Part 117

3K 243 34
                                    

" Sakit, tuann." Rintih Asih meringis menahan nyeri saat Ardi memaksa dirinya untuk melayani nafsunya kembali.

Malam itu ketika semua sudah tertidur, Ardi mengendap endap masuk ke kamar Asih dan langsung membekap mulut Asih.

Asih meronta ronta ketakutan, matanya terbelalak lebar melihat Majikan yang memperkosanya pagi tadi dan tidak berhenti menggagahinya sampai siang sudah berada di kamarnya lagi malam ini.

" Jangan berteriak atau saya robek mulut kamu! Lepaskan celana kamu sekarang!"

Asih menangis sambil menggeleng gelengkan kepalanya ketakutan.

" Lepaskan kata saya!!" Desis Ardi tidak sabaran, ia mendorong tubuh Asih kembali berbaring di ranjang dan ia menarik celana pendek milik Asih berikut celana dalamnya dan membuangnya ke lantai.

Ia melepas kimono tidurnya ternyata ia sudah tidak memakai apa apa lagi dengan kejantanan yang sudah mengeras. Ia membuka paha Asih lebar lebar.

" Jaanggannn,tuannn, saaya mohoonnn saakiittt, tuaannn." Asih menangis saat Ardi kembali memasukkan kejantanannya yang sudah mengeras itu ke dalam celah sempit milik Asih yang baru saja ia perawani tadi pagi.

" Sakitt, tuannn." Asih mencengkram sprei tempat tidurnya dan mendongak menahan nyeri saat pangkal pahanya kembali di paksa terbuka dan di masuki batang berurat  itu. Ia belum siap tapi Ardi mana peduli, dia membuka lipatan veggie Asih dan langsung melesakkan masuk kejantanannya membuat Arum tersentak kesakitan.

" Arggghhh...nikmaat sekali tubuh kamu, Asihhh, saya sukaaa...kamu juga suka kan dengan milik saya?"

Asih memalingkan mukanya sambil menangis terisak, ia tidak peduli lagi tubuhnya terhentak hentak seiring dorongan penuh nafsu majikannya menghujam liang kewanitaannya yang masih nyeri.

Ardi menyingkap penutup dada Asih dan langsung meremas bongkahan daging kenyal yang ada di sana. Meremas lalu menghisapnya dengan rakus membuat air mata Asih tambah deras mengalir.

" Akhhh...kenapa saya tidak memperawanin kamu sejak kamu datang kemari ya, Asih?? Tubuh kamu senikmat ini, saya suka sekali!"

" Akkhh..sakitt,tuannn." Rintih Asih menahan nyeri ketika Ardi menyetubuhinya dengan kasar.

" Apa salah saya,tuan? Kenapa tuan lakukan ini kepada saya? Kenapa tuan renggut keperawanan saya?" Tangis Asih pilu.

" Kamu hanya pembantu di rumah ini, kamu hanya babu!! Ngerti kamu babu!! Kamu beruntung bisa ngerasain kejantanan saya memperawanin kamu!! Di desa mana ada laki laki seganteng saya ha?? Kamu seharusnya bersyukur saya yang nikmatin keperawanan kamu! Karena kamu terima gaji dari istri saya jadi sepatutnya kamu juga melayani saya di atas ranjang!!"

" Tuan jahaat!"

" Kamu mau kasi keperawanan kamu yang nikmat ini ke siapa ha?? Pacar kamu di desa? Enak saja!!"

Ardi mengangkat satu kaki Asih dan menghujamnya makin dalam membuat Asih menjerit sakit. Liang kewanitaannya sampai memerah karena seharian di masuki oleh milik Ardi tanpa henti.

Ardi terus memacu tubuh lemah Asih dengan cepat tanpa perasaan, ia menyentuh, mencium dan menodai Asih dengan begitu kejam.

" Nikmat banget, Sih! Arrgghhhhhh" Ardi menghentak dengan cepat dan dalam lalu ia menarik dirinya sedikit lalu ia menghujam dengan cepat dan kuat ke dalam tubuh Asih membuat Asih menjerit kesakitan.

Ardi berhenti saat jam makan siang karena Arum akan pulang ke rumah tapi dia sudah mengancam Asih supaya tidak mengadu ke siapa siapa soal ia yang menidurinya ini.

Arum memperhatikan jalan Asih yang sedikit aneh siang ini, ia jalannya pun tertatih- tatih dan beberapa kali ia melihat Asih menggigit bibir menahan nyeri.

Mendadak KawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang