47

704 77 11
                                    

Joshua memegang bahu wonwoo dan mengajaknya untuk berdiri.
"Wonwoo, lo ga boleh lemah. Lo harus kuat, ini belum parah. Kemungkinan untuk sembuhnya masih besar."
"Benar wonwoo. Kalau lo lemah, bagaimana dengan chan? Dia pasti bakal ikutan lemah. Inget, lo itu kekuatannya chan selama ini." Tambah dr.Kim
"Kenapa harus chan? Kenapa dia harus menanggung banyak sekali hal berat dihidupnya? Bahkan diusianya yang semuda ini." Ucap wonwoo masih dalam isak tangisnya.

"Yakinlah bahwa chan akan bahagia setelah ini wonu.. sekarang pelan-pelan lo kasi tau saudara saudara lo. Tapi jangan chan, biar dia ga kepikiran. Kita harus tetap menjaga kesehatan chan dalam segi apapun sambil kita pikirkan jalan terbaik yang akan kita ambil." Ucap joshua.
Wonwoo mengambil kembali berkas itu dan akan kembali menemui saudaranya di ruang rawat chan.

"Wonwoo hyung.." lirih seseorang memanggil wonwoo
"Oh vernon? Belum pulang?" Ucap wonwoo kemudian ia segera mengenakan masker wajahnya.

"Hyung.. maaf kalau lancang. Apa chan baik-baik aja? Hyung kenapa nangis?"
Wonwoo menghela nafasnya kemudian memeluk vernon.
"Tolong jangan kasi tau chan ya. Tolong bantu agar chan selalu ngerasa happy."
"Maksud hyung? Chan kenapa??" Vernon mulai menangis.
Wonwoo membisikkan sesuatu padanya, ia sengaja tak keras-keras agar tak ada yang mendengarnya.

"Tolong yaa.. hyung pergi dulu." Wonwoo meninggalkan vernon.

Vernon seakan sangat sesak dadanya setelah mendengar bisikan wonwoo. Ia masih menangis dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Vernon?" Joshua yang baru keluar ruangan terkejut melihat vernon yang tengah menangis itu.
"Kau kenapa?"

"Joshua hyung, tolong bantu chan. Aku mohon!! Kau pasti bisa kan?" Vernon menggenggam erat tangan joshua sambil terus memohon.

"Jadi kau tahu itu? Aku pasti berusaha yang terbaik. Tenanglah, cukup bantu agar ia selalu merasa bahagia." Jawab joshua meyakinkan vernon
"Aku pasti akan menjaganya hyung!"
"Terimakasih, kita semua akan melakukan yang terbaik untuknya." Joshua menepuk pundak vernon kemudian pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Kini wonwoo telah sampai didepan ruang rawat chan. Ia masih ragu untuk masuk, tepatnya masih belum sanggup. Ia lagi-lagi meneteskan air matanya. Setelah beberapa saat, wonwoo menarik nafasnya guna untuk menenangkan diri, ia mengusap air matanya kemudian bersiap untuk masuk.

"Wonu-yah!" Panggil hoshi yang tepat saat itu juga tiba disana
"Wonu, lo nangis? Ada apa?" Tanya seungcheol yang mendadak muncul perasaan tak enak didirinya.
Wonwoo mengeratkan genggamannya di berkas tersebut, itu membuat mereka berdua semakin penasaran.
"Ya! Itu pasti hasil lab chan kan? Apa hasilnya?" Tanya hoshi tidak sabaran.
Wonwoo yang masih tidak menjawab dan mulai menangis lagi membuat hoshi dan seungcheol merasa khawatir. Hoshi merampas dan membuka isi berkas itu.
"Wonwoo-ssi jelaskan, aku tidak mengerti. Kau dengar aku kan? Ya!" Hoshi sedikit emosi, hal itu terdengar sampai dalam ruangan dan membuat saudara yang lainnya keluar.

"Kenapa kalian ribut?" Tanya jeonghan
"Apa itu hasil lab nya?" Sambungnya

"Hyung kenapa nangis?" Tanya mingyu

"Ya!" Dengan satu tangan memegang berkas, dan satu tangannya lagi memegang kerah baju wonwoo, hoshi tampak semakin emosi.

Jun mengambil berkas itu kemudian membuka Google untuk mencari tau arti sebenarnya dari hasil lab itu.
Setelah mendapatkan artinya, jun membuat semuanya terkejut karena ia spontan menjatuhkan berkas dan HP nya. Tangannya juga gemetar dengan mata berkaca-kaca.

"Lo kenapa?" Tanya hao yang kemudian mengambil HP jun.
"C-chan.." hao menatap wonwoo

"Iya.. chan kita.. adik kita.. dia lagi sakit. Chan mengidap tumor otak stadium 2. Memang belum begitu parah dan kemungkinan sembuhnya masih besar, tapi tetap saja itu akan cukup mengganggunya. Ia akan sakit kepala, mual/muntah, hingga pingsan. Ku mohon jangan membuat dia tertekan, buat dia merasa senang. Aku masih memikirkan jalan terbaiknya." Jelas wonwoo. Semuanya menangis, mereka tak bisa terima hal ini.

"Tidak! Ini pasti salah kan?? Periksa lagi!" Ucap jeonghan
"Gue juga ga percaya, gue sampe pastiin data diri dan lainnya. Tapi.."
Jeonghan jatuh kelantai, ia tak kuat mendengar kenyataan ini.
"Hyung ayo kita semua kuat. Ayo kuat untuk chan" ucap wonwoo sembari membantu jeonghan untuk bangun dan duduk dikursi.

"Jangan bahas disini lagi. Nanti chan bangun dan denger." Tambah wonwoo

Hoshi pergi begitu saja, seungcheol menyusulnya. Hoshi sedang benar-benar rapuh. Pikirannya kacau. Memang semuanya merasakan hal yang sama, hanya saja ini pertama kalinya lagi setelah sekian lama untuk hoshi.
"Hyung.. chan ga baik-baik aja."
"Chan pasti sembuh kok. Kita harus kuat depan dia, kita ga bisa beritahu dia sementara ini." Ucap seungcheol sebagai yang tertua harus menguatkan para adik-adiknya.

Di ruang rawat chan, para hyungnya memandangi chan dengan raut wajah sedih. Bahkan jun dan hao yang baru tiba hari ini pun lelahnya menjadi hilang begitu saja.

"Chan, kamu kapan sadarnya? Betah banget tidur kek gaada rasa bersalahnya gitu? Hyung dateng lo ini, kamu nyapa kita aja engga." Ucap Hao

"Wonu-ya, kapan dia bangun?" Tanya jun
"Belum bisa dipastikan. Dia mendapat banyak benturan dikepalanya." Jawab wonwoo

Ceklek
Hoshi dan seungcheol masuk.

"Kalian datang.. hmm karena semuanya disini, mau makan malam apa? Biar aku memesannya." Ucap wonwoo
"Aku tidak lapar" ucap jeonghan

"Hyung.. ga boleh gitu, kita harus makan. Ingat, kita harus kuat agar chan juga kuat."
"Bagaimana bisa seperti itu? Chan pun saat ini tidak makan kan?!" Ucap jeonghan dengan nada tinggi

Eughhh
Chan mulai sadar dari pingsannya.

"Chan?! Chan sadar!!"

"Akhh" chan memegang erat kepalanya
"Kepalamu sakit?" Tanya wonwoo sambil memeriksa chan. Chan mengangguk.

"Mual" ucap chan dengan lemas tetapi ia berusaha bangun.
"Chan mau muntah ?" Tanya seungcheol sambil memijat-mijat leher belakang chan
Chan menggeleng, kemudian setelah ia sadar dengan baik, ia melihat telah dikelilingi oleh semua kakaknya.

Chan tersenyum, namun senyuman itu malah menyayat hati para hyungnya.
"Kamu masih terlalu kecil untuk mendapatkan semua ini" kurang lebih begitulah yang dipikiran para hyungnya.

"Jun hyung? Hao hyung? Chan kangen kalian." Ucap chan dengan senyum manis di wajahnya yang pucat itu.
Jun dan hao memeluk chan.
"Lalu, kenapa chan baru bangun? Hyung nunggu dari tadi loh."
"Maaf.."
"Aigoo hyung hanya bercanda" jun dan hao mempererat pelukannya.

"Hyung.. kenapa wajah kalian semua sembab? Ada yang terjadi?" Tanya chan
"Engga kok engga, pada belum mandi aja mereka." Jawab wonwoo segera agar tidak dicurigai chan.

Kemudian chan tiba-tiba menatap lekat hoshi.
"Kenapa?" Tanya hoshi
Chan menggeleng.

"Ah berhubung kita semua disini, mari berpelukan." Ajak jeonghan dan mereka ber 9 berpelukan.
Chan merasa sedikit aneh tapi sangat bahagia.
Sedangkan sebenarnya para kakaknya sedang sangat bersedih karena hasil dari pemeriksaan chan tersebut.










To be continued.

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang