'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'
•
•
•
•
•...o0o...
Masih di mekah.ghafir terbangun dari tidurnya,mata nya menerawang mengingat kejadian semalam bersama dengan istri nya.
Bibir nya berkedut ingin tersenyum saat Ghafir yang pertama kali mengambil mahkota dari adiba.
Ghafir mengelus rambut adiba dengan lembut."adiba..bangun..udah jam tiga itu," ujar nya
Adiba bergumam tidak jelas, perempuan itu masih berada di alam bawah sadar nya.
"Hey! Enggak boleh malas.ayo bangun,apa mau di gendong hm?" Lagi lagi Adiba bergumam.
Ghafir pun menggendong adiba,tak lupa ia menurunkan selimut yang menutupi badan adiba, tenang adiba sudah memakai pakaian,karena semalam keduanya langsung mandi wajib sebelum tidur.
Ghafir mendudukkan badan adiba di wastafel dalam kamar mandi itu."cuci muka aja ya.. enggak usah mandi,masih dingin."
"Iyaaa," Ghafir tersenyum,ia mulai memutar keran itu, lalu membasuh wajah adiba."wudhu gih,kakak tunggu di luar ya.."
"Iya.."
...o0o...
"Kak..setau aku,kakak kan pernah pesantren, ceritain dong pengalaman sewaktu di sana," Adiba mendongak menatap Ghafir yang tengah membaca Al-Qur'an.Ghafir mengelus kepala adiba yang berada di paha nya."bentar ya.. selesaiin dulu," Dapat Ghafir rasakan bahwa kepala adiba mengangguk.
Beberapa menit, Ghafir telah menyelesaikan bacaan nya.ia merunduk menatap wajah adiba.
"Pengalaman pesantren kan?" Adiba mengangguk kecil."tapi janji enggak boleh cemburu ya?"
"Cemburu? Kakak dulunya punya pacar?" Adiba bangkit dari rebahan nya,kini ia tengah duduk berhadapan dengan Ghafir."enggak ingat arti dari 17:32?" Ghafir terkekeh geli melihat gurat masam dari wajah Adiba.
"Inget,inget banget malah,kakak tanya dulu sama kamu, memangnya kamu enggak cemburu kalau kakak ceritain pengalaman sewaktu di pesantren?"
Adiba menghela nafasnya."insya Allah enggak," Ujar nya."yaudah coba ceritain dong!!" Tagih nya setengah merengek
Ghafir mengelus kepala adiba dengan sayang."dulu nya kakak sewaktu di pesantren dapat julukan raja pesantren,entah dari gus, ustadz maupun santri santri di sana sering memanggil kakak raja."
"Raja?" Ghafir mengangguk
"Iya raja.kakak di panggil raja karena kata nya wajah kakak paling tampan di sana, entahlah,kenapa setiap kakak bertemu gus ataupun ustadz,mereka kagum sama wajah kakak, padahal kan cuman biasa biasa aja."
"Biasa biasa aja kata nya?" Batin Adiba mendumel, hey Ghafir itu bisa di katakan terlalu sempurna dari segi wajah! Tak ada cacat di sana,udah glowing bukan karena skincare,tapi karena air wudhu,mau membuktikan? Ya sering berwudhu!
"Nah! Santriwati yang ada di pondok kakak itu sering muja muja kakak,bahkan ada yang terang terangan ngirimin kakak surat cinta,bukan cuman santriwati doang,tapi dari ning,bahkan ustadzah, semuanya mencalonkan diri untuk jadi pendamping kakak nanti nya," Ghafir menjeda ucapan nya di saat melihat guratan kesal yang terpancar dari wajah istri kecilnya.
"Tapi kamu pemenang nya adiba," Lanjut Ghafir dengan nada serak nya."walaupun banyak yang ingin mencalonkan diri untuk jadi pendamping kakak, tetapi kalau nama kamu yang Allah tuliskan di lauhul Mahfudz-nya kakak bisa apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAFIR
RomanceBagaimana jadinya jika ternyata seseorang yang kita Kagumi selama ini dalam diam, ternyata mengagumi kita juga dalam diam Takdir Allah memang kadang tidak bisa di tebak ya Layaknya kisah dua insan itu seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib dan sayyida...