Bab 26. Yunifer kembali.

34.6K 2.9K 133
                                    

Bantal menjadi basah akibat air mata dan keringat, bukan hanya bantal yang ikut basah tetapi selimut pun ikut kena imbasnya. Semalam menangis berjam-jam bukanlah waktu yang singkat.

Kini sudah waktunya bagi matahari untuk menampakkan dirinya di atas langit. Sinarnya mampu menembus gorden hitam yang menghiasi jendela kamar.

Seorang pria sedang tidur dengan nyayak dengan bantal dan selimutnya yang kini sudah basah. Pria itu adalah Alaric yang menangis semalam karena merindukan kehadiran Yunifer di sisinya.

Alaric merasakan ada rambut panjang yang bergerak menyentuh wajahnya, awalnya pria itu merasa bahwa ada hewan yang naik ke atas wajahnya.

"Ini bukan seperti hewan, ini rambut wanita," batin Alaric.

"Apa aku halusinasi lagi?" batin Alaric.

Alaric merasa tidak nyaman ketika ujung rambut seseorang mulai menggelitik wajahnya. Pria itu jadi mengingat Yunifer.

"Ini halusinasi lagi ya? Apa aku sehancur itu?" Alaric menelan salivanya dengan kasar kemudian memaksa dirinya untuk kembali tidur.

Alaric kembali tidur dengan nyenyak. Namun, seseorang memasang ekspresi agak marah ketika melihat respon pria itu yang biasa saja.

"Apa Alaric menggila semalam hingga membunuh pelayan? Apa dia sehancur itu? Berapa lama aku tertidur? Sebenarnya, apa yang terjadi?" Yunifer memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit.

Yunifer segera beranjak dari kasur kemudian membersihkan diri setelah itu mengganti pakaiannya.

Gadis itu mengambil gaun hitam untuk dikenakan kemudian membiarkan rambut hitamnya terurai panjang.

Setelah selesai berganti pakaian, gadis itu segera kembali naik ke atas ranjang untuk membangunkan Alaric

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai berganti pakaian, gadis itu segera kembali naik ke atas ranjang untuk membangunkan Alaric.

"Yang Mulia? Apakah anda masih ingin tidur lagi?" Yunifer mengguncangkan tubuh Alaric dengan pelan.

Namun, bukannya membuka mata Alaric malah kembali menangis dalam keadaan mata tertutup.

"Apa anda mimpi buruk? Kenapa anda tiba-tiba menangis?" Yunifer sedikit panik.

"Tolong biarkan aku sendiri, tolong jangan ganggu aku. Aku benar-benar lelah sekarang, aku tidak ingin membunuh orang lagi," ujar Alaric dengan suara yang terdengar amat serak.

"Yang Mulia!" Yunifer menarik kerah baju Alaric agar segera bangun.

Perlakuan tersebut membuat Alaric membuka kedua matanya secara sempurna. Pria itu terkejut bukan main ketika melihat wajah Yunifer ada di depannya.

Alaric memasang ekspresi melongo, bibirnya sedikit terbuka dan matanya menatap kosong ke arah wajah Yunifer.

"Katakan pada saya apakah anda membunuh orang?" tanya Yunifer.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang