Dipaksa menikah dengan seorang rentenir ternyata Fira justru mendapat anak dari si Rentenir.Sosok pria yang lembut pada dirinya namun sangat dingin pada orang lain, awalnya Fira berpikir kalau Suaminya itu juga sama kejam seperti mertua tapi ternyat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Episode 11
Berdiri di depan mobil sambil merentangkan kedua tangan seakan tidak akan membiarkan mobil sedan hitam itu melintas.
Angga tercengang dengan sikap Fira, ia pikir gadis itu sangat membenci Maulana hingga tidak membiarkan pria 30 tahun itu lewat dan masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam mobil Maulana menggelengkan kepala melihat tingkah Istrinya, bagaimana mungkin dirinya bisa melajukan mobil kalau gadis itu berdiri di depan mobil miliknya.
Pria bermata safir itu kembali membuka pintu mobil lalu turun, ia berjalan menghampiri gadis itu lalu mendudukkan diri di kap mobil, menatap sang gadis dengan senyum tertahan.
"Istriku, apakah kamu sedang melakukan adegan tabrak lari di sini?"
Angga terkejut mendengar Maulana memanggil Fira sebagai Istri, ia semakin tidak mengerti dengan kedua manusia itu.
Angga berjalan menghampiri Fira dan Maulana, menatap sepasang Suami Istri itu saling bergantian.
"Fir, kenapa Pak Ivan memanggil mu Istri?"
"Karena aku memang Istrinya," jawab Fira tanpa menoleh pada Angga.
"Ha?"
Angga sangat terkejut."Kenapa tadi kamu mengatakan kalau kalian bertunangan? Apakah kau menikah juga dipaksa? Apakah rumah ini juga akan dikembalikan padamu kalau kau setuju menikah dengannya?"
Fira sangat kesal dengan pertanyaan Angga, pria itu bertanya seperti kereta api, tidak putus-putusnya.
Ia pun menoleh pada Angga dengan mata mendelik galak."Aku memang terpaksa menikah! Tapi rumah ini adalah rumah Paman Maulana, bukan rumahku. Tadi aku berbohong padamu! Sudah, kau pulang saja!"
Angga syok."Wanita memang penuh tipu daya."
Dengan tanpa semangat, Angga meninggalkan Fira bersama Maulana. Ketika hendak naik ke atas motor, ia masih menatap gadis itu aneh."Kenapa aku bisa tertipu? Sudahlah, lebih baik aku pulang saja."
Maulana masih menatap geli Istrinya, gadis itu pasti sedang marah tapi ia sendiri tidak tahu apa yang membuat sang gadis marah.
"Kemari."
Maulana melambaikan tangan memberi isyarat pada sang gadis.
Perlahan Fira berjalan mendekati Maulana, ia berdiri di samping pria tersebut.
"Kenapa menghalangi jalan?" tanya Maulana lembut.
"Paman mau kemana?" tanya Fira tanpa berani menoleh pada sang Suami.
"Masuk ke dalam," jawab Maulana tidak mengerti arah pertanyaan gadis itu.
Fira kesal, ia pun membalikkan tubuh menatap sang Suami, pipi menggembung dengan bibir mengerucut.