30.- Demi Melamar

230 10 0
                                    


'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'




—HAPPY READING—

...o0o...


Keluarga adiba berencana untuk ke rumah kakek,nenek Adiba meminta restu.biar bagaimana pun Adiba harus meminta restu pada kakek dan nenek nya yang sudah berjasa merawat adiba sewaktu di desa dulu.

Kini adiba tengah di goda habis habisan oleh adam.adam mencolek dagu Adiba yang tak di tutupi oleh cadar,sengaja karena kaca mobil juga tak tembus pandang.

"Kiw kiw!! Bentar lagi jadi manten nih," goda adam, sesekali bersiul.

Adiba memalingkan wajahnya ke jendela mobil,ia malu!."ciw malu nih,"

Asiyah yang duduk di depan samping suami nya terkekeh."masih calon loh bang..eh tapi kan belum di lamar," Kekeh nya.

"Bunda mah kayak gitu," Rengek adiba.

"Haha!! Ya kan itu kenyataan sayang," Althaf ikut menyahut,senang rasanya saat melihat wajah memerah dari Adiba.

Adam mendekatkan wajahnya di telinga Adiba lalu berbisik di sana."jangan lupa nanti ponakan yang lucu lucu ya," bisik nya lalu menyeringai.

'Blush

"Abang!!!" Pekik adiba menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan nya.dia belum di lamar loh tetapi Abang nya sudah me-request ponakan yang lucu lucu.

"Anjay!! Gurinjay!! Salting lo?" Kekeh adam."dasar cewek gampang banget salting," sambung nya dalam hati.

...o0o...

"Ta'aruf?" Kaget nenek dan kakek adiba.

Adiba memilin ujung hijab nya.ia merasa bersalah karena tak memberitahukan kakek dan nenek nya perihal ada lelaki yang datang ke rumah nya.

"Iya bu..maaf kami tidak memberitahukan ibu sebelum adiba menerima ajakan ta'aruf lelaki itu,"  kata asiyah pada ibu dan bapak nya.

Wajah kakek dari adiba tampak berubah menjadi sendu."padahal kakek sudah menemukan calon yang tepat untuk kamu adiba," kata nya."dia Baik,dan sopan," kakek adiba tersenyum teduh mengingat kembali wajah dari lelaki yang ia pilih sebagai cucu mantu nya kelak.

Helaan nafas berat keluar dari bibir kakek adiba."tapi yang namanya jodoh enggak ada yang tau..kalau Allah sudah mengirimkan sosok lelaki itu pada adiba,kita sebagai hamba nya mau bagaimana lagi?"

"Kakek berharap dia bisa membahagiakan kamu adiba,bukan cuman di dunia saja tetapi di akhirat kelak nanti," pesan nya

"Insya Allah kek," ucap adiba setelah beberapa lama terdiam.

'Tok...tok..

Suara ketukan pintu dari rumah sederhana kakek adiba di desa membuat atensi mereka teralihkan.

"Masuk saja,enggak di kunci kok," sahut Althaf.

'Ceklek

Nampak di sana berdiri seorang lelaki dengan balutan kemeja hitam dan celana kain berwarna cream tengah tersenyum kikuk.

"Ghafir?"

"Nak Ghafir?" Ujar kakek dari adiba.

"Loh kakek abdul?" Kaget Ghafir."nenek ida?" Sambung nya semakin kaget.

"Ghafir,ada apa yang membuat mu ke sini nak?" Tanya kakek Abdul setelah Ghafir mencium punggung tangan nya.

"Ghafir ke sini mau meminta restu sama kakek dan nenek adiba," Ghafir menatap ayah dan bunda adiba sejenak,lalu menatap kakek Abdul dan nenek ida."jangan bilang kakek abdul dan nenek ida adalah nenek dari adiba,dan cucu kalian yaitu adiba dan adam?"

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang