08.- Murojaah Di Perpustakaan

342 15 2
                                    

'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





HAPPY READING—

...o0o...

"enak nak?" umi zayba mengelus rambut Ghafir yang sedang menyantap puding mangga buatan nya dengan mommy Yasmin.

Ghafir mengangguk dengan mulut yang penuh dengan puding.

"Alhamdulillah kalau gitu,habisin ya nak," Ghafir mengacuhkan jempolnya pertanda bahwa ia sanggup untuk menghabisi tiga cup lagi puding mangga di depan nya.

Mommy Yasmin yang berada di depan Ghafir kini menopang dagu nya lalu tersenyum menatap cucu nya Yang sudah sebesar sekarang.

"Cepat Banget besarnya," lirih mommy Yasmin,ia mengamati wajah Ghafir yang tengah menyantap puding buatan nya."bahkan cara makan nya dengan ghazi persis sekali,"

...o0o...


"Halo? Apa kabar aldrich," gentala menjabat tangan aldrich

Aldrich tersenyum."baik bro,Lo sendiri gimana?" aldrich mengambil duduk di hadapan gentala

Keduanya berada di cafe dekat kantor gentala, aldrich mendatangi gentala sebab ada yang ingin ia sampaikan.

Gentala tersenyum tipis."alhamdullilah baik juga," mata gentala celingukan ke sana ke mari."oh ya,anak Lo gak Lo bawa?"

Aldrich menggeleng."enggak,si bara lagi jagain adik nya, soalnya ibu nya lagi ke rumah temen nya buat jenguk kata nya sih sakit," gentala mengangguk.

"Oh ya, selamat udah jadi papa anak dua,btw jenis kelamin anak kedua Lo apa?"

Aldrich terkekeh ia melonggarkan dasi yang mencekik leher nya."cowok,temen bara," kekeh nya

Gentala terkekeh,ia kira anak kedua dari Aldrich cewek, ternyata cowok lagi,sama seperti nya,punya anak dua cowok semua."cowok lagi?"

Aldrich mengangguk."asal Lo tau,anak Lo juga dua tuh cowok," gentala tertawa,benar apa kata aldrich,mereka sama sama memiliki dua anak cowok 

"Oh ya..gimana perkembangan Narapati?" gentala merogoh saku celana nya lalu ia mengeluarkan ponsel mahal nya."nih,lihat sendiri," aldrich mengambil ponsel gentala.

"Hm,cukup baik,tapi mungkin lebih baik lagi kalau yang megang geng ini anak nya Ghazi," gentala mengangguk kecil."oh ya,Lo udah ketemu anak nya Ghazi belum,siapa sih lagi nama nya,lupa gue,"

"Ghafir, Ghafir Elzio Adibrata Al-hafidz nama anak ghazi,"

"Widih! Keren banget nama nya,masih ingat gue saat liat wajah merah nya tapi orang tua nya udah gak ada," aldrich menyandarkan tubuhnya di kursi cafe itu."Ada unsur Al-hafidz nya, berarti Ghazi ingin anaknya jadi hafidz Qur'an kan?"

"Udah di turutin sama Ghafir malah,kata gala adek Nazhira, Ghafir udah wisuda hafidz Qur'an sebelum bersekolah di SMA cakrawala,"

"Keren banget anaknya Ghazi! Masih kecil tapi udah bisa banggain ghazi dan Nazhira,andai aja ghazi dan Nazhira ada di sini, mungkin Ghazi bakalan ngadain syukuran besar besaran sih," aldrich terkekeh Sumbang,mata nya mendadak berkaca kaca, bohong jika ia bisa melupakan ghazi dan Nazhira.saat mendengar nama anak dari ghazi saja, hati aldrich rasa nya seperti di tusuk tusuk menggunakan seribu jarum.sakit! Sesak! Pedih! Bercampur menjadi satu.

...o0o...

Sejejeran rak buku di perpustakaan dan suara bising bising dari orang orang yang sibuk belajar di sana tak membuat fokus Ghafir goyah.

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang