Eps 02 - Bagian 10

5 0 0
                                    

Hari ke-5 Villa Bogor.

Aku terbangun dengan kondisi dibalut selimut, oh pantas semalam gak bisa gerak ternyata aku terbalut selimut seperti pocong saja. Tepat pukul 03.00 pagi, Bogor saat itu hujan deras, lagi-lagi langitnya menangis.

Test... Kak Fana... Test....

"Ya, Fana disini, ada apa?" Kata ku spontan, terkejut karena HT ku tiba-tiba berbunyi sangat kencang tepat disebelah telinga kiri ku.

Kak Fana, ada masalah di villa peserta, ada anak yang tidak bisa bangun

"Hah? Stroke apa gimana?" Tanya ku.

Sebaiknya kesini Kak, hanya kakak yang bisa memeriksa hal seperti ini

Mendengar suara Aswan, salah satu panitia crew floor, perasaan ku langsung tidak enak. Aku bergegas mencuci muka dan sikat gigi, lalu segera ke villa peserta tanpa alas kaki sama sekali saking paniknya.

Sesampainya aku disana, yang ku lihat hanya peserta laki-laki dengan wajah pucat pasih sekaligus ekspresi panik yang tidak dapat disembunyikan. Salah satu dari mereka, Ciko hampir saja menangis, matanya sudah berkaca-kaca.

Aku turun tangga untuk melihat keadaan anak yang dimaksud, setelah melihatnya, aku hanya melihat sekumpulan Wanita Belanda yang memeluk erat tubuh anak itu. Semuanya menatap ku sinis, senyum licik itu sangat ku kenal meski baru 5 hari disini, aku yakin mereka adalah dendam Elizabeth yang terpendam.

Kemudian Aswan dan Raza datang menghampiri ku, ku dengar Aswan terus menerus ngedumel, sepertinya ia tak percaya jika anak itu mengalami sesuatu hal yang memberatkan tubuhnya.

"Awas saja ya kau berbohong pada kami dan menyusahkan kami begini" Ucap Aswan kesal.

"Sssshh sudahlah, kau ini bantu saja aku mengangkat tubuh anak ini" Sahut Raza.

"Padahal semalam kau sangat sumringah, aktif dan enerjik pada saat penampilan seni, mengapa sekarang kau begini?" Tanya Aswan, spontan.

Melihat mereka mencoba untuk memapah anak itu, aku hanya mengikuti mereka saja dari belakang, Ciko kemudian juga mengikuti kami perlahan agar tidak tergelincir seperti sebelumnya.

Sesampainya kami semua di ruang Aula, Ciko mendekati ku dan berkata, "Kak Fan, before this happened, he kept telling us about a woman without eye balls calling for his name"

Mendengar hal itu, aku teringat perkataan Wanita Belanda jelek tanpa bola mata itu pada ku dalam mimpi.

Berselang 5 menit, tiba-tiba saja lampu ruang Aula mati, anak-anak Seksi Konsumsi berteriak histeris karena mati lampu secara mendadak seperti itu. Ciko segera keluar untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Terdapat 3 orang peserta yang dibawa masuk oleh 2 orang panitia, karena mereka mengalami demam tinggi.

"Kak Fan, titip anak-anak ya, mereka demam tinggi, takutnya nanti makin sakit, sekalian kasih obat juga ya" Ucap panitia crew floor.

"Oke, thank you ya udah anter mereka" Kata ku spontan, sambil menyiapkan air hangat sekaligus memberikan obat pada ketiga anak tersebut.

Melihat keadaan anak yang sedang dipeluk erat oleh sekumpulan Wanita Belanda tanpa bola mata itu. Membuat anak itu semakin pucat dan jari-jarinya membiru. Meski gelap, senter emergency milik ku menyala karena sedang ku charge.

Aku mendekati anak bernama Fikhri itu, dan menggenggam tangan kanannya yang sudah dingin. Lalu aku masuk ke dunia mereka, dingin, lembab, dan bau kayu jati.

Dunia mereka lebih gelap, seperti berada di dalam sumur dengan sedikit air yang bahkan jika kalian menghadap langit, hanya ada sepercik Cahaya buram yang tidak begitu jelas terlihat. Sangat sempit dan lengket.

"Mijn naam is Elizabeth, Nama ku Elizabeth, aku hanya ingin cerita, tak perlu bantuan mu mencari kedua bola mata ku yang hilang" Ucap Elizabeth dengan medok khas bule Belanda berbahasa Indonesia.

Aku duduk saja, tidak menjawab apapun, aku hanya malas menanggapi hantu kurang ajar yang suka mengancam melalui orang lain. Meskipun aku tidak melihat siapapun di kegelapan, aku tahu bahwa Elizabeth berada tepat dibelakang tubuh ku.

"Ku mohon setidaknya dengarkan cerita ku" Kata Elizabeth, nada bicaranya meringis.

Lagi-lagi aku hanya diamsaja, aku menahan napas ku selama mungkin agar bisa melihat wujud nyata yangjelas disekeliling ku.

DUNIA FANA: The Adventure Ft. GhostsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang