17.- Nongkrong Bawa Bocil

268 6 4
                                    


'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





-HAPPY READING-

...o0o...

Di sana nampak seorang wanita cantik dengan daster rumahan nya kini berkacak pinggang,mata nya menatap tajam ghara yang menjadi tersangka.

Ghina-istri dari gala.wanita berusia tiga puluh tahunan itu berjalan menghampiri ghara

"Kamu apakan adik kamu ghara?" mata nya memicing menatap ghara.

Ghara gelagapan, lebih baik ia melawan musuh dua puluh orang daripada dihadapkan oleh mama nya."bukan ghara ma..cuman adek yang gampang nangis nya," duh! Ghara meringis,salah ucap dia!

"Kamu menyalahkan adik kamu?" ghara menggeleng,ghina menatap gala, sedangkan yang di tatap seolah olah tak mengetahui sesuatu."mas!! Kenapa kamu diem aja sih," dumel nya.

Ghina ingin mengambil alih ameena yang masih menangis tersedu sedu di sana,bahkan beberapa kali ia batuk,namun ameena memberontak saat tangan mama nya ingin menyentuh nya

"Tuh ma..adek enggak mau di pegang sama mama," ghara tersenyum lebar

"Apa kata kamu?" ghara tersentak saat suara mama nya kian meninggi,lagi lagi ghara salah!

"Ah,enggak ma..hehe," ghara cengengesan, diam diam ia merutuki dirinya sendiri, sudah tau mama nya galak,eh ini ghara malah nyari penyakit dengan cara memancing amarah mama nya.

Ameena beralih ke dalam gendongan papa nya,ia Masih menangis,bahkan tangan nya tak tinggal diam untuk memukul wajah papa nya

"Syut!! Anak cantik udah ya nangis nya," bujuk gala lembut,berkali kali gala mengumpat dalam hati saat tangan mungil putrinya memukul bibir nya.

Ameena tak mengidahkan bujukan dari papa nya,ia meraung Raung,bahkan suara tangisan nya menggema sampai di luar.

"Assalamualaikum-loh kenapa nih?" Ghafir datang dengan menenteng paper bag di tangan nya,ia meletakkan paper bag itu di atas meja lalu menghampiri om nya.

"Ameena lagi cengeng bang," jawab ghara

Ghafir ber oh ria lalu mengambil alih ameena yang berada di gendongan papa nya, Ghafir menimang nimang ameena, tangan Ghafir pun terulur mengelus rambut ameena secara pelan nan lembut.

Ghafir melantukan sholawat di sana, beberapa menit pun ameena terdiam di dalam dekapan Ghafir,ameena menatap sayu Ghafir.

"B-ang afir?"

"Iya sayang,bang Ghafir ada di sini,jangan nangis lagi ya," Ghafir menghapus air mata di mata ameena.

Ameena mengangguk kecil,ghara dan gala saling pandang, Mereka tak menyangka bahwa untuk meredakan tangisan ameena hanya mengusap rambut dan melantunkan sholawat.

"Eh,lupa salam," Ghafir terkekeh ia lekas mengambil tangan om nya lalu mencium punggung tangan itu.

"Kemana saja kamu Ghafir? Udah lama Enggak ke sini," dengan kesal gala mencubit telinga Ghafir pelan

Ghafir tersenyum."Ghafir banyak urusan uncle,ini aja Ghafir rela ambil izin buat ketemu sama ameena dulu,"

"Aunty enggak di sapa nih ghaf?" tanya ghina cemberut

Ghafir tertawa,ia tersenyum kecil menatap aunty yang telah membesarkan nya, Ghafir pun mencium punggung tangan aunty nya yang sudah ia anggap sebagai ibu

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang