"Kak..gimana hari ini?"tanya Andrea setelah mereka sampai di apartemen dan selesai membersihkan diri.
Briana yang sedang merebus air menoleh ke adiknya dan tersenyum.
"Kakak buatkan jahe hangat ya,dek"ucapnya sambil mematikan kompor dan menyiapkan dua gelas untuknya dan untuk adeknya.
Andrea duduk di depan mini bar menunggu kakaknya menyiapkan jahe hangat untuk mereka berdua.Ia jadi teringat beberapa puluh tahun yang lalu saat mereka masih sama sama kecil,mereka akan duduk menunggu mama mereka menyiapkan susu untuk mereka.
Setiap malam sebelum mereka tidur,mama mereka akan menyiapkan segelas susu untuk masing masing anaknya dan juga untuk papa mereka.
Papa mereka dulu adalah pengusaha mebel di kota Surabaya sementara mama mereka hanya seorang ibu rumah tangga yang selain merawat dan mendidik anak juga menjadi admin di toko suaminya.
Andrea tersenyum saat mengingat mama mereka yang sangat menyayangi mereka.Mama mereka tidak pernah membeda bedakan antara Kakaknya dan dirinya.
Mereka mendidik Briana dan Andrea dengan sikap yang sama.Menghukum yang salah dan memberi reward untuk yang berprestasi.Mereka selalu mensupport apapun yang anak anak mereka lakukan.
"Kakak sama kayak mama"ucap Andrea sambil menatap kakaknya dengan mata berkaca kaca.
Briana menoleh dan tersenyum.Ia menyodorkan gelas yang berisi jahe untuk adiknya.
"Iya dulu kita selalu duduk menunggu dengan sabar mama menyiapkan susu untuk kita ya"sahut Briana.
Ia juga merindukan mama mereka.Ia merindukan orang tua mereka dan momen momen kebersamaan mereka saat mereka masih kecil.
Bahkan dulu ia selalu berdoa supaya ia memiliki suami seperti papa mereka yang setia dan menyayangi keluarganya namun ternyata suami yang ia pilih hanyalah seonggok sampah.Tapi ia bersyukur karena orang tua mereka telah memberikan Andrea untuk menemaninya sampai saat ini.
Adeknya adalah satu satunya harta yang ia punyai.Adek yang sangat menyayanginya seperti kakak kandungnya sendiri.
"Kapan kapan kita pergi menjenguk makam papa mama ya ka"ajak Andrea "aku rindu mereka"
Briana mengangguk "iya kita akan kesana ya,dek,udah lama banget kita gak jenguk papa mama"
"Nanti ya kak,setelah sidang kakak kelar"ucap Andrea "aku akan ajak Stefan juga nanti"
Briana mengangguk lalu ia menggenggam tangan adiknya dan mengusapnya halus.Ia memandangi tangan adik yang ada di genggamannya itu.
"Dek,terima kasih ya"ucapnya
"Terima kasih untuk apa?"
Briana tersenyum memandang Andrea "terima kasih telah datang ke dalam kehidupan kami,terima kasih telah datang dalam kehidupan kakak.Kakak tidak tahu apa yang akan kakak lakukan jika tidak ada kamu yang selalu support kakak."
"Aaaaa kakak pengen buat aku nangis dehhh"ujar Andrea sambil menutup matanya dengan sebelah tangan .
Briana tertawa lalu ia memeluk adiknya "ngga nyangka yah anak perempuan kecil yang selalu kakak sayangi sekarang udah segede ini,udah jadi istri orang juga"ucapnya
Andrea tertawa "iyaa...anak perempuan yang dulu kakak sekolahin juga walaupun kakak harus makan sehari cuma dua kali atau sekali aja udah segede ini,anak perempuan ini akan selalu menjaga kakak"ucapnya sambil menepuk dadanya dengan sombong membuat Briana tambah tertawa.
"Dasar anak nakal!"ucap Briana menirukan ucapan mamanya dulu saat Andrea atau Briana sedang menggoda sang ibu.
"Aku mau tidur sama kakak malam ini"ucap Andrea "aku kangen dulu saat kita tidur bersama di kasur sempit di kos kosan kita dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...