'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'•
•
•
•
•—HAPPY READING—
...o0o...
Adiba berkali kali mendapatkan mimpi tentang Ghafir.sudah seminggu lebih ia selalu melakukan sholat istikharah untuk meminta jawaban dan jawaban nya tetap sama.
"Adiba..saya minta maaf sudah melihat aurat kamu dan separuh wajah kamu.." Ghafir berjongkok di hadapan Adiba.setiap tutur kata nya terdengar penuh ketulusan dan tersirat akan penyesalan di mata indah itu.
"Adiba.. kedatangan saya ke sini yaitu untuk mempertanggung jawabkan apa yang saya lakukan dengan cara mengajak mu ta'aruf,"
Ghafir menatap netra Adiba.keduanya saling bersitatap.mulut Adiba terasa terkunci,ia ingin mengucapkan satu atau dua patah kata namun, mulut nya tak mau terbuka.
"Apa engkau menerima ajakan Ta'aruf ku Diba?" Ghafir tersenyum lebar menatap Adiba.sehingga membuat sebuah lengkungan bulan sabit di mata nya.
"A-ku..,"
"ADIBA!!!"
Adiba terlonjat kaget dalam tidurnya saat adam berteriak tepat di telinga nya.
Keringat menetes di dahi nya,dan nafasnya yang tersengal segal.
"Eh sorry," ringis adam,ia menyampirkan handuk di bahu adiba."udah setengah enam tuh,sana mandi,habis Subuh itu enggak baik buat tidur,pamali,"
Adiba mendelik kesal pada adam."kayak abang enggak tidur sehabis subuh aja,"
...o0o...
"Ghafir?" Adiba menatap Ghafir yang tepat duduk di hadapan nya."ngapain kamu ke sini?" Mata Adiba menatap orang orang yang berada di dalam cafe itu, semuanya sibuk dengan kegiatan nya masing masing,seolah tak memperdulikan akan kehadiran dua manusia berbeda jenis itu yang terlihat nampak intimGhafir tak bicara,ia menatap dalam netra Adiba.
"Ghafir..jangan lihatin aku kayak gitu,bukan mahram Ghafir..,"
Ghafir mendekatkan wajahnya di depan wajah Adiba
"ARGHH!!"
'Brukh!!
"Awshh!!"
"Hilma?" kaget adiba,ia berdiri dari duduknya lalu membantu hilma untuk bangkit dari jatuh nya."maaf ya,"
Hilma menghela nafasnya,ia kembali duduk di hadapan adiba.sudah beberapa menit yang lalu hilma memanggil adiba, tetapi tak ada sahutan dari sang empu,maka dari itu hilma berinisiatif mendekatkan wajahnya di depan wajah adiba, tetapi yang hilma malah dapat malah dorongan.
"Lo tuh kenapa sih dib?"
Adiba menggeleng,ia juga bingung dengan dirinya sendiri, beberapa hari ini ia di hantui oleh kehadiran Ghafir yang seolah olah berada di sisi nya, padahal nyatanya adiba hanya berhalusinasi.
Apakah ini jawaban dari istikharah adiba? Mungkin saja,jika memang benar,adiba akan memberitahukan kedua orang tua nya segera.
"Sakit nih bokong gue," ringis hilma, memang dorongan adiba tak main main."jadi tepos nih,"
"Ya maaf..saat ini pikiran aku sedang kalut ma," adiba menunduk, apakah ia harus curhat pada hilma jika ada yang mengajaknya ta'aruf, mengingat ia sudah bersahabat selama tiga tahun dan bahkan ia sudah menganggap hilma saudaranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAFIR
RomanceBagaimana jadinya jika ternyata seseorang yang kita Kagumi selama ini dalam diam, ternyata mengagumi kita juga dalam diam Takdir Allah memang kadang tidak bisa di tebak ya Layaknya kisah dua insan itu seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib dan sayyida...