64

470 55 4
                                    

Sehari pasca operasi, chan dikatakan bahwa akan segera sadar. Hari ini masih pagi, namun beberapa hyungnya ada yang meninggalkan ruang rawat itu dikarenakan tugas yang memang samasekali tidak bisa ditunda.
Disana kini tersisa jun, hao, mingyu, dokyeom, dan wonwoo. Hyung yang pergi selalu meminta agar dikirimi kabar tentang chan, rasanya tiap beberapa menit room chat di grup family itu ada notifikasi.

Sekitar pukul 10 pagi, seungcheol, jeonghan dan hoshi selesai dengan kepentingannya. Mereka tentu saja kembali kerumah sakit.

"Ughh" ucap seungcheol sambil melepas dasi dan jas nya.
"Apa dokter ada memeriksa dia kembali? Bagaimana katanya?" Tanga seungcheol
"Tadi pagi itu aja terakhir, tunggu sadar aja katanya. Tapi dari kondisi keseluruhan, perlahan berkembang dengan sangat baik." Jawab jun.
"Wonwoo dimana?" Tanya jeonghan yang khawatir karena mengetahui wonwoo full lembur sejak dua hari lalu.
"Tadi dia keruangannya. Dia juga sempet tidur beberapa jam disini." Jawab mingyu

Ceklek..
"Oh kalian sudah kembali" Panjang umur wonwoo yang baru saja ditanyakan datang memasuki ruangan. Tapi kali ini ia bersama joshua.
"Selamat pagi" sapa joshua.

"Joshua-ssi, kapan adikku sadar?" Tanya seungcheol agak menggebu-gebu.
"Seung-.."

"Eughh.. " chan tampak mulai sadar. Mengetahui itu, joshua dan wonwoo segera memeriksanya. Sedangkan hyung yang lain juga mendekat.
"Chan.. ini hyung. Chan sadar?" Ucap wonwoo pelan.

Chan mengedip-ngedipkan matanya, cahaya terang diruangan itu cukup membuatnya silau ketika membuka mata. Ia masih tampak bingung dengan keadaan sekitarnya. Chan membolak-balikkan tangannya yang tertempel infus, menyentuh kepalanya yang dibalut perban, melihat-lihat orang-orang yang mengerumuninya.
"Engga apa, santai aja dulu. Kamu tarik nafas pelan-pelan." Ucap joshua yang paham akan hal yang terjadi pada chan.

"Apa chan masih hidup?" Pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu terdengar cukup lucu bagi hyungnya.
"Tentu aja, kamu hebat karna telah berhasil melalui hal yang berat." Jawab wonwoo.

Mata chan terbuka cukup lebar "Jadi, chan udah dioperasi ya?" Tanyanya lalu diangguki para hyungnya.
"Hyung.." chan menatap kesemua hyungnya dengan senyuman.

"Apa adekk?" Ucap hoshi
"Chan udah sembuh?" Tanya chan lagi, dan lagi diangguki hyungnya.
Chan tampak senang, walaupun ia masih belum bisa banyak gerak. Para hyung merasa sangat lega karena chan sadar dalam kondisi baik.




Singkat cerita, makin kesini makin membaik. Chan tengah duduk di ranjangnya dengan cemilan yang disediakan oleh rumahsakit.

"Jadi, kapan chan boleh pulang?" Tanya chan.
"Lo tuh ya, dari duluuuu tiap opname pasti nanya gitu terus. Padahal nyata-nyata lo masih sakit." Jawab mingyu dengan penekanan.
"Hehe bosen lah disini" ucap chan lagi sambil mengunyah makanan dimulutnya.

"Oke udah-udah tar tunggu wonu aja. Jadi, mau lo apa chan? Maksud gue, keinginan lo." Ucap seungcheol.
"Apaan hyung?" Tanya balik chan.

"Gue kan bilang kalau dah selese operasi, gue bakal turutin kemauan lo. Nah sekarang apa itu?"
"Pengen mobil sih" jawab chan santai
"Okey mau mobil apa? Tapi setelah lo belajar nyetir sama cari SIM ya."
"Gue bantu ngajarin lo chan." Ucap mingyu.

"Eh tapi, kalo ga salah artis favorit chan mau konser di korea. Tapi tiketnya sekitar 20juta hemm." Ucap chan lagi
"Yaudah si nonton aja, tar gue temenin." Kini hoshi yang menjawab.

"HAHAHAHAHA" chan tiba-tiba tertawa dan membuat hyungnya bingung.
"Aishh apa yang kau katakan hyung? Gak lah.. chan ga butuh itu semua." Ucapnya serius.
"Gapapa kalo emang kamu mau, kita serius mampu nurutinnya" jawab seungcheol.
"Udah, bukan itu. Nanti chan bilang kalo udah pada ngumpul semuanya." Ucap chan
"Yaudah, tapi gue penasaran banget sekarang. Mau lo itu apaan si sebenernya."
"Hehehehe."












Beberapa hari berlalu, chan diizinkan untuk rawat jalan. Ia pun telah pulang.
Suatu hari, dicuaca yang cerah dengan suhu yang tidak terlalu panas maupun tidak terlalu dingin, mereka memutuskan makan malam dengan memanggang daging di halaman rumah. Mereka menyiapkan meja, alat panggang, kursi, dan lainnya. Layaknya berkemah, dimalam yang semakin larut merekapun juga menyalakan api unggun. Duduk mengitari api dengan berbincang-bincang.

"Okey, mumpung kita semua lengkap ini, katakan keinginanmu." Tiba-tiba seungcheol menunjuk chan, chan jadi agak gugup tapi dia kembali percaya diri.
"Oke oke aku akan jelaskan." Jawabnya dan tampak semua siap untuk mendengarkannya.

"Chan gatau harus mulai dari mana juga. Tapi intinya chan telah mendapat yang chan inginkan. Ini seperti tak ada lagi hal yang chan ingin miliki. Jadi... aww sedih." Chan sempat memotong ucapannya karena air matanya yang tak terbendung lagi.

"Hyung.. kalian semua. Kalian semua yang chan maksud. Chan sangat bersyukur memiliki kalian dengan utuh. Merasakan kasih sayang kalian semua. Chan pikir setelah mengetahui kalau chan kena penyakit itu, chan bakal segera mati. Chan sebenernya takut banget setiap hari, chan ga rela kebahagian ini berlalu dengan cepat. Tapi untungnya chan masih dikasi kesempatan."
"Chan masih pengen tumbuh bersama kalian, bisa jadi adik yang membanggakan kalian."
"Jadi chan mau kalian selalu sehat, bahagia. Chan sangat sayang kalian. Terimakasih karena telah memberikan chan kehangatan ini. Menjadi tempat ternyaman chan."

"Chan.. maaf" potong seungcheol yang juga sudah menangis.
"Mari kita lupakan masa lalu kita yang buruk. Ambil pelajarannya saja." Dengan segera chan menjawab seungcheol seolah ia tahu apa yang akan dikatakan oleh hyungnya tersebut.
Dengan kompak mereka berpelukan dan Menangis.
"Chan, kamu tumbuh dengan sangat baik. Kami juga berterimakasih." -wonwoo



"Tapi lo ga pernah minta sesuatu chan, ayo pikirkan dan mintalah pada kami." Ucap seungcheol
"Bener, lo pasti pernah aja kebayang sesuatu kan?" Ucap hoshi

Sejenak chan diam, kemudian kembali menatap mereka.
"Ah.. oke ada." Ucapnya
"Katakan!" Para hyung yang excited.

"Beberapa bulan lagi chan kan ulang tahun. Ayo rayakan bersama? Kita belum pernah melakukan itu kan?"
"Ah.. hanya merayakan ulangtahun? Lo mau tema apa? Dimana?"
"Hyung! Ayo ke luar negeri!" Ucap chan dengan memejamkan mata karena merasa sedikit malu.

Hoshi terkekeh kemudian mencubit pipi chan.
"Kiyowo.."

"Nah ide bagus, mau dimana?" Seperti membalikkan telapak tangan, dengan mudah dan tanpa beban seungcheol menjawab.
"Paris?" Tambahnya.
"Jepang, pengen ke jepang." Jawab chan.

"Aigoo, ke jepang mah malam ini juga bisa." Ucap Dokyeom
"Serius cuma jepang?" Tanya mingyu. Chan mengangguk.

"Hyung, chan ga expect kalian bakal segampang ini nurutin keinginan chan ke jepang." Ucap chan dengan polos membuat para hyung semakin gemas.
"Padahal kan mahal." Tambah chan

"Jangan bilang lo cuma mau kesana karna mikir biaya?" -jeonghan
"Jangan gitu chan, gue kerja untuk kalian juga" -seungcheol
"Eh engga, chan emang pengen ke jepang dari duluu."

"Yaudah turutin aja maunya chan, toh kita belum pernah kejepang sekeluarga kan?" Ucap wonwoo
"Iya juga yaa. Yaudah siapp tuan muda Chan, kami akan kejepang bersama anda." Ucap hoshi, wajah chan memerah karena malu tapi senang.

"Eh keasikan ngobrol, apinya udah mau padam. Dah yuk istirahat. Chan juga baru sembuh." Ucap jeonghan dan mereka mulai beranjak kekamar masing-masing.













"Permintaan yang begitu sederhana." -seungcheol

"Bahagia lo sesederhana ini ternyata, tapi gue ga pernah menyadari" -hoshi

"Merayakan ulang tahun bersama? Hyung tau kebahagianmu emang sesederhana ini." -wonwoo

"Chan, gue selama ini kalo lo ulangtahun pasti yang rayain cuma gue, wonu dan mingyu. Tapi kali ini dan seterusnya kita bakal rayainnya bersama sama." - jeonghan










To be continued.

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang