya yang terasa sakit akibat terlalu banyak begadang.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang