Stefan menepati janjinya,ia tidak terlambat satu menit pun menjemput Andrea.
Jiwa kedisplinan tak hanya soal pekerjaan tapi juga waktu mendarah daging dalam dirinya.
Mobilnya terparkir cantik di dekat pintu keluar perusahaan Andrea sehingga saat Andrea keluar ia bisa melihatnya.
Stefan duduk di belakang kemudi sambil memakai masker dan kacamata hitam yang membuat ketampanannya bertambah.Setidaknya itu menurut pemikiran Andrea.
Andrea tidak sengaja melihat sikap Stefan saat memindahkan persneling,mengendalikan kemudi dengan satu tangan.Sungguh sangatlah keren di mata Andrea.
Stefan membelokkan mobilnya ke sebuah mini market yang menyediakan aneka buah juga.
"Yuk turun"ajaknya sambil membuka seatbelt yang di ikuti oleh Andrea.
Mereka berdua berjalan beriringan memasuki mini market,Stefan membeli buah pear dan apel untuk kakaknya juga tak lupa makanan kecil dan beberapa mainan untuk Alvin.Ia kuatir anak usia 2 tahun itu pasti kesakitan mendapat luka seperti itu setidaknya dengan bermain mungkin dia akan sedikit lupa dengan luka tubuhnya.
"Buat apa beli mainan sebanyak itu?ngga usah,Pak.."tolak Andrea saat ia melihat Stefan memasukkan banyak mainan ke dalam trolley.
"Untuk Alvin biar anak itu senang dan sedikit lupa dengan luka di tubuhnya"jawab Stefan santai lalu memasukkan anggur merah yang segar ke dalam keranjangnya "ayoo..kamu mau beli apa,ambil aja nanti aku yang bayar".
Andrea cuma memasukkan cemilan ke keranjangnya dan air mineral lalu Stefan membayarnya di kasir.
Banyak wanita yang menoleh melihat ketampanan wajah pria itu apalagi menilik dari pakaian dan penampilan pria itu sungguh bonafide.
Stefan menyodorkan satu kotak anggur merah yang ia beli ke Andrea "untukmu".
Andrea menoleh dan tidak sanggup berkata kata mendapat kotak anggur mahal itu.Stefan tahu benar yang ia mau.Tadi memang ia sempat melihat harga anggur kesukaannya itu tapi begitu melihat harga yang tertulis ia jadi mundur dan kembali meletakkan anggur itu.Rupanya Stefan melihat hal itu.
"Terima kasih,pak"ucap Andrea pelan sambil tersenyum lalu tanpa berpikir ia langsung membuka kotak itu dan memakannya dengan senang.
Stefan menoleh ke istrinya dan geleng geleng kepala melihat tingkah wanita itu tanpa sadar bibirnya melengkung ke atas.
"Oh ya,An,kamu jangan panggil aku pak...nanti semua orang heran"
"Lalu aku panggil apa dong?"
"Panggil mas aja"jawab Stefan sambil mulai mengemudikan mobilnya ke rumah sakit
Andrea bahkan tidak berhenti kagum pada suaminya saat ia tidak menemukan kakaknya di ruang rawat yang kemarin dan di ajak suaminya ke sebuah ruang vvip yang mewah yang membuat kakak dan keponakannya nyaman.
Stefan mengangguk pada kedua orang anak buahnya dan mereka berganti shift.Ada dua orang baru yang datang menggantikan tugas Bowo dan Mila serta orang yang berjaga di depan kamar rawat.
"Andrea,terima kasih untuk makan pagi dan siang nya yaa..kamu pasti menghabiskan uang banyak untuk membelinya karena kakak lihat tadi makanan itu dari resto ternama lullaby.."ujar kakaknya saat Andrea mengupas apel.
"Aku tidak pesan..."Andrea berhenti dan menoleh ke pria yang duduk di kursi dan sedang bermain dengan Alvin.
"Mas..kamu yang kirim?"
Stefan yang saat itu sedang merakit kereta bersama Alvin menoleh "iya"
Briana terharu melihat adik iparnya yang sangat perhatian dengannya dan juga anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...