'Tetap jadikanlah bacaan Qur'an yang utama'
•
•
•
•
•—HAPPY READING—
.....o0o....
Suara riuh tawa dari banyaknya anak anak yang tengah bermain di taman membuat adiba dan Ghafir ikut tertawa juga.
Keduanya menghampiri dua anak kecil yang tersenyum menatap anak yang lain.
"Adek kenapa enggak ikut main juga?" Ghafir berjongkok di depan kedua bocah laki laki dan satu perempuan itu.
Bocah laki laki itu menggeleng seraya menampilkan senyum tipis nya."Acel enggak punya mainan,maka nya acel sama adek cuman liatin dari jauh doang," ya Allah,kasian sekali
Ghafir mengelus kepala bocah laki laki yang bernama acel itu,lalu mengelus bocah perempuan yang tengah bersembunyi di balik tubuh acel, mungkin dia takut?
"Memangnya ibu acel enggak ngasih acel uang?"
Acel menggeleng,dia tersenyum lebar."kata ayah, bunda lagi berjuang di rumah sakit,maka nya ayah enggak bisa beliin acel mainan dengan adek."
Ghafir tersenyum miris, wajahnya berubah menjadi sendu, Ghafir mendongak menatap adiba sejenak,lalu kembali menatap dua bocah yang sekiranya masih berumur empat tahun.
"Kalau boleh tau nama adek nya siapa?" Ghafir tersenyum pada adik acel."adik nya cantik acel," puji nya,tangan Ghafir terulur mengelus pipi bakpau adik acel.
Acel tertawa."dia memang cantik om,mirip sama bunda,nama nya arsha, bisa di panggil Aca,dia memang orang nya pemalu om,"
Adiba yang awalnya hanya berdiri,kini,ikut mensejajarkan tinggi nya dengan tinggi arsha."hai anak cantik,mau main sama tante nggak?"
Aca beringsut mundur, pegangan tangan nya di baju acel semakin erat.
"Aca,nggak boleh kayak gitu,tante nya udah baik loh nawarin aca main,tante ini seperti bunda kok,sama sama baik," adiba di buat terenyuh oleh perkataan dari acel.
Akhirnya atas bujuk rayu dari acel,aca perlahan menyembulkan wajahnya, hal itu membuat Ghafir dan adiba di buat gemas,oleh wajah imut dari aca.
"Na-ma aca,aca Tante," aca mengulurkan tangannya,adiba terkekeh kecil seraya menerima uluran tangan aca.
"Nama tante adiba, panggil tante adiba aja ya," aca mengangguk,ia sedikit melirik Ghafir yang tersenyum teduh menatap nya, menyadari arti dari tatapan aca,adiba tersenyum seraya memperkenalkan Ghafir." Om ini namanya om Ghafir,dia suami Tante,ayo cium punggung tangan om dulu."
Aca mengangguk,ia mencium punggung tangan Ghafir, Ghafir tersenyum,hati nya berdebar tat kala bibir bocah itu menyentuh punggung tangan nya,bayang bayangan di mana nanti anak nya terngiang-ngiang di benak Ghafir.
"Aca om," cicit nya sedikit malu.
Ghafir mengelus kepala aca."saya Ghafir, panggil om Ghafir ya," aca mengangguk, selanjutnya,acel lah yang mencium punggung tangan Ghafir dan adiba secara bergantian
"Om Ghafir ganteng tante!" Puji aca spontan,aca menggaruk rambutnya karena keceplosan.
"Suami Tante benar ganteng aca," sahut adiba ikut memuji ketampanan Ghafir."kalau acel? Om Ghafir ganteng nggak?"
Acel mengangguk cepat."ganteng banget tante,tante juga cantik," pipi adiba bersemu merah di balik kain cadar nya, kenapa ketika di puji oleh anak kecil salting sih? Apa karena anak kecil itu orang nya jujur?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAFIR
RomantizmBagaimana jadinya jika ternyata seseorang yang kita Kagumi selama ini dalam diam, ternyata mengagumi kita juga dalam diam Takdir Allah memang kadang tidak bisa di tebak ya Layaknya kisah dua insan itu seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib dan sayyida...