43

597 66 2
                                    

Hoshi sampai lebih dahulu dibanding seungcheol. Ia mencari tempat duduk dan memesan minuman di kafe itu. Selang beberapa menit, seungcheol pun tiba. Hoshi menyadarinya dan segera memanggilnya.
"Seungcheol hyung, disini" hoshi melambaikan tangannya.
"Hoshi, udah tadi? " tanya seungcheol
"Belum kok. Ohya gue baru pesen minuman yang biasa lo minum aja. Mau mesen yang lain?" Ucap hoshi
"Oh makasi ya. Gausah, itu aja dulu" jawab seungcheol

"Hmm btw ada apa lo tiba-tiba ngajak ketemu kaya gini? Kayaknya serius. Lo baik-baik aja kan?"
"Ada yang gue mau tanyain sih hyung." Jawab hoshi gugup dengan mengaduk-aduk minumannya.
Seungcheol sudah terbiasa dengan sifat hoshi yang kadang gengsi untuk mengungkapkan sesuatu, jadi ia sudah tau cara menyikapinya.
"Iya tanya aja." Ucap seungcheol dengan santai

"Hyung, lo pernah ga si dihantui sesuatu ? Tapi lo ngerasa kayak gitu cuma karna hal kecil aja, kek cuma karna mimpi misalnya."
"Pernah kok, belum lama ini juga."
"Serius hyung??"
"Iya, kenapa? Lo lagi ngalamin kaya gitu?" Tanya seungcheol setelah melihat reaksi hoshi.
"Hmm sebenernya.. mimpi gue semalem itu cukup menghantui gue." Jawab hoshi

"Emang mimpi lo gimana?"
"Gue .. gue mimpi Jun dan Hao pulang. Itu karna ada sesuatu yang fatal dikeluarga kita."
Seungcheol mengangkat alisnya, ia yakin kalau mimpi hoshi lebih dari itu.
"Mungkin karna lo mabok. Lo tenangin diri ya, jangan sampe terbawa suasana, ga baik juga."
"Terus kalo lo hyung? Apa yang menghantui lo?" Tanya hoshi

"Sesuatu yang terus dateng ke kepala gue, bikin gue terus kepikiran tentang kenapa gue kaya gini? Sampe kapan gue hidup kaya gini?" Jawaban yang membingungkan hoshi.
"Gue ga paham hyung."
"Gapapa, ini udah terlewati. Gue saat itu cuma harus lebih sadar dan engga egois aja."

"Hyung.."
"Hoshi-ya, gue sayang banget sama lo. Gue sayang sama ke delapan saudara gue. Udah lama lo engga berbagi cerita gini ke gue, makasih ya." Seungcheol mengusap lembut kepala hoshi.

"Hyung ayo pulang setelah menghabiskan makanan ini. Udah mau jam makan malam juga biar ga pada nunggu yang lainnya."

Hoshi memutuskan untuk menyudahi ceritanya. Ia masih ingin tidak menyukai chan. Jadi ia bersikeras untuk itu.
Kini seungcheol dan hoshi pun kembali kerumah. Sesampainya dirumah, tetap saja hoshi masih khawatir tentang mimpinya lalu segera menanyakan keberadaan chan.

"Jeonghan hyung, wonu belum pulang?" Tanya nya kepada jeonghan yang tengah duduk di sofa.
"Udah tapi habis mandi keluar lagi." Jawab jeonghan
"Kemana?"
"Chan bilang pulpennya habis terus dianter beli sama wonwoo. Sekalian beli makan malam."
"APA?! Mingyu dokyeom gimana si udah gue bilangin jangan sampe keluar tu anak!" Kaget dan kesal hoshi kemudian ia pergi ke kamarnya

Tuutt tuutt
"Halo?"
🐯: wonu-ya dimana lo? Pulang sekarang! Sialan ngapain lo keluar sama anak itu huh? Sial!"
🐈‍⬛: hah? Lo kenapa si? Toh gue cuma anter-
🐯: sialan lo, mingyu dokyeom juga bisa-bisanya!!!

Seungcheol yang mendengar hoshi berbicara keras sambil mengumpat tersebut, lalu menghampirinya. Seungcheol mengambil telepon hoshi

"Halo wonu-ya, segera belanja dan pulang. Hati-hati dijalan."

Seungcheol mengakhiri telponnya.
"Hoshi, lo kenapa?"
"Hyung, gue mimpi chan mati! Mati karna kecelakaan saat pergi keluar rumah! Tepat sekali! Tepatt karena saat ingin membeli alat tulis!" Jelas hoshi dengan penuh emosi.
"Dan.. gue ga mau merasa bersalah jika terjadi sesuatu, makanya gue selalu awasi anak itu. Kebetulan juga gue hari ini ga masuk kantor, maaf!" Tambah hoshi

"Hoshi-ya, tenang. Gue pastikan tak terjadi apa-apa pada mereka." Jawab seungcheol yang masih berusaha menenangkan hoshi.

"Gue udah bilang sama mingyu dan dokyeom untuk ngawasin anak itu. Aishh"
"Mungkin mereka mengijinkan karena chan pergi sama wonwoo kan?"

"Ouu adik-adikku sudah pulang. Apa yang kalian beli untuk makan malam?" Terdengar ucapan jeonghan dari ruang tengah.

"Mereka udah pulang." Ucap seungcheol, hoshi menghela nafasnya.
"Oh ya lo ga usah marahin mingyu sama dokyeom ya. Lo kalo mau ngomong pelan-pelan aja." Pinta seungcheol.
"Hm. Ohya gue juga mohon rahasiakan dari siapapun tentang mimpi gue. Cuma lo yang gue kasi tau."
"Gue paham, dah yuk makan malam."



Kedelapan orang itu telah menyelesaikan makan malamnya. Kini masing-masing dari mereka sedang bersantai. Ada yang dikanar dan diruang tv.

Namun saat itu tiba-tiba aliran listrik di perumahan tersebut padam. Tentu saja mengangetkan semua orang.

Aaaaaaaaa

"Kok tiba-tiba mati lampu si. Semuanya jangan panik!" teriak jeonghan dari kamarnya.
"Hyung!! Aigoo, mingyu-ya lo dimana. Jemput gue ke kamar!" Teriak dokyeom
"Bentar gue lagi cari HP gue buat senter" balas mingyu.

"Chan.. jangan panik hyung bakal kesana sekarang." Teriak wonwoo
"Duh hp gue mana nih, gue perlu senter" gumam wonwoo sambil meraba-raba kasurnya untuk mencari HP nya. Kebetulan beberapa dari mereka memang sedang tidak main HP.

"Lah kok gelap? Mati lampu? Ahh gue ketiduran" gumam seungcheol kemudian ia segera bangun dan berjalan keluar.
"Tenang semua! Jangan panik nanti malah terluka! Hyung bakal nyalain lilin." Teriak seungcheol
"Lagian gimana si bisa-bisanya mati lampu diperumahan gini." Gumam seungcheol sambil mencari lilin.

"Hyung!! Chan takut banget tolongin!! Hikss" ucap chan dari dalam kamarnya.
Kegelapan terlalu menakutkan, chan benar-benar kesulitan berpikir positif lagi. Ia melirik kearah jendela dan melihat kelip-kelip yang kemungkinan berasal dari kunang-kunang. Karena ia sudah ketakutan, ia berteriak dan berlari.
"Aaaaa!!!"

Duarr

Chan meraba-raba gagang pintunya, kemudian pintunya terbuka dari luar. Ia segera keluar dan memeluk orang yang ada di depan kamarnya. Ia memeluknya sangaatt erat.
"Hikss hikss takut." Ucapnya

"Basah banget badan lo, keringetan atau lagi mandi?" Ucap datar hoshi yang kemudian membalas pelukan chan walaupun hanya dengan satu tangannya.

Chan tak menjawab ucapan hoshi, ia masih memeluk erat tubuh hoshi. Hoshi pun pasrah saja dengan hal itu.
Beberapa menit kemudian, lampu menyala. Dan anggota lainnya menyaksikan pemandangan hoshi dan chan berpelukan.

"Dah nyala, dah terang." Hoshi mendorong pelan tubuh chan dari dirinya. Kemudian chan dipeluk oleh wonwoo.
"Chan maaf hyung telat"

"Kalian semua gapapa kan?" Tanya seungcheol memastikan keadaan adik-adiknya.
"Gapapa" -jh, dk, mg.

Hoshi mendekati chan kemudian mengusap rambut di dahinya.
"Heh ini hasil dari 'duarr' tadi?" Ucapnya membuat yang lain juga melihat dahi chan.
"Loh kenapa ini?" Panik wonwoo
"Kejedot kan lu? Pas gue mau buka pintu lo, gue juga sampe kaget denger nya." Ucap hoshi.
"Chan kenapa ga nyalain senter HP nya?" Tanya jeonghan.
"Hp chan jatuh dan ga ketemu karna gelap. Tapi gapapa kok, ga sakit." Jawab chan yang sudah lebih tenang.
"Gapapa apanya, biru begitu loh dahinya." Ucap mingyu
"Chan ayo ke kamar hyung dulu, kita obatin dahinya." Ajak wonwoo

"Yaudah karna semua udah baik-baik aja. Lanjut istirahat dah ya. Gue dapat pesan, katanya mati lampunya cuma kesalahan teknis dikit. Udah aman dan dipastikan ga bakal mati lampu lagi." Ucap seungcheol
"Oke hyung."
Satu persatu telah masuk ke kamarnya. Kini tinggal seungcheol dan hoshi yang masih diluar.

"Hoshi, thanks karna udah nyamperin chan tadi."
"Gausah GR, gue cuma kasian dan karna gue masih kebayang sama mimpi gue. Dah gue mau istirahat, selamat malam cheol hyung." Ucap hoshi dengan datar.
"Selamat malam hoshi." Jawab seungcheol tersenyum.











To be continued.

Chan | svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang