63

488 63 4
                                    

Ruangan bernuansa putih itu masih tampak tenang, tak ada kebisingan sedikitpun walaupun terdapat 7 orang yang mengitari 1 orang yang masih terbaring lemas di ranjangnya. Begitu kompak mereka menciptakan keheningan, mungkin hanya hembusan nafas saja yang terdengar. Hingga ketika Wonwoo memasuki ruangan, keheningan itupun sedikit terpecahkan.

"Kalian semua udah pada makan malam?" Kalimat pertama yang diucapkan wonwoo.
"Sudah." Jawab jeonghan mewakili semuanya.

"Lo belum selesai kerja?" Tanya jun
"Gue ambil full hari ini, biar terus bisa memeriksa chan." Jawabnya.
Akhirnya merekapun melakukan sedikit percakapan.

"Eh?" Mingyu menatap chan membuat semua ikut berpaling kearah chan.
"Tadi tubuhnya sedikit menggeliat gak sih? Atau gue salah liat?" Sambung mingyu. Semuanya masih memandangi chan, wonwoo pun mencoba memeriksanya.
Hasil yang wonwoo dapatkan adalah bahwa chan masih dalam pengaruh bius. Dia belum sadar.

"Eughh.. kenapa harus sakit dulu?" Tiba-tiba kalimat itu keluar dari mulut chan. Namun dengan matanya yang masih tertutup.
"Chan?" Wonwoo mengelus rambut chan, reaksi chan seakan menolak elusan itu.
"Wonu-ya, chan kenapa?" Tanya seungcheol panik.
"Ku rasa dia mengigau. tak apa, ini efek bius yang biasa terjadi." Jawab wonwoo.

"Kalau chan ga sakit, apakah sekarang chan bisa merasakan kasih sayang dari kalian?"

Deg..
Ekspresi wajah hyungnya berubah. Jun dan hao menjadi bingung, seungcheol hoshi dan dokyeom tampak bersalah, mingyu jeonghan dan wonwoo sedih.

"Maksud kamu apa?" Ucap Hao.

"Harus chan sakit dulu baru mendapatkan perhatian satu persatu dari hyung?"
"Chan ga rela kalau harus mati tanpa merasakan pelukan hangat dari kalian semua. Syukurnya chan masih bisa hidup sampe bisa merasakan itu."
"Wonu hyung.."

"Iya chan?"

Hiks hikss..
Chan tiba-tiba menangis sesegukan.

"Chan kenapa? Ada kita semua disini. Jangan nangis" ucap wonwoo sambil menggenggam tangan chan.

"Chan gamau, pergi kalian!" Teriak chan. Satu persatu juga hyungnya mulai meneteskan air mata.

"Chan, semua sayang sama kamu."

"Maaf.. chan ga maksud. Chan ga benci kalian. Hiks hikss.."
"Tapi Kalian mengabaikan chan. Kalian gasuka sama chan"
"Apa chan anak pembawa sial bagi kalian?"
"Tapi.. hiks hikss"

"Chan kenapa bicara gitu? Kamu anak baik, sayang." Ucap jeonghan
"Chan boleh marah kok, boleh ungkapin semuanya."
Sambung jeonghan. Namun chan hanya terus menangis hingga perlahan ia berhenti menangis dan kembali tertidur dalam efek biusnya."

Wonwoo mengusap sisa air mata yang masih menempel di wajah chan. Kemudian ia menunduk, tampak sangat bersedih. Apa sesakit itu yang ia rasakan sebelumnya hingga kata-kata seperti itu yang dikeluarkan saat ia mengigau?

Ketika suasana mulai dirasa membaik..
"Kenapa ya chan bisa mengigau kayak gitu?" Tanya Jun dingin. Belum ada yang menjawab, semuanya hanya menunduk.
"Siapa yang dimaksud chan?"
"Apa itu lo? Dan lo hyung?" Jun menunjuk hoshi dan seungcheol.
"Hmm kalau lo.. juga?" Lanjut jun menunjuk dokyeom.

Bagaimana bisa tebakannya sangat tepat?

"It's okay kalau belum ada yang mau menjawab."
"Gue yakin chan ngigau nya itu berdasarkan pengalaman yang ia lalui, simple nya berdasarkan Fakta. Buka mengigau karna mimpi atau halusinasi."
"Gue lanjut study ke China, terus juga gue diem-diem gini aja kalian pikir gue engga pernah ngerasa janggal?"

"Kita saudara bro! Kita juga tinggal serumah dari kecil sampe sebelum gue ke China."
"Gue ngeh sama cara beberapa dari kalian memperlakukan chan. Seperti yang dia bilang tadi, kalian mengabaikannya."
"Seungcheol hyung, hyung adalah yang tertua. Maaf kalau aku terkesan menasehatimu."
"Hoshi-ah, gue bersyukur akhirnya lo bisa nurunin ego lo."
"Dan dokyeom-ah.. jadilah diri lo sendiri tanpa kehasut siapapun!"

"Kau benar, Jun. Gue menyesali itu, gue nyesel karna ga becus jadi yang tertua dikeluarga kita." Ucap seungcheol dengan nada bersalah
"Sudahlah hyung, sekarang lo udah berubah dan engga keras lagi ke chan."
"Semuanya udah terjadi, kita udah melukis luka di dalam diri chan. Sekarang saatnya kita untuk mengobati lukanya. Menjadi tempat ternyaman nya untuk pulang."
"Jun, terimakasih." Seungcheol memeluk jun.

"Gue juga bener-bener nyesel, gatau kenapa harus membencinya. Gue sadar ketika dia ngebantu gue waktu gue rasanya hampir mati karna alergi gue kambuh." Ucap dokyeom.

"Gue yang paling bermasalah disini, gue yang paling terakhir menyadari bahwa chan sangat berharga. Gue janji bakal menjadi pelindungnya selamanya."

Adem, suasananya menjadi adem. Mengakui kesalahan kemudian minta maaf dan memaafkan.















To be continued.

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang