31.- Melamar Yang Di Lamar

275 10 2
                                    


'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





—HAPPY READING—

...o0o...

"Maaf saya terlambat," suara dari seorang pemuda yang masih berdiri di ambang pintu menghentikan ucapan dari Althaf.

Nampak nafasnya tersengal segal,bahkan dada nya naik turun.

"Ghafir? Ayo masuk," Ajak Asiyah antusias.

Ghafir mengangguk lalu mulai memasuki rumah dari Adiba.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakathu," jawab mereka.

"Maaf sekali lagi saya datang terlambat..tadi s-"

"Bibir kamu kenapa Ghafir?" Tanya adam saat netra nya menangkap darah di area bibir Ghafir

Ghafir berdesis,ia sampai lupa untuk membersihkan darah nya karena terburu buru ingin ke rumah adiba.

"Sebelumnya saya benar benar minta maaf om,tante dan semuanya," Ghafir menangkupkan kedua tangannya di depan dada meminta maaf pada keluarga dari adiba.

"Tadi sebelum saya ke sini saya harus menjadi imam sewaktu sholat Jum'at dulu,dan di perjalanan saya mengalami kecelakaan,maka nya saya datang telat ke sini..sekali lagi maaf telah membuat kalian menunggu, sungguh, saya tak menyangka bahwa saya akan se-terlambat ini," papar Ghafir.

Ghafir menatap althaf." Tolong jangan membatalkan lamaran ini om.. karena ini semua di luar Kendali saya sendiri," Mohon Ghafir.

Althaf menghela nafas berat nya.bagaimana bisa ia membatalkan lamaran dari Ghafir jika Ghafir saja selalu membuat nya yakin dan luluh dengan permohonan nya?

"Baiklah om enggak akan membatalkan lamaran ini, oh ya.. silahkan duduk Ghafir," Ghafir tersenyum tipis ia mengambil duduk di samping granpa dan juga om nya.

Mereka pun saling berbincang satu sama lain, dengan menentukan tanggal pernikahan mereka.

Umi zayba menyematkan cincin di jari manisnya adiba sebagai bukti bahwa adiba sudah ada yang punya dan telah terikat oleh lelaki.

"Ambil gambar nya," gaffar mengambil gambar istrinya yang sedang menyematkan cincin di calon cucu menantu nya.

Adiba tersenyum tipis,dengan tangan gemetar adiba mencium punggung tangan umi zayba dengan takdzim.

Umi zayba mengelus kepala dari adiba lalu mencium pucuk kepala nya.

"Mata kamu cantik sayang," puji umi zayba. memang hal pertama yang membuat ia terpana dari adiba adalah mata nya yang sedikit ke arab-arab-an yang di naungi oleh bulu mata lentik nan tipis."jangan di lepas cadar nya ya," pesan umi zayba.mengingat wajah Adiba waktu itu yang sangat cantik.

Adiba mengangguk kecil dengan mata nya yang menyipit."insya Allah nek,"

Ghafir menunduk menahan senyum nya, Perut nya terasa tergelitik di dalam sana,tak ayal telinga nya memerah, salting dia.

...o0o...


Bara tak henti hentinya tersenyum,karena ia sudah di angkat menjadi CEO muda di perusahaan papa nya.

Meskipun bara telah menjadi CEO namun ia masih berkuliah,karena faktor IQ nya di bawah rata rata,ia juga mengambil jurusan manajemen bisnis seperti pekerjaan nya saat ini.

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang