56

544 61 2
                                    

Hari selanjutnya ketika kondisi chan sudah lebih baik, semua anggota keluarga berkumpul. Sebelumnya, wonwoo sudah memberitahu chan tentang hal yang akan dibahas.

"Jadi karena kita rasa kamu yang memang harus memberi keputusannya, maka dari itu kita kasi tau kamu dan ngajak kamu untuk membahas ini chan." Wonwoo memulai obrolan.
"Dan sekali lagi hyung tegaskan, kalau pemulihannya cukup memakan waktu." Wonwoo mengelus rambut chan. Chan masih terlihat bingung.

"Hyung.. kalau ini segera dilakukan, chan ga bakal ngerasa pusing mual gitu lagi kan?" Tanya chan dan diangguki wonwoo.
"Tapi sebentar lagi ujian. Dan chan ingin sekali tampil saat acara perpisahan." Chan memandang wonwoo dengan mata yangmudah diartikan.
"Kita semua udah menebak akan jawaban kamu chan. Iya, kan?" Wonwoo memandang kearah saudara yang lain.
"Maka dari itu kita memakai keputusanmu chan." Jawab jeonghan dengan senyuman.

Chan masih kebingungan, disatu sisi ia bosan dan terganggu dengan efek sakitnya, disisi lain ia ingin tampil dan melalukan ujian dengan sebagaimana mestinya.

"Chan.. kamu yang paling mengerti dirimu."

Chan memandangi semua hyung nya, senyuman yang diberikan hyungnya membuat chan semakin percaya diri. Dia yakin dia bisa melewati semuanya apapun keputusannya itu.

"Hyung, apa kalian akan selalu menemaniku?"
"Hey apa yang kau tanyakan ini? Tentu saja kami semua akan bersama mu." Jawab hoshi

Chan menarik nafas dengan panjang, lalu menghembuskannya. Ia sudah mendapat keputusannya.
"Hyung.. ijinin chan sampe selesai ujian sama tampil di perpisahan."
Para hyungnya tersenyum, mereka tentu menyetujui keputusan chan.

"Okey kalau itu yang kamu mau. Tapi kamu harus janji sama kita, kamu nurut apa kata hyung untuk lebih menjaga kesehatanmu. Paham?" Ucap wonwoo dengan menjulurkan jari kelingkingnya.
Chan mengaitkan jari kelingkingnya kepada wonwoo kemudian semuanya mendekat dan memeluk chan.

"Hyung juga bakal ngasi tau woozi untuk ini ya."
"Makasih hyung."














Bohong kalau mereka setenang itu walaupun sudah menebak keputusan yang akan dipilih chan. Namun mau bagaimana lagi, kali ini kebahagiaan chan adalah yang utama.

Masih dalam lingkungan rumah sakit, seungcheol , mingyu dan dokyeom tampak sedang berjalan entah mau kemana mereka.
"Mingyu.. lo diem aja deh daritadi. Lo gapapa kan?" Tanya dokyeom.
"Ya mana bisa gue ngoceh.. emang perasaan lo setenang itu tentang chan?" Jawab mingyu
"Ya engga lah!" Tegas dokyeom
"Sstt kalian ini.. kalau mau berantem tuh masuk MMA aja." Ucap seungcheol
"Aishh hyung.."

"Btw mau kemana hyung?" Tanya dokyeom
"Gatau gue jalan aja ngikut kalian."
"Lah sama kita gatau mau kemana, mumet pikiran." Jawab dokyeom
"Yaudah sih jalan-jalan aja disini kalau gitu." Ucap seungcheol kemudian melanjutkan jalannya.

Drrrtttt

"Eh bentar HP gue bunyi." Mingyu mengambil HP dari kantongnya.
"Seungkwan?"

📞
🐶: halo, kwan?
🍊: halo hyung maaf menelepon, hehe. Hemm mau nanyain chan, dia baik-baik aja kan? Ga balas chat soalnya dari kemarin.
🐶: oalah maaf ya, chan lagi engga banyak main hp sih. Dia lagi dirumah sakit, tapi kondisinya udah baikan. Mungkin bentar lagi boleh pulang.
🍊: jadi chan dirawat lagi? Hemm hyung sampaikan salam dari aku dan vernon yaa.
🐶: okey makasi ya. Nanti kalau dia dah pulang kalian main aja kerumah.
🍊: wahh oke hyung makasi juga yaa. Sampai jumpa.

....





"Bersyukur banget chan punya temen sebaik mereka ya." Ucap dokyeom
"Bener, mereka dah kaya saudara juga."
"Seungcheol hyung! Mau nambah adik lagi ga?" Canda mingyu
"Kalau mereka mau boleh aja." Jawab polos seungcheol.
"Lahh polos banget lo."
Mereka bertiga terkekeh.




Disisi lain, wonwoo telah menelepon woozi dan menyampaikan keputusan chan. Woozi pun meminta izin untuk menjenguk chan ke rumah sakit.

Tok tok..

"Hai chan.." sapa woozi
"Oh woozi hyung!" Jawab chan.

"Bagaimana kondisinya?"
"Baik kok hyung."

"Ohya chan.. wonwoo udah ngasi tau tentang keputusan kamu. Kamu udah yakin kan?" Tanya woozi.
"Yakin hyung, please izinin chan ikut. Kasi chan kesempatan." Jawab chan dengan sangat memohon.
"Tentu saja chan. Hyung juga seneng kalau kamu ikut. Kemampuan kamu dibidang ini sangat baik, hyung sangat bangga sebagai pelatih."
"Terimakasih banyak hyung." Chan membungkukkan badannya.

"Eh jihoon.. udah dari tadi?" Tanya hoshi yang tiba-tiba masuk.
"Engga, baru aja."
"Eh chan tau ga kalau hoshi juga pinter dalam bidang menari dan menyanyi." Ucap woozi
"Wah iyakah?"
"Ah itu jaman gue SMA aja kali" jawab hoshi malu-malu.

Tiba-tiba chan turun dari tempat tidurnya.
"Eh chan, ngapain?" Tanya hoshi yang tangannya sudah ditarik chan.
"Woozi hyung, tolong musiknya."
"Chan? Emang boleh?" Woozi ragu.
"Ayolahhh.." paksa chan. Woozi pun menyetel sebuah lagu.

1 2 3...

Dengan tangan masih tertempel infus chan sedikit melakukan tarian, ia juga menyenggol-nyenggol hoshi agar ikut menari bersama. Dalam beberapa menit mereka melakukan tarian freestyle.

"Wahhh"
Tanpa disadari saudaranya yang lain termasuk joshua dan dr.kim menonton mereka dan memberikan tepuk tangan setelahnya.

"Ahh malu gue" hoshi menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Kan bener, hoshi itu jago" ucap woozi
"Hm. Wahh hoshi hyung keren bangett." Ucap chan.

"Kalian harus menari versi lengkap sih.. biar gue yang jadi videographer nya." Ucap mingyu sambil menonton rekaman dance chan dan hoshi tadi.
"Stop pleasee!! Gue malu" wajah hoshi juga memerah.

"Haha ga perlu malu, lo keren!" Woozi merangkul hoshi.
















To be continued.

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang