Bab 14. Alaric Muka Dua.

45.1K 3.8K 299
                                    

Author POV.

Yunifer baru mengetahui bahwa Grasella ditemukan tidak sadarkan diri di istana Shapirra, kini dirinya telah menjadi tersangka utama karena merupakan pelayan putra mahkota.

"Ikuti aku!"

Yunifer merasakan sakit luar biasa pada tangannya ketika prajurit itu terus menariknya ke ruangan bawah tanah, namun tiba-tiba suara seseorang terdengar di belakang sana.

"Berhenti! Yang mulia memanggil gadis itu, lepaskan dia!" perintah salah satu prajurit.

Tangan Yunifer langsung dilepaskan kemudian gadis itu ditarik paksa untuk berjalan. Mereka sampai di ruangan raja, gadis itu dipaksa masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Alaric sudah menceritakan semuanya padaku, kenapa kau tidak jujur padaku?!" bentak Deric pada Yunifer.

Yunifer hanya diam dengan tatapan kosong, ia mencoba untuk mencerna keadaan sekarang ini. Pikirannya sangat kalut dan tidak tahu harus mengucapkan apa.

"Apa maksud Yang Mulia? Saya sama sekali tidak mengerti, mohon maafkan saya," sahut Yunifer.

"Grasella menyakiti Alaric, kenapa kau tidak menjaga Alaric dengan benar?!" bentak Deric.

Deg!

Seketika Yunifer terkejut ketika mendengarnya, menurut masa depan yang ia baca, sama sekali tidak ada adegan di mana Grasella akan menyakiti Alaric.

"Apa masa depan sudah berubah?" batin Yunifer sembari meremas gaunnya.

"Grasella sampai melukai tangan Alaric!" ujar Deric.

"Bagaimana mungkin Grasella berbuat seperti itu? Aku tidak mungkin salah meramalkan masa depan," batin Yunifer.

"Mungkin ada kekeliruan di sini, putri tidak mungkin melakukan hal itu---" Ucapan Yunifer disela oleh Deric.

"Berani sekali kau membela Grasella yang sudah jelas-jelas salah!" sela Deric.

"Jika masa depan sudah berubah, berarti waktu kematianku juga sudah berubah. Bagaimana jika kematianku semakin dekat? Alaric adalah seorang monster tapi ini belum saatnya untuk kekuatan Alaric bangkit, sebaiknya aku tenang saja. Tenang Yunifer, tenang," batin Yunifer.

"Yunifer!" Alaric segera berlari ke arah Yunifer.

Alaric mengandeng tangan Yunifer dengan sangat erat, seketika gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Terimakasih sudah membebaskan Yunifer ayah, saya dan Yunifer akan kembali ke istana Shapirra. Saya takut kehadiran saya menganggu orang-orang karena wajah saya yang tampak menjijikan," ujar Alaric.

"Bahkan anak ini masih memikirkan orang-orang di sekitarnya, kenapa aku begitu tega memindahkannya di istana terkutuk? Aku benar-benar bukan manusia," batin Deric.

"Terimakasih banyak ayah, saya sangat berterimakasih." Alaric membungkukkan tubuhnya berkali-kali sebagai tanda berterima kasih.

"Dia sampai berterima kasih padaku berkali-kali, aku benar-benar malu," batin Deric.

"Sebaiknya kau tinggal dulu di sini beberapa menit," pinta Deric.

"Tidak, Ayah. Saya cukup sadar diri, saya tidak ingin menganggu pekerjaan ayah. Ah, maafkan saya karena sudah memanggil anda dengan sebutan ayah---" Ucapan Alaric disela.

"Tidak, kau bisa memanggilku ayah. Itu sudah kewajibanmu," sela Deric.

"Sekali lagi terimakasih banyak," ujar Alaric.

Setelah itu, Alaric dan Yunifer segera meninggalkan ruangan tersebut. Sedangkan Deric meremas kuat kertas yang ada di tangannya dengan dadanya yang sesak.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang