hari ini Nathan kembali menjalani aktifitasnya di klub Swansea. pukul 9 pagi, ia sudah berangkat ke klubnya untuk mengikuti kembali sesi latihan setelah sempat istirahat 1 hari. ia harus kembali mengejar ketertinggalanya untuk bisa tetap memberikan performa terbaiknya. setidaknya, ia dan Sera sudah berbaikan. itu menjafi salah satu faktor penting dalam memulai sesi latihan kali ini.
dirumah, Sera sedang sibuk memasak untuk makan siang. suasana hatinya cukup baik saat ini. tanganya sibuk memotong dan bergerak diatas wajan untuk memasak. setelah selesai, Sera naik kekamar untuk mandi dan bersih-bersih.
Sera berjalan ke arah tempat tidur dan menatap semua obat yang ada disana. ia terdiam sejenak dan menghela nafas cukup panjang. setelahnya ia duduk perlahan ditepi kasur dan mengambil semua obat yang ada dihadapanya.
"mau sampai kapan?"
"kapan semua selesai ?"
"apa emang Tuhan gak kasih izin aku untuk punya kehidupan yang layak dan bahagia bersama Nathan dan anak kita nanti ?"
"apa mau Mu, Tuhan ?"
"rencana apa yang sedang kau susun untuk hidupku? kehilangan kedua orang tua, menikah dan pindah negara, kehilangan 2 calon anak kami, hampir kehilangan Nathan, dan sekarang......."
"Leukimia....."
Sera menangis sejadi-jadinya. ya, ia divonis mengidap leukimia tahap awal. penyakit yang bisa saja merenggut nyawanya bahkan bayinya kapan saja jika Sera lalai dalam pengobatan. vonis ini ia dapatkan sejak awal ia sering mengalami mimisan. apakah Nathan tahu ? jawabanya , TIDAK. Sera tidak memberitahu siapapun hal ini. bahkan ia meminta sang dokter yang menanganinya agar merahasiakanya dari Nathan. ia berkilah, bahwa ia sendiri yang akan menyampaikanya pada Nathan dan keluarganya. banyak pertimbangan yang membuat Sera menahan untuk tidak menceritakan semuanya. salah satunya adalah pertandingan piala dunia, dimana sang kakak dan sang suami sedang fokus dalam hal itu. belum juga liga di klub mereka masing-masing yang memiliki intensitas tinggi juga. alih-alih memberitahu yang sebenarnya, Sera mengatakan jika dirinya sedang kelelahan atau sedang overthinking, untuk menutupi penyebab seringnya ia mimisan.
pemeriksaan terakhir, Sera sedikit bersyukur karena Nathan tidak ikut bersamanya. dokter mengatakan bahwa pengobatan yang bisa dilakukan saat ini hanya dengan menggunakan obat yang dosisnya sesuai dengan usia kendungan Sera sehingga tidak membahayakan bayi yang ada didalam perutnya. jadi tidak heran, banyak obat yang harus dikonsumsi Sera, termasuk obat yang Nathan temukan dilaci meja kemarin.
Sera meminum obatnya satu persatu. ia hanya berharap semua segera membaik sebelum ia melahirkan dan bayinya sempurna. setidaknya, Sera berharap obat-obatan ini adalah penunda kematianya demi untuk anak suaminya bisa hidup sedikit lebih lama dari perkiraan dokter.
sepulang berlatih, Nathan langsung bergegas pulang. ia memiliki rencana untuk mengajak Sera pergi ke pantai yang dekat dari rumah mereka. sudah lama mereka tidak pergi menikmati keindahan alam, ditambah suasana yang intens dua hari kebelakang. besok ia akan menjalani pertandingan, namun nampaknya Nathan tidak diturunkan dalam skuad utama dan cadangan kali ini. ia harus berbesar hati duduk tepat di bangku belakang bench. lagi, ia harus berusaha lebih keras untuk bisa menembus starting eleven klubnya.
menyingkirkan pertandingan besok, Nathan dengan riang gembira masuk ke dalam rumahnya. ia mencari sosok istri yang ia rindukan. namun rumah terasa sunyi, tidak ada pergerakan. ia lalu bergegas menuju kamarnya yang berada dilantai dua. dan tepat sekali, Sera sedang tertidur. pelan tapi pasti, Nathan menghampiri Sera. ia memperhatikan wajah istrinya yang sedikit pucat itu. seketika, senyumnya memudar. ia menjadi khawatir.
"Sera.. wake up baby girl.." Nathan mengusap lembut pipi Sera. Sera yang terusik , bangun dari tidurnya.
"oh hei sayang. sudah pulang. sudah bersih-bersih ? kita makan siang sama-sama yuk.." Sera mencoba untuk bangun, namun tubuhnya ditahan oleh Nathan.
YOU ARE READING
Dia Adalah,Anasera...
Romancepercayakan semua kepada Tuhan-Mu . karena Dia yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu selama ini. just trust in God 🤍