63.- Ahlan Wa Sahlan (END)

558 13 14
                                    


Part terakhir! Baca nya pelan pelan..

Warning ❗

—BANYAK PART ROMANTIS NYA!,HATI HATI DALAM MEMBACA JIKA TIDAK MAU SALAH TINGKAH—

'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





—HAPPY READING—

....o0o....

Drtt...

"Ya?, assalamualaikum,ada apa nak?"

(......)

"Hah? Oke,bunda dan ayah segera ke sana."

Bunda Asiyah mematikan telpon nya sepihak,mata yang semula ingin terpejam kini terbuka lebar di saat mendengar kabar bahwa putri nya ingin melahirkan

Gegas,dia membangunkan suami nya dengan cara memukul dada ayah althaf.

"Aww!! Apa sih bun,masih malem loh," racau nya dengan mata yang masih terpejam.

"AYAH BANGUN! ADEK MAU LAHIRAN!!"

"Hah? Mana bun?" Ayah althaf bangkit dari tidurnya,nyawa nya belum sepenuhnya terkumpul,namun di saat mendengar kata 'adek' dan mendengar nada panik dari bunda nya, membuat ayah althaf terlonjak kaget.

"Adek mau lahiran yah," suara bunda asiyah melemah, mendadak pikiran nya mengarah ke hal hal yang buruk tentang putri nya

"Kita ke rumah sakit sekarang," ayah althaf membuka selimut yang menutupi separuh badan nya,ia mengambil baju kaos dan juga jaket nya agar tak kedinginan

Sedangkan bunda Asiyah memakai hijab instan nya.

"Adam bagaimana?" Tanya bunda Asiyah,anak sulung nya itu sangat antusias ingin menanti kehadiran ponakan nya.

"Biar ayah aja,bunda siap siap aja dulu," kata ayah althaf yang sudah siap,nama nya juga cowok,simpel aja kok

Ayah althaf keluar dari kamar nya.

"ADAM!! KELUAR DARI KAMAR SEKARANG JUGA,ADEK MU MAU LAHIRAN!!"

"ASTAGFIRULLAH AYAH!! JANGAN TERIAK TERIAK,MALEM INI," seperti nya bunda Asiyah tak tau diri di sini,wkwk.

"HAH?ADEK MAU LAHIRAN? ABANG OTW KE BAWAH YAH,"  cepat banget nyaut nya, biasanya harus di siram dulu baru bangun, mungkin pria lajang itu belum tidur di jam dua belas ini.

.....o0o....

Suara sirine mobil ambulance terdengar di sepanjang jalan, kendaraan kendaraan yang awalnya padat,kini mulai memberikan jalan untuk ambulance itu.

Dingin nya angin malam itu menusuk hingga masuk ke dalam tulang tulang

Ghafir senantiasa menggenggam jemari Adiba yang terasa dingin,adiba meracau tidak jelas, sesekali ia berteriak kesakitan,saat anak yang ada di dalam kandungan nya tengah menendang hebat.

"Istighfar Humaira," gumam Ghafir serak,suara nya terasa tercekat di tenggorokan nya sendiri di saat melihat wajah kesakitan istri nya, apakah rasa sakit itu bisa di transfer aja ke Ghafir?,demi Allah dia tak sanggup melihat nya.

"Astagfirullah...ya Allah," mata adiba terpejam, keringat dingin membasahi dahi nya hingga ke pipi.

"Jangan tutup mata oke," adiba mengangguk.ghafir mengeratkan genggaman tangan nya."gigit tangan kakak ya kalau sakit banget," lagi lagi adiba hanya bisa mengangguk.

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang