satu pertandingan terakhir jelang pertandingan piala dunia. kali ini Sera sudah bisa lebih santai tentang pertandingan Nathan. ia hanya percaya bahwa Nathan akan bermain dengan baik sesuai dengan kemampuannya. kali ini ia lebih memilih untuk stay dirumah dan mencicil barang-barang yang akan dibawa ke Saudi. Sera tidak langsung ikut. ia akan terbang bersama dengan orang tua Nathan satu hari sebelum pertandingan. sedangkan orang tua Nathan pagi ini sudah meninggalkan Swansea dan kembali ke Rotterdam.
Sera menaruh kopernya diatas kasur. ia kemudian mengambil beberapa pakaian Nathan untuk dibawa. tak lupa berbagai macam jenis sepatu juga sudah disiapkan oleh Nathan. Sera kemudian menyusunnya satu persatu. merapihkanya dengan teliti agar tidak ada yang tertinggal.
" segini cukup ? satu koper aja ?"
"cukup kok. ga akan sempat kemana-mana juga disana. 2 jam after match kita langsung flight ke Jakarta.."
Sera hanya mengangguk. ia kemudian menyiapkan keperluan Nathan untuk pertandinganya hari ini.
" gak perlu Sera. aku gak akan main hari ini.."
"kok gitu ?"
"lusa udah flight. jadi dikasih waktu untuk istirahat lebih awal. aku juga gak akan ke klub hari ini. jadi gak perlu disiapin apa-apa ya.."
Sera kemudian mengembalikkan tas ransel yang biasa dibawa Nathan saat akan berangkat ke klubnya. ia lalu merapihkan koper dan menutupnya. Nathan membantu Sera untuk meletakkan koper itu didekat lemari.
" mau makan siang diluar ?"
" boleh. aku siap-siap dulu yaa.."
Nathan tiba-tiba memeluk Sera dari belakang. Sera yang sedikit kaget, reflek memukul tangan Nathan yang melingkar di tubuhnya.
"astaga. apa sih ? bikin kaget aja."
"hiduplah lebih lama,Sera. aku gak bisa bayangin hidup aku tanpa kamu.."
Sera kemudian melepaskan pelukkan Nathan dan membalik tubuhnya menghadap Nathan.
"dengan atau tanpa aku, hidup kamu harus tetap berjalan. hidup kamu ga cuma aku. tapi ada orang tua dan saudara kamu.."
"sebelum ada aku di hidup kamu, kamu baik-baik aja kan ? jadi kalau nanti gak ada aku, kamu pasti bisa baik-baik aja walaupun mungkin butuh waktu.."
"kenapa kamu ngomong kayak gitu ? seolah-olah kamu beneran mau tinggalin aku, Sera ?"
"aku cuma balas ucapan kamu secara realistis sayang. aku juga gak tahu gimana hidup aku tanpa kamu. tapi, aku gak bisa kan selamanya bergantung sama kamu ? jadi aku harus mulai terbiasa untuk ga ikut kamu flight kemana-mana , gak ada di setiap match kamu. bukan berarti aku ga dukung. aku selalu dukung kamu, walaupun dari jauh.."
"udah, jangan nangis. yang ada sekarang, ayo kita jalani sebaik mungkin. kita habiskan masa-masa yang ada sekarang sebelum nanti kita gak bisa lagi ngulang masa ini.."
Sera menangkup wajah Nathan dengan kedua tanganya. ia kemudian mendekatkan wajahnya dan melumat bibir suaminya itu.
" i love you. now and until God seperated us.."
"i love you more, Sera. dont leave me alone. i can't live without you.."
Sera hanya tersenyum dan mengangguk. mereka kemudian bersiap dan berganti baju untuk pergi makan siang bersama diluar.
cuacanya sedang bagus hari ini. Sera tersenyum sepanjang perjalanan. namun entah kenapa, Nathan merasa sedih melihat senyuman Sera. ia masih merasa bersalah karena beberapa hari kebelakang mereka banyak bertengkar. meskipun bukan pertengkaran yang besar, cukup membuat Nathan terus dihantui rasa bersalah. maka hari ini ia akan menebus semua kesalahannya. ia akan membuat Sera merasa lebih baik dan bahagia.
" jadi, kita mau makan siang aja atau sampai makan malam diluar ?"
"serius ? emang kamu mau seharian diluar ? gak capek ?"
"anythings for you, baby girl.."
Sera tersenyum lebar mendengar jawaban Nathan. maka tujuan pertama mereka hari ini adalah sebuah resto yang berada dipusat kota. Nathan memacu mobilnya kesana. setibanya di pusat kota, Nathan memarkir mobil hitam miliknya dan berjalan menuju restoran yang dituju.
seperti biasa, Sera memesan banyak menu. mulai dari pizzw, pasta, bahkan dessert tak dilewatinya. Sera kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan meja mereka.
"mau kemana , Sera ?"
"tunggu disini ya. aku kesana sebentar. gak jauh. itu disebrang sana."
Nathan hanya terdiam dan membiarkan Sera pergi berjalan sendirian. tak lama kemudian makanan mereka datang, namun Sera tak kunjung tiba. setelah hampir 10 menit, Sera terlihat berjalan mendekat dan membawa 1 gelas iced matcha dan 1 gelas iced chocolatte signature. dengan riang Sera melangkah mendekati meja mereka.
"matcha for you, choco for me."
"astaga. kenapa ga pesan disini aja ? mereka punya Sera."
"no.no.no.. aku baca, iced matcha mereka enak. jadi aku beli disana. ternyata ada coklat juga. jadi aku beli dua-duanya.."
mereka kemudian menyantap makan siang mereka dengan lahap. Sera makan banyak tentunya. mereka nyaris menghabiskan semua makanan yang mereka pesan. setelah selesai, baik Nathan maupun Sera mereka menikmati es favorit mereka masing-masing.
"see. signature choco nya enak. the best..!"
"matcha nya juga enak, wanna try ?"
Sera kemudian menyedot iced matcha milik Nathan. Sera mengangguk dengan senang pertanda bahwa ia juga menyukainya. selesai makan siang mereka memilih untuk berjalan-jalan disekitar pusat kota sambil melihat-lihat toko-toko disana. langkah Nathan terhenti saat ia melihat sebuah toko aksesoris yang menampilkan sebuah gelang berwarna merah dan hitam yang memiliki liontin . disana diberi keterangan bahwa itu adalah sebuah gelang keberuntungan. Nathan kemudian menarik Sera untuk masuk ke toko tersebut.
"permisi. boleh saya lihat gelang yang sama seperti yang dipajang didepan ?"
kemudian pelayan toko tersebut membawakan sepasang gelang keberuntungan tersebut.
"Nath, buat siapa ?"
"for us.." Nathan tersenyum. ia lalu meminta untuk diberikan keduanya. setelah membayarnya Nathan menarik tangan Sera dan memakaikannya.
"ini disebut sebagai gelang keberuntungan. semoga keberuntungan selalu ada buat kita bertiga.."
"Nath..."
"ini juga berarti, aku beruntung punya kamu. dan kamu beruntung punya aku.."
Sera kemudian memeluk Nathan. ia terharu dengan setiap tingkah manis yang dilakukan Nathan. definisi benar-benar dibuat jatuh cinta dengan orang yang tepat. mereka kemudian berjalan lagi menyusuri pusat kota. sesekali Sera membeli cemilan yang dijual dijalanan untuk mengisi perutnya yang mudah lapar karena "ulah" bayinya itu. Nathan hanya tertawa saat Sera membeli makanan. wajahnya bahagia seperti menemukan bongkahan harta karun saat menenmukan makanan. dan ajaibnya, Sera mampu menghabiskan setiap makanan yang ia beli tanpa bantuan Nathan.
tak terasa hari beranjak malam. Sera dan Nathan memilih untuk pulang karena sudah merasa kenyang akibat jajan disetiap sudut kota. mereka memilih untuk menghabiskan malam bersama dengan menonton film di ruang keluarga. sofa dan selimut hangat sepertinya nyaman untuk menghabiskan hari yang terasa melelahkan ini.
YOU ARE READING
Dia Adalah,Anasera...
Romancepercayakan semua kepada Tuhan-Mu . karena Dia yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu selama ini. just trust in God 🤍