"Lu,aku mau nanya pendapat kamu aja nih gimana kalo misal kita perluas kedai ayam goreng kita ini dan kita tambahi dengan beberapa menu baru yang berbeda dengan menu per"ayam"an kita?"
"Wah tentu saja aku setuju kayaknya kedai kita ini sudah tidak mampu menampung beberapa pelanggan lagi tapi kita mau perluas bagaimana,An?"
"Gini..kakak aku kan udah bercerai ni dengan suaminya dan ia ingin buka usaha kecil kecil an nah gimana kalo uang kakakku itu di tambahkan jadi modal kita untuk beli ruko atau kita perluas lah kedai ayam goreng kita dan kita tambahi beberapa menu baru?hasil penjualan akan kita bagi tiga bagaimana?"
Mata Luana berbinar "tentu saja aku setuju,An,aku juga akan menambah modal kita supaya kita bisa beli tempat yang lebih luas bagaimana?"
Andrea mengangguk "setuju ya kalo gitu?"
"Tentu saja,An,aku setuju dengan ide kamu itu"sahut Luana "kapan kita akan cari lokasinya?"
"Gimana kalo ruko sebelah kan itu di jual kan?kalo kita beli bagaimana terus kita jadikan satu dengan kedai kita?"
"Boleh"sahut Luana
"Nanti sore ya sepulang kantor aku ama kamu nemui pemilik ruko itu ya bagaimana?"
Luana mengangguk "aku setuju"
"Makasi ya Luana"
"Untuk?"
"Karena kamu mengijinkan kakakku bekerja di kedai kita dan setuju untuk menambah menu menu baru"
Luana tertawa "kalo untuk kemajuan usaha kita kenapa aku nggak setuju sih,An??aku sudah menganggap kamu sebagai saudara demikian juga kakak dan Alvin"
Andrea tersenyum "kalo gitu aku berangkat kantor dulu ya..Oiya mungkin nanti kakak aku akan datang siang ,ia ingin mencari rumah kecil kecilan untuk kakak dan Alvin"
"Lo emang kakak ngga tinggal sama kalian?"
"Kakak nggak mau tinggal serumah ama kita,ngga etis katanya dan saat aku diskusi kan dengan mas Stefan dia ajuin usulan itu memperluas usaha kita"
"Ciyeee..yang sekarang punya penasihat bisnis"goda Luana sambil tertawa membuat wajah Andrea bersemu merah
"Udah sana berangkat nanti kamu telat oh ya ini aku buatin kamu nasi goreng omelet kesukaan kamu buat bekal makan siang"
"Uuu...kamu so sweet banget sihhh"Andrea terharu melihat kebaikan sahabatnya ini.Ia memeluk Luana dengan erat "makasi ya Lu..."
"Sama sama,An,sana buruan berangkat"ucap Luana mengusir Andrea supaya ia tidak ikut ikutan menitikkan air mata seperti Andrea.
Ia sedikit sensitif kalo urusan hati.
Andrea berangkat ke kantor naik motor matic barunya sementara Briana mengajak anaknya mencari perumahan yang sederhana dan dekat dengan kedai.
Ia menemukan sebuah rumah sederhana yang minimalis dan cantik,ia sudah lama menyukai rumah minimalis ini dan berharap rumah itu bisa ia beli.
Ia menemui sang pemilik dan ia melihat ke dalam.Rumah itu benar benar minimalis tapi sangat bersih dan cantik.Di lengkapi dengan dua kamar,ruang tamu,ruang makan dan dapur,karpot dan halaman belakang.
Ia tidak perlu rumah yang terlalu besar sbab kan hanya dia dengan Alvin saja bukan serumah?
Briana kembali menaiki motornya setelah membantu putra kecilnya naik di depan lalu ia mulai menghidupkan mesin motor nya dan melaju membelah jalanan Jakarta siang itu yang padat.
Di lampu merah,ia berhenti dan ia menunduk mengamati wajah putranya yang memakai helm kecil di atas kepalanya.
"Jangan bobo ya nak.."ucapnya sambil mengusap pipi Alvin dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Kawin
Romance"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih untuk menerima tawaran menikahi cucu sulungnya orang yang sudah ia tolong. Tidak ia sangka yang akan ia...