Sembilan Bulan Kemudian .…
Kini sudah waktunya bagi Yunifer udah segera melahirkan. Di sinilah Yunifer dan Alaric berada, mereka sedang berada di dalam kamar sembari menunggu seorang wanita yang akan membantunya untuk melewati masa-masa persalinan.
"Apa menyakitkan?" tanya Alaric.
"Kau sudah menanyakan pertanyaan yang sama sebanyak seratus kali, apa kau tidak mempunyai pertanyaan lain?" Yunifer sedikit tersenyum.
Alaric baru menyadari jika ia sudah menanyakan pertanyaan yang berulang sejak tadi sehingga membuat gadis itu lelah untuk mengatakan kata tidak sendari tadi.
"Ke mana sebenarnya wanita itu? Kenapa lama sekali?!" ujar Alaric dengan ekspresi kesal di wajahnya.
"Sabar saja Yang Mulia, tidak semua orang bisa datang dengan cepat. Kau baru memanggilnya satu detik yang lalu, jadi wajar saja bila dia belum datang," ujar Yunifer.
Alaric benar-benar merasa sangat panik, bahkan kini kedua telapak tangannya sudah sangat dingin akibat merasa grogi sekaligus takut setengah mati.
"Aku harap dia cepat datang," gumam Alaric.
Tiba-tiba seorang wanita datang dengan perlengkapan yang lengkap untuk membantu persalinan Yunifer. Ada juga beberapa pelayan yang datang ke tempat tersebut untuk ikut membantu persalinan dari Yunifer.
* * *
Setelah persalinan selesai, terdengarlah suara bayi yang memenuhi ruangan tersebut. Alaric yang sejak tadi tidak mau keluar dari ruangan tersebut dapat melihat dengan jelas bayinya yang kini sedang menangis.
"Kenapa dia kecil sekali?" tanya Alaric.
Bugh!
Yunifer memukul pelan lengan pria itu karena sudah berbicara sembarang.
"Kau ingin menamai malaikat kecil itu apa?" tanya Yunifer.
Alaric terlihat berpikir kemudian mengecup sejenak pipi gadis itu sehingga membuat Yunifer benar-benar merasa sangat kesal.
"Kau saja karena kau yang lebih pantas menamainya, aku akan mengikuti kemauanmu," sahut Alaric.
Yunifer tersenyum ketika mendengar perkataan dari Alaric. Gadis itu akan menamai anaknya dengan nama yang tidak akan diduga oleh suaminya sendiri.
"Harry," ujar Yunifer.
"Pangeran Vampir?" Alaric merasa sangat cemburu ketika istrinya malah memilih nama pria lain yang masih hidup.
"Kalau begitu namanya Alaric saja," ujar Alaric dengan ekspresi cemberut.
Yunifer sedikit tertawa ketika mendengar permintaan pria itu. Gadis itu sengaja memakai nama tersebut karena ia merasa sangat bersalah di masa lalu.
"Aku benar-benar memperlakukan pria itu dengan tidak baik, aku benar-benar merasa sangat bersalah," ujar Yunifer.
"Jika tidak ada dia, maka kita tidak akan pernah bertemu," ujar Yunifer.
"Baiklah, terserah kau saja." Alaric beralih menggengam telapak tangan Yunifer.
"Di manapun ia berada, semoga ia hidup bahagia dan mendapatkan cintanya," gumam Yunifer.
* * *
Kini Harry sedang berada di tengah hutan sembari memanah sebuah burung yang berada di atas pohon. Ia benar-benar sangat fokus untuk memanah burung tersebut.
"Hentikan!" Tiba-tiba ada seorang gadis yang baru berusia lima belas tahun berteriak ketika melihat Harry hendak memanah seekor burung.
"Jangan bunuh burung yang ada di hutan Utara ini!" bentak gadis itu.
Harry menghentikan aksinya kemudian turun dari kuda untuk menghampiri gadis pendek itu. Pria itu sedikit terkekeh ketika melihat ukuran gadis itu yang terlalu pendek.
"Apa kau memang sependek ini?" tanya Harry.
"Jangan berbicara seperti itu! Umurku sudah lima belas tahun, namaku adalah Lili, si gadis pintar yang mendapatkan nilai bagus di akademi!" ujar Lili dengan penuh percaya diri.
Lili merupakan gadis cantik bertubuh pendek, rambutnya berwarna pink, ia suka memakai bando kucing serta sifatnya yang pemberani mampu membuat seorang Harry merasa tertarik dengan pesonanya.
"Apa yang kau lakukan di tengah hutan?" tanya Harry.
"Aku ini pemberani, jadi wajar saja bila aku jalan-jalan ke hutan. Berapa umurmu?" tanya Lili.
"Umurku sudah ratusan tahun," sahut Harry.
"Hey, tidak mungkin pria muda sepertimu memiliki umur yang tua seperti itu, jika benar seharusnya kau sudah mati! Hahaha!" Lili tertawa sehingga memperlihatkan gigi taringnya yang sebelah kanan sudah ompong.
Harry menahan tawanya ketika menyaksikan dengan jelas gigi gadis itu yang sudah ompong padahal masih muda.
"Apa kau butuh gigi?" tanya Harry.
Lili yang merasa tersindir segera berbalik kemudian melangkah meninggalkan Harry. Melihat respon tersebut membuat Harry buru-buru mengikuti langkah gadis itu.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menghinamu. Kau tetap terlihat cantik," ujar Harry.
Harry tidak membiarkan gadis itu pergi karena kali ini ia akan mengejar seorang gadis secara ugal-ugalan.
"Baiklah, aku maafkan," ujar Lili.
"Apakah kita berteman sekarang?" tanya Harry.
Lili mengangguk dengan pasti. Kali ini Harry sudah menemukan pasangan yang cocok dengannya, pria itu tidak akan melepaskan gadis itu dengan mudah.
* * *
Ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Tyrant [END]
Teen Fiction"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pangeran Alaric adalah manusia setengah monster, ditubuhnya terdapat sisik naga hitam sehingga membuat s...
![Monster Tyrant [END]](https://img.wattpad.com/cover/282111635-64-k116558.jpg)