46.- Alfares Ezio Mahadri

213 7 2
                                    


'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





—HAPPY READING—

....o0o...

Alfares ezio mahadri atau di sapa dengan panggilan ares kini memasuki kamar nya dengan cara mengendap ngendap,takut membangunkan orang rumah,dan poin utama nya,takut kena marah dengan sang ibunda negara tercinta.

Ares mengelus dada di saat sudah berada di dalam kamar nya,kamar yang semula gelap gulita kini tengah berubah menjadi terang benderang.

Ares mendudukkan diri nya di pinggir ranjang,mata nya terpejam memikirkan ucapan abi nya tempo lalu

'namanya Ghafir,abi harap kamu bisa bertemu dengan nya, beliau adalah anak yang sudah menolong abi dulu,jika bukan abi Ghafir yang menolong abi, mungkin Abi sudah lama enggak ada di sini.'

Perkataan abi nya kemarin dulu terngiang ngiang di benak ares.

"Gue harus nyari di mana lagi yang namanya Ghafir?"

....o0o...


Renovasi rumah Ghafir sudah selesai, fasilitas nya sudah lengkap dan sudah bisa untuk di tempati.

Adiba mendongak menatap rumah Ghafir yang bertingkat tiga,di balik cadar nya,mulut adiba menganga melihat bangunan megah itu.

"Ma sya Allah...megah sekali kak," Decak kagum Adiba. Ghafir tersenyum,ia mengelus kepala Adiba yang berada di samping nya.

Rumah itu sungguh megah, bangunan nya bertingkat dua,dan pekarangan rumah nya sangat luas,di pojok ada kolam ikan dan air mancur.menambah kesan mewah di sana.

"Suka?" Adiba mengangguk,sudah pasti itu.

"Alhamdulillah kalau begitu, kita masuk yuk,lihat lihat isi di dalam nya."

"Ayo kak," Adiba terlalu antusias, sehingga ia tak sadar menarik lengan Ghafir tak sabaran.

"Pelan pelan Humaira," peringat Ghafir.Adiba cengengesan,ia pun memelankan langkah nya untuk memasuki rumah itu.

"Assalamualaikum," ucap salam Ghafir dan Adiba bersamaan saat kaki nya sudah menapak di depan pintu.adiba berlari kecil memasuki rumah mereka.

Mata nya membulat menatap indahnya isi di dalam sana."ma sya Allah,bagus banget kak, pasti rumah ini mahal."

Ghafir tersenyum."demi nyenengin istri enggak ada kata mahal di hidup saya, kan saya nyari uang untuk istri dengan anak juga,jadi kalau enggak di pake,bisa bisa dompet saya enggak cukup untuk uang," Canda Ghafir.

"Sombong! Enggak baik tau pamer kayak gitu,kan semuanya titipin dari Allah."

Ghafir terkekeh."iya deh,kakak akui kakak tadi nya sombong,kan Manusia sering khilaf," Ghafir menggenggam jemari adiba."kita ke lantai atas yuk, lihat kamar kita."

"Ayok!"

....o0o...


"Ini ruangan apa?" Adiba mengedarkan pandangannya di saat kaki nya telah menapaki sebuah ruangan yang lebih di dominasi oleh gambar gambar di sana.

"Ruangan musik," bisik Ghafir yang tepat berada di belakang adiba

"Eh?" Adiba menoleh ke belakang, sepersekian detik nya ia tersenyum."itu artinya kakak suka musik dong?"

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang