"Kak"panggil Andrea saat bersama dengan kakaknya di dapur,memasak untuk sarapan pagi ini.
"Ya,dek"jawab Briana sambil terus memeras santan dari kelapa asli.Mereka akan membuat opor ayam dan Briana tidak mau memakai bahan bahan instan karena katanya kurang mantap rasanya di lidah.
Dulu almarhumah mamanya juga memakai bahan bahan asli walaupun sedikit kerepotan di banding dengan memakai bahan instan yang tinggal tuang dan memang rasanya lebih mantap kalau pake bahan asli.
"Kemarin malam aku udah bicara ama mas Stefan soal panggilan dari pengadilan agama kakak.Kata mas Stefan dia ada kenalan pengacara yang akan membantu kakak supaya menang di pengadilan".
"Kakak ingin uang kakak kembali dan kalo soal Alvin sepertinya si Ardi tidak mau dengan anak itu"ucap Briana sambil tetap melakukan aktivitasnya.
"Terus gimana biaya pengacaranya,dek?"tanya Briana sambil meletakkan mangkok yang berisi santan itu dan mendekati adiknya.
"Kakak ada tabungan sedikit,kakak menabung sebagian dari uang pemberianmu dulu"
"Kata mas Stefan kakak nggak usah mikirin biayanya nanti dia yang urus"
"Kakak sungkan dengan suami kamu,kalian masih baru menjadi suami istri tapi Stefan sudah terlalu banyak membantu kakak selama ini".
"Kakak,jangan berkata seperti itu yang penting kakak segera bebas dari laki laki brengsek itu!"ucap Andrea "kita bisa memulai semuanya dari awal lagi,kak,dan nggak akan ada yang menyakiti kakak lagi"
Briana mengangguk sambil berkaca kaca ia memeluk adiknya dan menangis disana.
Harusnya sebagai kakak dia yang harus melindungi,menjaga dan mengayomi Andrea tapi sekarang Andrea lah yang selalu menjaga dan melindunginya bahkan menutup semua kekurangan biaya rumah tangganya selama ini.
"Jangan menangis,kak,aku cuma punya kakak seorang di dunia ini.Kakak yang dulu sudah merawat dan membesarkan aku ganti mama dan papa sekarang aku akan membantu dan melindungi kakak dari laki laki bajingan itu!"
Briana mengangguk dan mengusap air matanya "ayo kita masak lagi keburu Stefan bangun gak bisa sarapan"ucapnya
Andrea mengangguk "ini ayamnya udah aku rebus kak biar sedikit empuk"
"Sini biar kakak yang urus,kamu bangunin suami kamu aja lalu siap siap sana ke kantor"ucap Briana sambil mengambil alih masakan dan menyuruh adiknya untuk mandi.
"Oke,kak,aku mandi dulu ya"
"Iya sana.."
Briana yang memasak opor ayam dan merebus air untuk membuat teh.Nasi udah matang di rice cooker tinggal menunggu opornya saja.
Andrea membuka pintu kamar dan melihat ranjang sudah kosong,ia melirik ke kamar mandi masih terbuka berarti Stefan belum mandi lalu kemana suaminya berada?
Andrea berjalan ke balkon dan menemukan pria itu berdiri membelakanginya sambil menggenggam ponsel.Mungkin dia habis menelepon seseorang.
Andrea memeluk pinggangnya dari belakang dan menyandarkan kepalanya pada punggung lebar suaminya yang memakai kimono tidur berbahan dasar satin.
"Telepon siapa?"
Stefan menolehkan kepalanya dan melihat wajah cantik istrinya yang sedang miring menatapnya.
"Ada sedikit urusan kantor tadi"jawab Stefan sambil memutar badannya menghadap istrinya.piyama tidurnya yang cuma di ikat pada pinggang menyembulkan dadanya yang liat dan padat menggoda iman.
"Kok ngga bangunin aku?"bisik Stefan dengan suara serak khas bangun tidur,ia memeluk istrinya dan meletakkan tangannya pada pinggang istrinya yang ramping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...