59.- Sederhana Menurut-Nya

150 6 3
                                    


'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'





—HAPPY READING—

....o0o....

Hari hari sudah berlalu,tak terasa usia pernikahan hilma dan bara sudah memasuki angka satu bulan lebih.

Keduanya masih menyembunyikan pernikahan nya dari teman temannya,mereka bingung ingin memulai nya dari mana.

Seperti saat ini,hilma tengah bersandar di bahu bara,dengan tangan nya memainkan jempol besar bara."Abang,kapan kita terus begini?" Ya.hilma memanggil suami nya dengan panggilan 'abang' sedangkan bara sendiri memanggil istri nya dengan sebutan 'adek' perpaduan yang bagus bukan?

Bara mengelus rambut hilma."biar pun kita terus bersembunyi saat ini, tetapi lama kelamaan pasti akan terbongkar juga dek..abang sih mikirnya gimana kalau kita bongkar aja,toh, enggak salah juga,kita juga udah kuliah,jadi enggak ada masalah kan?" Dapat bara rasakan hilma mengangguk di sana."kamu kabarin teman dekat kamu coba,"

"Adiba?" Hilma mendongak.

"Cuman adiba temen kamu?" Hilma mengangguk,hanya adiba yang ingin bertahan dengan sifat pecicilan nya."kalau gitu,kamu telpon terus jelasin secara pelan pelan, in sya Allah adiba pasti ngerti kok."

Hilma menarik nafasnya lalu mengangguk, mungkin jika menjelaskan nya dengan adiba,adiba juga bakalan ngerti.

Ah,hilma jadi mengingat momen di mana hilma dulu marah dengan adiba karena tak tau jika adiba sudah menikah di mekah,dan kini,hilma lah yang ada di posisi itu,tak memberitahukan temannya kabar tentang pernikahan nya, padahal usia pernikahan nya sudah menginjak angka sebulan,bahkan hampir dua bulan.

.....o0o....

Ting!

"Humaira..ponsel kamu bunyi tuh," Ghafir melirik ponsel istri nya yang berada di meja makan.

Adiba yang semula tengah mencuci tangan,ia segera membilas nya lalu menghampiri Ghafir di meja makan.

"Siapa kak?" Tanya adiba, Ghafir mengangkat bahunya acuh,lalu memberikan ponsel itu kepada sang pemilik."kenapa enggak di buka aja?"

"Biar kamu sendiri aja," Ghafir tersenyum.

Adiba menggeleng kecil,ia membuka ponselnya lalu mengecek siapa yang memberikan pesan di pagi pagi buta itu.

———————————

Hilmabestod

Assalamualaikum..
Diba,boleh ketemu nggak? Ada yang mau gue omongin..

Anda

Waalaikumussalam warahmatullah wabarakathu.
Mau ketemu di mana?

Di taman deket sekolah dulu,boleh?

Yaudah,aku izin sama kak Ghafir dulu ya,aku enggak bisa janji bisa ke sana,kalau di beri izin,entar aku kabarin aja.

Oke sip👍

————————————

"Siapa?" Tanya Ghafir menatap adiba.

"Hilma,kata nya mau ketemu di taman deket sekolah dulu," jawab adiba,adiba menggigit bibir bawahnya,ia bingung ingin meminta izin bagaimana.

"Ya? Terus?" Ghafir menopang dagu nya menatap intens adiba,adiba mengalihkan pandangan nya,karena tak mau menatap netra Ghafir,hey! Adiba itu paling enggak suka di pandang, apalagi jika yang memandang nya seorang lelaki,suami nya pula.

ALGHAFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang