Bab 19. Alaric Sakit.

52.5K 3.9K 355
                                        

Alhasil Yunifer dan Alaric segera pulang tanpa meminta izin kepada Raja. Sesampainya di istana Shapirra, Yunifer mulai memasak makan malam karena di pesta tadi mereka tidak sempat makan.

Alaric terlihat sedang membaca buku sambil duduk tenang di meja makan. Setelah membuat makanan, Yunifer segera menyajikan makanan tersebut di atas meja.

"Kenapa raut wajah Yunifer murung? Yunifer masih marah ya karena aku membuat tangan Yunifer jadi merah?" tanya Alaric

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa raut wajah Yunifer murung? Yunifer masih marah ya karena aku membuat tangan Yunifer jadi merah?" tanya Alaric.

"Tidak, tidak! Bukan seperti itu, saya ingin mengambil cuti," sahut Yunifer.

"Aku tidak bisa berdiam diri seperti orang bodoh, aku harus cepat-cepat menyelesaikan misiku kemudian kembali ke kampung halaman. Aku setidaknya harus mencari tahu bagaimana caranya menyembuhkan kutukan Alaric tanpa bantuan Grasella," batin Yunifer.

Mendengar ucapan tersebut membuat Alaric tersenyum lebar.

"Kalau begitu besok Yunifer istirahat saja di kamar dan biar aku saja yang mengerjakan pekerjaan rumah," ujar Alaric dengan penuh semangat.

"Saya ingin kembali ke kampung halaman, saya ingin cuti di sana," jelas Yunifer.

Seketika ekspresi Alaric yang tadinya bahagia kini berubah menjadi ekspresi datar, kali ini ia tidak bisa menyembunyikan rasa tidak suka dari wajahnya.

"Kalau begitu aku ikut Yunifer saja," ujar Alaric dengan ekspresi yang agak tidak mengenakkan untuk dilihat.

"Saya tidak akan lama, saya hanya ingin cuti selama dua minggu," ujar Yunifer.

"Kenapa aku tidak boleh ikut?" tanya Alaric.

"Bukannya saya tidak ingin anda ikut tetapi saya ingin menghabiskan waktu seorang diri," sahut Yunifer.

Detik berikutnya Alaric tidak berbicara lagi, ia mulai makan tanpa mengeluarkan suara dan tidak menoleh ke arah gadis itu sejak di meja makan. Suasananya menjadi sangat hening sehingga suara burung di luar bisa terdengar.

Setelah selesai makan malam, Alaric berdiri dari duduknya dengan ekspresi wajah yang tampak sedih.

"Anda merajuk?" tanya Yunifer.

Alaric hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban kemudian pergi begitu saja. Yunifer segera membereskan piring kemudian memasukki kamar Alaric. Terlihat jelas pria itu sedang membaca buku sambil bersandar di ujung ranjang.

Yunifer duduk di pinggir kasur kemudian merebut buku di tangan Alaric.

"Sejak kapan anda suka membaca?" Yunifer menaruh buku tersebut di atas meja.

"Aku ingin tidur." Alaric berbaring kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh wajahnya.

Yunifer tidak tahu caranya membujuk pria itu, alhasil ia memilih untuk keluar kamar dan membereskan pakaiannya karena ia akan pulang ke kampung halaman.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang