Mendengar hal tersebut, Ciko yang kesal langsung lari ke lantai atas bersama dengan temannya. Sementara aku terus memperhatikan ke ruang pojok, aku memberi salam sekaligus permisi.
"Tolong, jangan ganggu anak-anak kami disini, kami hanya tinggal disini sementara, permisi dan terima kasih" Kata ku, sambil menunduk dan tersenyum.
Wanita berkebaya hijau itu kemudian tersenyum dan mengangguk, seolah mengatakan, "Iya silahkan"
Setelah itu aku naik ke lantai atas dan menjelaskan bahwa ularnya sudah keluar, jadi anak-anak ka naman ketika tidur diruang bawah. Namun, aku memutuskan untuk membagikan kamarnya tanpa sepengetahuan panitia lainnya.
Gambar: Peta Villa yang digunakan oleh Peserta
(Gambar ini dibuat menggunakan Canva)
Ruang Bawah Tanah – menjadi kamar bagi anak-anak lelaki dengan Kasur yang di siapkan tanpa dipan.
Lantai Utama – menjadi kamar bagi anak-anak Perempuan bersama dengan 2 panitia Perempuan yang akan memantau mereka selama di villa.
Selesai membagikan kamar mereka, aku menginformasikan bahwa ini sudah saatnya berkumpul di lapangan yang lokasinya tepat didepan villa panitia. Ribet, sebut aja villa panitia sebagai Aula.
Perkumpulan pertama ini berfungsi untuk menyita beberapa peralatan selama 4 hari pertama, agar pelatihan ini tetap bersifat private. Kemudian di hari ke-5 akan dibagikan kembali.
Contoh barang yang disita: Handphone.
Source: Pinterest
Sekaligus memeriksa apa ada dari mereka yang membawa minuman beralkohol, rokok, vape, dan senjata tajam. Satu momen yang tentunya membuat kami semua tertawa ketika tas milik Andrean di geledah, panitia menemukan stik garukan punggung.
"Ya ampun, bawa ini buat apa coba ndre?" Tanya Raza, sambil menahan tawanya.
"Buat garuk punggung lah kak za" Jawab Andrean, polos.
"Ya tau kalau itu sih, masa untuk gali tanah" Sahut Raza geleng-geleng.
Kami panitia tertawa melihat sekaligus mendengar percakapan mereka, sementara itu sudut mata ku melihat bayangan Perempuan berbaju tradisional khas Belanda berdiri dipojok kanan lapangan.
Tentu saja, aku masih waras jadi aku tidak mau menengok ke arah sana. Tapi sepertinya Nathan menyadari betapa tidak nyamannya aku berdiri disana. Ia kemudian menggandeng tangan kiri ku dan menarik ku menjauh dari sana.
"Sini, sini, aku paham banget kenapa kamu keliatan gelisah kaya gini" Ucap Nathan, sambil menenangkan ku.
"Aku tidak apa kok, toh dia juga tidak ganggu"
"Loh? Ada beneran?" Tanya Nathan, ia terkejut bukan main, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat penasaran.
Setelah menjauh dari lapangan dan duduk berdua di dapur, panitia Seksi Konsumsi bertanya pada kami, "Kak Fan dan Kak Nat, mau dibuatkan teh hangat?"
Aku menggelengkan kepala ku tanda tidak ingin, sedangkan Nathan berkata, "Iya, buatkan dua gelas ya, terima kasih loh"
"Aku gak mau minum teh Nat, lagi gak ingin" Jawab ku spontan, karena memang sedang tidak ingin minum teh.
"Bukan buat kamu kok, aku minta untuk Ivy, karena dia lagi demam" Jawab Nathan.
Kok jadi Ivy? Kata ku dalamhati, tapi memang dia sedang demam sih, jadi ya sudah gak apa juga. Kemudianaku bergegas ke kamar mandi untuk mandi lebih awal sebelum airnya berubahmenjadi air es.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
مغامرةHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...