tragedy...

25 2 0
                                    

pagi datang beriringan dengan langit mendung serta hujan yang turun. Nathan tertidur dilantai. rasanya ia kelelahan dengan kejadian semalam. ia bangun dari tidurnya. ia melihat sekelilingnya berantakan. banyak barang berserakan dilantai. ia mencari ponselnya. ramai notifikasi disana. namun ada satu notifikasi yang menarik perhatian Nathan.

"Singelton Hospital , lantai 2 , kamar 222. Sera disini Nath.."

Kiara. yaaa. kakak iparnya itu berbaik hati memberitahu dimana keberadaan Sera. tanpa berpikir panjang, Nathan bergegas memacu mobilnya menuju rumah sakit. ia tidak mengontrol kecepatan laju mobilnya. padahal hujan mengguyur lumayan deras. saat Nathan berusaha membuka ponselnya, tiba-tiba ia menginjak pedal rem nya. ia tidak dapat memgendalikan mobilnya lalu menabrak pembatas jalan di sisi kirinya. kepala Nathan terbentur stir mobil. sedangkan kondisi mobil Nathan sudah cukup rusak dibagian depan.

Nathan berusaha bangkit. ia melepas seatbelt, lalu keluar dari mobilnya. ia tersungkur dan duduk di dekat pembatas jalan yang ia tabrak. melihat sekelilingnya, lalu mencoba berdiri dan berjalan.

" Singleton ada diujung jalan sana. sedikit lagi. gue harus ketemu Sera.." Nathan berjalan gontai menahan sakitnya. ia tak menghiraukan orang-orang yang meneriakinya. ia berjalan dibawah guyuran hujan, semakin jauh meninggalkan mobilnya.

....................

" gue harap lo percaya Nathan. gue udah jelasin sedetail mungkin, jadi gue harap lo pecaya.."

" dia bukan laki-laki bejat. dia ga sebrengsek itu. keluarga mereka menjujung tinggi harga diri. dan dari kecil Nathan dijaga dan di didik sebaik mungkin sama keluraganya. lagipula, udah gue kasih lihat juga kan kalo detail wajah nya gak sama. urusan gelang ? bullshit Ndo, banyak yang punya imitasinya. bukannya lo paham ya, semenjak dia famous di timnas, semua fashion dia pasti jadi trendsetter ? banyak yang ikutin dan pasti ada aja barang imitasinya."

" gue tau lo emosi, apalagi ditambah kondisi Sera yang begini. tapi gue harap lo bisa pake akal sehat lo lebih banyak dari emosi lo. Sera belum sadar kan sekarang ? dia pasti masih shock. tugas lo. jelasin pelan-pelan ke Sera saat dia sadar nanti. lo harus jadi garda terdepannya.."

"Kalau nanti Sera gak juga percaya, biar gue yang bicara sama Sera. kalian semua temen gue. gue gak akan biarin siapapun merusak kebahagiaan kalian.."

Nando hanya diam mendengar ucapan Justin. yaa, semalam Justin terbang ke Inggris setelah berita itu viral. ia berusaha menghubungi Nathan, namun tidak ada jawaban. ia mencari tahu line up klub Nathan, dilihat ada nama Elkan disana. Justin berusaha menghubungi Elkan lewat media sosialnya karena ia tidak memiliki nomer ponsel Elkan. cukup lama Justin menunggu balasan Elkan. hingga satu jam kemudian Elkan membalas pesan Justin.

" Hoi Bro. kayaknya beritanya udah menyebar dengan cepat. gue pun emosi dan masih gak percaya sampe sekarang. beruntung saat berita itu sampai di telinga Sera, gue lagi dirumah Nathan..so i knew everythings. Singelton Hospital, Sera and Nando here. but not with Nathan. we left them last night. and we not told him about Sera until now..."balas Elkan.

Shiittt...!!!

Justin memukul meja laptopnya. sebagai teman dekat yang mengerti bagaimana Nathan, Justin ikut merasa frustasi dengan semua berita konyol itu. bagaimana kalau sampai keluarga Romejo tahu ? bagaimana kondisi Sera saat ini ? bagaimana hubungan Nando dan Nathan ? kepala Justin tak kalah berisik. tanpa pikir panjang, ia segera mencari tiket penerbangan tercepat dan begegas untuk berangkat ke bandara. ia sendiri kali ini, tanpa Ivar dan Rafa.

...........................

Nathan tiba dirumah sakit dengan kondisi basah kuyup, dahi yang sobek serta memar. ia tidak memperdulilan dirinya sendiri. rasa sakit bahkan tak ia rasakan. ia hanya fokus berjalan gontai menuju kamar Sera. beberapa perawat dirumah sakitpun mencoba memberi pertolongan pada Nathan, namun Nathan tak menggubrisnya. ia memilih terus jalan menuju kamar Sera.

Dia Adalah,Anasera...Where stories live. Discover now