40

622 63 6
                                    

Ketika sedang melakukan pekerjaannya, seungcheol mendapat telpon dari wonwoo.
"Halo?"
🐈‍⬛ : hyung, ada yang jemput chan hari ini?
🍒: eh kurang tau gue. Pulang jam berapa dia?
🐈‍⬛ : katanya jam 2, hari ini waktunya dia check up.
🍒 : lah kok baru bilang?
🐈‍⬛ : gue tadi pagi lupa bilangnya. Yaudah tar gue aja jemput langsung ajak dia kerumah sakit.
🍒 : yaudah deh, kabarin kalau perlu bantuan.
                       
....

Tepat jam 2 sore, chan dijemput oleh wonwoo dan diajak ke rumah sakit. Namun karena ada yang lebih darurat, waktu kontrol chan jadi tertunda. Sambil menunggu, dia bermain sekitar taman rumah sakit.

Disisi lain, dirumah terdapat seungcheol, jeonghan, hoshi, dokyeom, dan mingyu.
"Kata wonwoo waktu pemeriksaan chan ditunda. Dia sekarang nunggu disana. Wonu bantu ngurus pasien darurat" ucap seungcheol
"Gue kesana aja kali ya? Nemenin dia" ucap mingyu
"Sama gue yuk. Gue juga pengen keluar nih." -dokyeom

"Nah boleh tuh kalo kalian ga keberatan. Gue masih mau masukin file soalnya." Jawab seungcheol.
"Dah yok siap-siap trus kita berangkat biar chan ga lama sendirian gitu." Mingyu dan dokyeom pun segera bersiap-siap.

Kini tinggal seungcheol, jeonghan dan hoshi dirumah. Mereka bersama duduk di sofa sambil memeriksa data-data perusahan.

"cheol hyung, lo diapain sih sama bocah itu?" Ucap hoshi
"Maksud lo?"
"Ya lo berubah banget bro. Tiba-tiba peduli, kesel gue liatnya"

"Hoshi-ah ga boleh gitu" tegur jeonghan
"Jangan ikut campur dulu hyung!"

"Hoshi, dia juga adik kita." Jawab seungcheol
"Adik? Hahaha. Lo sadar sama ucapan lo? Setelah belasan tahun lo selalu bilang benci sama dia dan ga pernah anggep dia. Sekarang tiba-tiba bilang dia adik?"
"Hoshi, lo juga harus bisa nurunin ego lo."

Hoshi bangkit dari duduknya
"Ego? Sekarang lo bilang ego gue tinggi? Bukannya dari awal lo yang ngomong ke gue bahwa chan anak pembawa sial dan ga pantas untuk disayang?!" Ucap hoshi agak meninggikan nada bicaranya
"Itu dulu, sekarang gue udah nyadar. Bagaimana kerasnya dia pada dirinya sendiri. Sekalipun jeonghan, wonu atau mingyu ada buat dia. Gue pernah mimpi aneh banget tentang dia, mungkin itu cara tuhan bikin gue sadar." Jelas seungcheol
"Mimpi apa cheol?" Tanya jeonghan namun seungcheol tak menjawabnya

"Hah cuma karna mimpi lo jadi takluk sama anak itu? Apa lo sebelumnya kagak pernah mimpi? Dan berusaha keras? Lo pikir diri lo dan yang lainnya santai-santai aja sampe bisa jadi seperti sekarang ini?"
"Hoshi, ga gitu maksudnya."
"Ahh kecewa gue hyung! Lo sama aja. Dahlah gue mau keluar cari angin."

"Hoshi-ah jangan pulang malem." Ucap jeonghan namun tak diperdulikan oleh hoshi.
Ia keluar dan membanting pintu dengan keras.

Kadang diposisi jeonghan memang sangat sulit. Ia harus bisa menengahi jika terjadi perdebatan seperti ini.

"Seungcheol, mimpi aneh gimana lo? Kapan?" Tanya jeonghan dan mengajak seungcheol duduk kembali.
"Sebenernya gue mimpi ga aneh-aneh banget."
"Hari pertama chan dirawat setelah berantem sama gue tu, malamnya gue sempet pergi niatnya cari angin kan.. trus gue mampir ke minimarket buat jajan, tapi gue malah ketiduran di meja di minimarket itu. Disitu gue mimpiin chan dan kita cuma ngobrol biasa aja sih. Nah disana gue dibangunin sama bapak-bapak trus dia cerita masalah keluarganya. Cerita nya cukup menyadarkan gue untuk ga boleh egois. Gue juga punya keluarga" penjelasan seungcheol ini mudah dipahami oleh jeonghan.

"Cheol.. makasi yaa. Gue seneng lo bisa nerima chan dan berubah secepat ini" jeonghan merangkul seungcheol.

Disisi lain, hoshi yang sedang marah itu memasuki suatu toko.
"Sialan! Dulu dia yang mengatakan bahwa tidak perlu menganggap anak itu, tapi sekarang malah dia tunduk dengan anak itu. Ckk!" Sambil mengumpat hoshi mengambil beberapa alkohol dan memasukknnya di keranjang belanja.

DUGH...
Tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seseorang,
"Eh maaf, saya tidak lihat." Ucap seseorang
"Ck! Iya maaf juga" jawab hoshi

"Eh..?"
"Permisi" orang itu menghampiri hoshi lagi
"Apa kau hoshi?" Tanya nya
Hoshi mengangkat alisnya, ia berpikir sejenak.
"Jihoon?" Ucap hoshi yang mengenali orang itu. Orang tsb adalah jihoon a.k.a woozi
"Beneran hoshi? Wahh lama tak berjumpa kawan"
"Hehe iya" jawab hoshi yang masih badmood
"Wih banyak sekali alkohol yang lo beli. Ada pesta? Undang gue kali" canda woozi
"Gue stress banget. Next time ya" hoshi meninggalkan woozi.

Setelah selesai berbelanja, woozi melihat hoshi yang duduk sambil minum dimeja depan toko itu.

"Hoshi-ya. Boleh gue duduk?"
Hoshi mengangguk dan menuangkan segelas alkohol untuk woozi.
"Eh berarti lo kakaknya chan juga?"
"Bisa ga sih jangan nyebut bocah itu?!!" Kesal hoshi
"Hoshi, lo kenapa?" Tanya woozi bingung
"Manusia sialan yang merenggut semuanya dari gue, dia ga pantes ada didunia ini!"
Woozi semakin kaget "Hoshi tenanglah."
"Lo.. lo kok tau chan?"
"Gue kan guru musiknya. Dia les musik di tempat gue"

"Hoshi.. lo lagi ada masalah? Mau cerita sama gue?"
Karena sudah mulai mabuk, hoshi perlahan meluapkan isi hatinya.
"Anak itu.. anak itu bawa sial di keluarga gue. Satu persatu kebahagian gue direnggut. Termasuk yang dia lakuin selama ini dengan lo."
"Dengan gue?"
"Lo tau kan gue dari dulu suka musik juga? Dance juga? Selama sekolah dulu kita ambil ekstrakulikuler musik bersama? Sampe kemudian dunia mengharuskan gue belajar kerja diusia gue masih boleh bermain.  Tapi lihatlah anak itu, karena dia lahir paling kecil jadi dia bisa menikmati hidupnya" ucap hoshi dengan air mata yang sudah menetes.
"Hoshi.. lo masih bisa sekarang kok"
"Arhhh... gue benci anak itu sejak dulu hingga sekarang! Sekarang juga dia malah renggut seungcheol, orang yang satu-satunya paling cocok sama gue."
"Hoshi, lo cuma dikuasai rasa iri. Gue yakin lo bukan orang yang pembenci kaya gini."
"Tau apa lo tentang gue? Kita cuma bersama sampe SMA aja, selanjutnya tidak."
"Ikut gue yuk" woozi menarik paksa tangan hoshi dan mengajaknya ke studio

Air mata hoshi terus mengalir sambil menatap studio woozi.
"Kemampuan dance lo sangat baik, gue masih inget betul. Kalo lo masih mau, ayo sama gue. Lakuin pas lo libur atau pas lo senggang."
"Gue ga yakin" jawab hoshi
"Kenapa? Lo tau ga, adek lo melakukan dengan baik disini. Kalo lo liat pasti bangga. Dan dia terpilih sebagai salah satu yang mewakili saat acara perpisahan disekolahnya nanti. Lo mau liat videonya?" Woozi menunjukkan lewat ponselnya
"Gak, gak peduli gue" ucap hoshi namun sesekali ia tetap melirik video chan menari.

"Gue tentu gatau apa aja yang terjadi sama lo sekeluarga. Gue juga ga begitu ngerti sama yang ucapin tadi. Tapi intinya, turunin ego lo hoshi. Lihat dan berpikirlah lebih luas tentang hal yang lo benci selama ini."
"Ck!" Hoshi pergi meninggalkan studio woozi, ia kembali minum ke toko tadi.
Woozi menyusulnya, namun setelah sampai disana. Ia mendapati hoshi sudah tepar karena mabok.
Woozi menelepon wonwoo dan meminta alamat rumah. Kemudian mengantar hoshi pulang.











To be continued.
🩵🩷

Btw, aku pengen bikin short story gitu yang cuma 3-4 bab aja.  Pakai sampingan juga buat kalian baca selagi nunggu chapter" selanjutnya dari cerita ini. Hehe
Gimana?

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang