Part 99

2.6K 235 6
                                    

Andrea di perbolehkan pulang hari ini membawa putra mereka dan Sedari pagi ibu muda itu sudah tidak sabar untuk menggendong anaknya dan membawanya pulang ke rumah.

"Mas,Kita pulang jam berapa?"tanya Andrea entah sudah ke berapa kalinya kepada suaminya.

"Sebentar,Sayang,tunggu pemeriksaan akhir dulu ya.Sabar ya,Sayang"sahut suaminya dengan sabar sambil membelai rambut istrinya.

"Tapi kok lama sekali,Mas"protes Andrea sambil memeluk pinggang suaminya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Stefan.

"Ya tunggulah sebentar dan kata mama,beliau juga ingin mengantarkanmu pulang juga"

Andrea mendongak dan menatap mata suaminya "Mama?Mama mau kesini?"tanya Andrea

"Iya,mama akan kesini.Mama Lina dan Mama Angela"jawab Stefan sambil tersenyum.

Andrea mengernyitkan dahi memandang suaminya.Yang benar mama mertuanya mau kemari?

Stefan tersenyum dan mencium dahi istrinya "Jangan mengerut begitu nanti kerutan di dahi mu akan bertambah"godanya.

Andrea mencebikkan bibirnya tapi tak urung ia kembali bertanya kepada suaminya itu.

"Mama kamu beneran mau kesini,mas?"tanya Andrea lagi.

"Iya,kemarin papa yang kesini karena mereka baru saja pulang dari Singapore dan mama masih jetlag"jawab Stefan sambil tersenyum.

Andrea mengangguk dan tersenyum "baiklah kalau begitu aku akan menunggu mereka datang"sahutnya.

Tentu saja ia senang ibu mertuanya datang menjenguk putra mereka.Tanpa Andrea tahu Stefan lah yang melakukannya dan meminta mamanya untuk datang untuk menghargai istrinya.

Stefan melangkah memasuki rumah orang tuanya dengan cepat sore ini setelah ia meminta tolong Briana untuk menjaga istrinya sebentar.

Ia melangkah menuju ke taman belakang,dimana ia melihat mamanya sedang duduk menata bunga di vas.Kebiasaan lama mamanya yang selalu mengisi vas di rumah dengan bunga segar setiap hari.

"Ma"panggilnya membuat mamanya menoleh dan tersenyum kepadanya.

"Stefan,mama senang kamu datang,nak"ujar mamanya sambil meletakkan gunting tanaman di meja dan memanggil asisten rumah tangganya untuk menyiapkan dua gelas teh chamomile untuk mereka.

Stefan duduk di hadapan mamanya lalu ia memandang mamanya dengan tenang dan pandangan datar.

"Mama tahu Stefan sangat menyayangi mama?"tanyanya "sejak dulu Stefan ingin sekali membahagiakan mama,mama tahu itu?"

Mamanya tersenyum dan mengangguk "tentu saja mama tahu,nak,kamu adalah putra kesayangan dan kebanggaan mama sebelum kamu harus menikah dengan perempuan itu".

Stefan diam saja,ia tetap menatap mamanya dengan pandangan dingin dan membuat mamanya sedikit bergidik ngeri melihat tatapan mata putranya itu yang seumur hidup tidak pernah ia lihat.

"Mama tahu Stefan sangat mencintai Andrea dan Stefan sangat bahagia menunggu kelahiran anak kami"

Mamanya membuang muka,ia tidak senang melihat kenyataan bahwa putranya mencintai anak tidak jelas itu dan sebentar lagi perempuan itu akan melahirkan bayi mereka.

"Kemarin beberapa hari yang lalu ada sekelompok preman yang membuat onar di restoran milik istriku itu dan membuat istriku terluka dan harus membuat anakku lahir sebelum waktunya"ucap Stefan memberi jeda pada ucapannya dan menatap ibunya dengan tajam.

Mamanya menatap Stefan dengan sedikit perasaan was was

"Lalu apa hubungannya hal itu dengan mama?kamu tidak berpikir mama kan yang mencelakakan wanita itu?"

Mendadak KawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang