40.- Romantis Ala Rasulullah

300 10 4
                                    

'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





—HAPPY READING—

....o0o...

Seminggu sudah, Ghafir dan adiba di kota mekah,kini pengantin baru yang masih anget anget nya itu kembali ke tanah air.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga ya Allah," Gumam Ghafir.di saat sudah tiba di bandara Soekarno-Hatta.

Ghafir menggenggam jemari adiba yang berada di samping nya.di belakang keduanya ada pak sam dan pak arya–selaku bodyguard yang di perintahkan bagas untuk membantu Ghafir membawa koper dan barang barang nya yang lain.

Ghafir membukakan pintu untuk adiba, sedikit merunduk menatap perempuan nya sejenak.tangan Ghafir terulur melindungi kepala adiba agar tak terkantup di atap mobil.

"Makasih," Ghafir mengangguk kecil, menurut nya itu adalah kewajiban nya untuk melindungi istri nya kan?, Ghafir mengitari mobil itu,lalu ikut masuk juga ke dalam.

Perjalanan kurang lebih di tempuh sekitar satu setengah jam.Kepulangan keduanya di sambut oleh teman teman Ghafir,baik di pribaswara maupun di Narapati, termasuk bara.

"Widih, akhirnya nyampe juga," Ghazlan berceletuk di saat Ghafir sudah keluar dari dalam mobil nya.

"Assalamualaikum," ucap Ghafir dan adiba bersamaan di depan mansion Adibrata.

"Waalaikumsalam..gimana kabar nya sehat?" Tanya daddy Bagas.

"Alhamdulillah sehat wal afiat grandpa," jawab Ghafir,mata Ghafir tertuju pada seorang lelaki di belakang sana, tepatnya berada di pojok, seperti nya tengah menghindar dari yang lain."bara..apa kabar?"

Bara tersenyum masam."baik kok.lo sendiri?" Sempat bara mencuri pandang dengan Adiba yang tengah menunduk,dan apa itu? Ghafir tengah merangkul pinggang adiba?, terlihat posesif sekali!!

"Ya seperti yang Lo Dengar tadi," Kekeh Ghafir. Ghafir menurunkan tangannya yang semula merangkul pinggang adiba,kini lelaki yang hampir menginjak usia dua puluh tahun itu menghampiri bara.

"Eh,ngapain ghaf?" Kaget bara, pasalnya Ghafir langsung memeluk bara ala laki laki."entar di kira homo bjir..."

"Apasih? Emang nya laki laki gak boleh berpelukan?" Ghafir meregangkan pelukan nya."btw,sorry ya,udah ngambil start duluan," Mengerti apa yang di maksud oleh Ghafir,bara tersenyum kecil.

"Yaelah,nama nya juga bukan jodoh,mau gimana lagi?" Kekeh bara."oh ya, selamat ya..lo tega banget sama gue, enggak ngundang gue sama sekali," Bibir bara berkerucut, menandakan ia tengah kesal.

"Kirain lo ngamuk nanti,maka nya gue takut ngundang lo,nanti deh,kalau udau resepsi,gue buat undangan khusus buat lo."

"Janji ya," mata bara berbinar.

"In shaAllah..."

"Eh,jangan lupa doain gue ya..biar bisa ketemu juga sama jodoh gue," celetuk bara.

"Apa apaan kamu bara? Sana urus dulu tugas tugas kamu yang menumpuk,belum lagi kamu presentasi kan?" Ujar seorang lelaki dewasa di belakang Ghafir.

Ghafir berbalik badan, sudut bibirnya terangkat ke atas, menatap lelaki dewasa itu."om Al? Apa kabar om," Ghafir mencium punggung tangan ayah bara.

Aldrich di buat terkesima oleh kegesitan Ghafir yang langsung menyapa dan bahkan mencium punggung tangan nya,benar benar sifat nya seperti ummah nya.tangan aldrich terulur mengelus rambut Ghafir."baik,kalau kamu sendiri?"

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang