Andrea menyenggol kakaknya saat ia melihat seorang pria berjas abu abu tampak memasuki restoran mereka dan tersenyum berjalan menghampirinya yang sedang berdiri di meja kasir karena Luana sedang pergi sama Ana beli kado untuk chef Ronald.
" Kak..kakak.." bisiknya pada Briana yang sedang menunduk fokus menata pesanan ayam goreng 150 box yang akan di ambil nanti sore.
" Apa, dek?" Tanya Briana sambil menoleh ke Andrea yang berdiri di sampingnya.
" Pak Dimas datang" bisik Andrea cepat karena Dimas sudah semakin dekat.
" Halo selamat siang, bu Andrea." Sapa Dimas sambil tersenyum sopan.
" Halo, Pak Dimas, apa kabar?"
" Kabar saya Alhamdulillah baik,bu." Jawab Dimas sopan sambil melirik Briana yang kini juga menatapnya.
" Panggil Andrea aja, pak, jangan Bu..kayak jauh banget gitu hubungannya kita ini."
" Oh baik, Andrea. Kalau gitu kamu panggil saya mas Dimas aja jangan pak..kan saya seumuran ama suami kamu." Ucap Dimas
" Oh siap, Mas Dimas. Gimana ini? Apa yang bisa saya bantu? Mau pesan makan atau mau ketemu kakak saya?" Goda Andrea yang membuat wajah Briana merona dan ia langsung menendang pelan kaki adiknya itu.
Dimas tersenyum malu malu memandang Briana yang wajahnya merah padam akibat godaan adiknya itu.
" Kalau mau ketemu kakak kamu boleh?" tanya Dimas lagi " saya berniat mengajak kakak kamu untuk lunch berdua."
" Oh boleh dong!" Sahut Andrea sambil tertawa menggoda.
Dimas tersenyum dan memandang Briana dengan pandangan penuh cinta. " Briana , boleh saya ajak kamu pergi sebentar saja berdua?"
" Em..Alvin gimana.."
" Udah titip ke aku aja,kak, kan Alvin lagi tidur di kamar sama Nathan dan juga ada Herma kok. Mereka aman sama aku kok, kakak pergi saja!"
Briana melirik adiknya yang senyum senyum menggoda. Sudah tahu ia akan menghindari Dimas dengan alasan Alvin eh malah adiknya yang nakal ini mengatakan hal sebaliknya.
" Udah sana kakak siap siap dulu! Nanti bawain kita oleh oleh loh yaa." Sahut Andrea sambil mendorong kakaknya untuk segera meninggalkan pekerjaannya.
" Tapi dek.."
" Udah ngga papa, kak! Biar itu aku dan teman teman yang kerjain, kakak buruan pergi sebelum Alvin bangun." Usir Andrea cepat cepat.
Briana berbalik dan mencuci tangannya sebentar lalu mengambil tasnya dan menghampiri Dimas yang sudah duduk menunggunya di meja paling ujung.
" Udah siap, sayang?" Tanya Dimas sambil memandang mesra wanita yang dua hari ini sudah mengganggu pikirannya terus menerus.
Briana mengangguk lalu Dimas mengajaknya menuju mobilnya yang sudah terparkir manis di halaman restoran. Dimas membukakan pintu dan menunggu Briana masuk baru ia menutupnya lalu ia berjalan ke seberang dan masuk melalui pintu satunya.
Briana begitu terpesona dengan sikap Dimas yang begitu meratukan seorang wanita. Sejak pertama kali ia mengenal Dimas, Dimas sudah memperlakukannya dengan baik.
" Kamu mau makan siang dimana, Sayang?" Tanya Dimas sambil melirik ke spion belakang, ia memundurkan mobilnya lalu melajukannya meninggalkan halaman resto Andrea.
" Uhm..terserah mas saja, aku nurut." Jawab Briana sambil menoleh. Ia melihat wajah Dimas begitu segar dan cerah hari ini, ia memakai setelan jas berwarna abu abu pas badan yang mencetak otot otot pada lengannya yang kokoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...