Briana membuka matanya perlahan lalu ia mengulurkan tangan hendak meraih ponselnya yang biasanya di nakas tapi setelah bergerak ke sana kemari ia tetap tidak mendapatkannya, ia langsung membuka matanya dan kaget ia tidak berada di dalam kamarnya yang biasa.
Briana tiba tiba teringat semalam ia habis bercinta dengan Dimas, ia langsung sontak terduduk di atas ranjang. Ia menunduk dan melihat tubuh polosnya hanya tertutup selimut sebatas dada saja.
Ia mengingat semalam saat Dimas menenangkannya..
" Apa aku sudah menyakitimu?"tanya Dimas ketika Briana menangis terisak setelah percintaan panas mereka.
Briana menggelengkan kepala, membelakangi Dimas. Ia sangat malu mengingat bagaimana tubuhnya merespon dengan baik setiap sentuhan Dimas dan membalasnya dengan sama sama panasnya.
" Aku malu, Mas." Jawab Briana lirih "Bagaimanapun kita tidak ada hubungan tapi aku dengan gampangnya menyerahkan diriku kepadamu, Mas".
Dimas tersenyum lalu ia memeluk tubh Briana dari belakang.
"Kamu tahu ngga, Sayang? Aku sangat menikmati hubungan kita tadi, penyatuan kita begitu indah asal kau tahu, kamu berhasil membuat aku melanggar prinsip kehidupanku."
Wajah Briana merona merah apalagi saat Dimas mengecupi punggungnya yang terbuka.
"Aku mencintaimu, Briana. Ini murni karena perasaan bukan nafsu walaupun aku tidak pungkiri aku benar benar terpuaskan olehmu tapi semua ini aku bisa lakukan karena aku mencintaimu."
" Selama enam tahun menduda, aku tidak pernah menyentuh wanita satu pun tapi malam ini melihatmu merasakan kamu begitu dekat denganku, aku seakan lupa diri".
" Ah semua laki laki sama alasannya seperti itu, Mas!"ucap Briana
" Aku bukan laki laki gampangan seperti itu, Briana. Aku akan buktikan kepadamu aku bisa menjadi suami yang baik dan berbeda dari mantan suami kamu yang brengsek itu!"
Briana membalik tubuhnya dan memandang Dimas, menelisik jauh ke dalam mata coklat milik pengacara muda itu.
" Aku masih takut, mas.."
Dimas meraih tangan Briana dan menggenggamnya lembut " aku temani, sayang.Aku akan membantumu dan menyakinkanmu bahwa kamu tidak akan pernah menyesal memilih untuk hidup bersamaku. Aku akan berusaha menjadi suami dan papa terbaik untuk anak anak kita Alvin ,Arumi dan masih banyak anak kita nanti."
Briana terdiam, ia tidak bisa berkata apapun lagi mendengar ucapan Dimas yang begitu yakin dan bersungguh sungguh.
Dimas tidak membiarkan Briana terlarut dalam keraguan lagi, ia merengkuh tubuh Polos Briana dan mencium bibirnya.
Dimas memagut bibir Briana dengan mesra dan penuh perasaan tidak seperti pertama tadi ia begitu menggebu. Untuk kali ini ia begitu lembut membuai Briana dengan ciuman dan usapan tangannya yang menyentuh titik titik sensitif di tubuh Briana.
Titik yang sudah lama terabaikan oleh mantan suaminya terdahulu. Dimas seolah membangkitkan hasrat terpendam dalam tubuh Briana.
Dimas begitu memuja dan memanjakan Briana membuat Briana melayang dan membuat Briana dengan sadar menyerahkan diri sepenuhnya ke Dimas.
Dimas kembali membawa Briana menuju ke nirwana dan membuat Briana menjerit memanggil namanya sehingga Dimas terpaksa harus membungkam mulutnya dengan ciuman supaya teriakan Briana tidak terdengar sampai ke kamar sebelah.
"Mass,,udah..udah..." Tolak Briana sambil menahan tubuh Dimas yang menyatu dengannya untuk berhenti.
"Psst...sekali lagi sayang...sekali lagi mas janji" jawab Dimas dengan suara parau dan pandangan mata yang masih berkabut gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...