Anne benar-benar merasa tidak suka dengan perkataan dari Yunifer. Perkataan dari gadis yang kini sudah memiliki rambut merah itu terdengar begitu sombong sehingga mengundang tatapan benci.
Sedangkan Yunifer berusaha keras untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan ketika Alaric dengan sengaja berjongkok ke arahnya agar mereka berdua saling bertatapan.
"Seperti yang saya bilang tadi, bahwa tidak seharusnya pelayan dihukum karena kesalahan yang kecil seperti sekarang ini," ujar Yunifer.
Bukanya menampilkan ekspresi setuju, Alaric malah menyeringai kemudian kembali berdiri tegak. Respon tersebut membuat Yunifer sedikit merasa lega.
"Kesalahan kecil apa?" tanya Alaric.
Yunifer kehabisan kata-kata lagi untuk mengeluarkan kalimat pembelaannya, ia terlalu takut identitasnya akan terbongkar.
"Kenapa dia terus menyudutkanku? Seolah-olah dia ingin aku terus berbicara," batin Yunifer.
"Apakah Yang Mulia pura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu? Saya rasa perkataan saya ini mudah untuk dicerna bagi siapapun," ujar Yunifer.
"Hentikan hukuman pelayan itu!" perintah Alaric pada Anne.
Anne mematuhi perintah tersebut kemudian berdiri agak jauh dari pelayan itu.
"Kau mengingatkan aku pada seseorang, apa tidak ada kebenaran yang ingin kau katakan padaku?" tanya Alaric.
Yunifer langsung diam ketika mendengar kalimat tersebut, ia mulai meremas ujung gaunnya karena bingung harus berbicara seperti apa.
"Sebaiknya kita perlu menutup pintu jalan keluar di istana ini. Tutup semua jalan keluar yang ada!" perintah Alaric pada pelayannya.
"Kenapa?" tanya Yunifer dengan ekspresi yang agak panik.
"Kenapa takut begitu? Aku hanya takut kau adalah mata-mata yang dikirimkan oleh musuhku, jadi aku tidak akan membiarkanmu pergi," sahut Alaric.
"Tidak, saya tidak takut," sahut Yunifer.
"Garis tangan yang kau miliki juga mengingatkan aku dengan seseorang." Alaric mencengkram kuat telapak tangan Yunifer, jari telunjuk pria itu bermain kasar di atas telapak tangan Yunifer.
Alaric yakin seratus persen bahwa gadis yang kini telah berdiri di hadapannya adalah seorang Yunifer, si penyihir hitam yang melarikan diri enam tahun yang lalu.
"Yang Mulia, saya adalah Rossela!" Refleks Yunifer berteriak ketika Alaric tiba-tiba beralih mencengkram pinggangnya.
Telapak tangan Alaric mencengkram pinggang Yunifer sehingga membuat gadis itu terkejut bukan main.
Alaric menghentikan aksinya kemudian memundurkan langkahnya ke belakang. Pria itu lagi-lagi menyeringai sehingga membuat Yunifer merasa bingung.
"Kurung gadis itu di dalam kamar! Jangan biarkan dia keluar sampai aku mengizinkannya keluar!" perintah Alaric.
Walaupun Alaric sudah yakin bahwa gadis itu adalah Yunifer. Pria itu masih sedikit ragu dengan pendapatnya karena bisa saja hanya suara dan aroma tubuhnya yang sama.
Untuk berjaga-jaga Alaric akan mengurung gadis itu dulu kemudian menyelidiki kebenarannya.
Anne segera menarik paksa tangan Yunifer untuk dibawa masuk ke dalam sebuah kamar. Yunifer hanya pasrah karena jika ia melawan, ia tidak akan mendapatkan keuntungan apapun.
Namun, Anne berlaku licik. Anne memasukkan Yunifer ke dalam kamar tempat penumbalan para gadis. Anne berencana untuk menjadikan Yunifer tumbal selanjutnya untuk meredakan kegilaan Alaric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Tyrant [END]
Novela Juvenil"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pangeran Alaric adalah manusia setengah monster, ditubuhnya terdapat sisik naga hitam sehingga membuat s...