hope is still there...

29 7 3
                                    

lorong rumah sakit terasa begitu ramai siang ini. Nathan dan Sera masih saling diam semenjak pagi tadi seusai sarapan. raut wajah khawatir nampak begitu tergambar jelas di wajah Nathan. sedangkan Sera, ia nampak lebih santai dari Nathan. entah sudah bisa menerima atau memang sudah benar-benar ikhlas dengan apapun hasilnya nanti.

"Mrs. Ana..!"

suara perawat membuyarkan lamunan Nathan. dengan sigap ia berdiri dan membantu Sera beranjak dari kursinya. mereka berjalan masuk ke dalam ruangan pemeriksaan. ada 2 dokter yang harus ia temui hari ini. dokter kandungan dan juga spesialis penyakit dalam. Sera lebih dulu mendatangi dokter kandunganya karena Nathan melewati pemeriksaan 1x pada bulan lalu saat mereka bertengkar.

Sera naik dan berbaring di kasur yang sudah disediakan. dokter dan perawat dengan sigap dan teliti memeriksa kondisi junior didalam perut Sera. tubuh bayi mungil itu terlihat jelas di layar monitor. Nathan menatap lekat pada layar monitor. matanya berkaca-kaca. ia masih tidak percaya, bayi mungil itu miliknya dan juga Sera. bahkan mereka bisa mendengar detak jantungnya dengan jelas !

"the baby is growing perfectly. there's nothing to worry about."

"how about the gender?" tanya Sera.

"its a boy ! congrats Mrs.Ana !"

senyum terulas dengan jelas di wajah Nathan. air matanya berhasil jatuh tanpa permisi. namun ia masih belum bisa bernafas dengan lega sebab belum mengetahui pasti kondisi kesehatan Sera.

"jangan nangis sayang.." ucap Sera seraya mengusap air mata yang membasahi pipi Nathan.

"junior sehat dan baik-baik aja kan. jadi kamu harus senang. kan nanti ada temenya main bola." ucap Sera.

"aku akan bahagia kalau nanti hasil pemeriksaan kamu sama baiknya dengan junior." balas Nathan.

"aku akan baik-baik aja Nath. jangan khawatir ya.." Sera tersenyum sambil menatap wajah Nathan.

selesai dengan dokter kandungan, Sera dan Nathan memutuskan untuk makan siang di kantin rumah sakit sebelum pemeriksaan selanjutnya. Sera menunggu di meja kantin sementara Nathan memesan makanan dan minuman untuk mereka. dari kejauhan tampak seseorang mendekati Sera.

"Jussa ??"

"hei. lo sendiri ? Noel mana ?"

"dia lagi pesen makan. kok lo disini ? ngapain Jussa ?"

"dokter therapy gue hari ini jadwalnya dirumah sakit ini. jadi gue harus kesini. harus dikejar biar cepet pulih. bulan depan gue harus pulih Ser.."

"jauh juga ya sampe kesini-sini.." Nathan tiba-tiba datang dari belakang Justin sambil membawa makanan yang ia beli.

"whats up bro ! ya gue juga gak tau bisa sampe disini. malah ketemu lo berdua jadinya. yang ada perlu lo atau Sera, Nath ?"

" Sera. dokter kandunganya hari ini ada disini. kalo geser hari, takutnya gue gak bisa nemenin."

"terus udah ? gimana gimana ? penasaran gue sama keponakan gue."

"he's fine. sehat dan sempurna.." ucap Sera sambil menyantap makan siangnya.

"wait wait wait... he ??? its a boy, right ??" tanya Justin dengan semangatnya.

"yes. its a boy." ucap Nathan sambil tersenyum. Justin kemudian menarik Nathan dan memeluknya. ia tampak begitu senang mendengar bahwa calon keponakanya itu laki-laki.

"asiiikkk...!! bisa diajak main ps nih. ada temen berantem juga. nanti gue ajak jalan-jalan. beli baju biar kece kaya uncle nya.." ucap Justin dengan semangat.

Dia Adalah,Anasera...Where stories live. Discover now