long flight...

18 7 1
                                    

tiba dibandara, Nathan dengan setia mendorong Sera yang duduk di kursi roda menuju ruang tunggu. sambil menunggu pesawat mereka tiba, Nathan menyiapkan obat dan mengambil sedikit makanan yang sudah disediakan di ruang tunggu. Sera terlihat lebih baik sore ini walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat dan masih merasakan sedikit nyeri di sekujur tubuhnya. Sera mampu menghabiskan makanan yang diambil Nathan , lalu meminum semua obat yang diberikan dokter padanya. ia lalu terdiam melihat Nathan yang berada di kejauhan. tiba-tiba air matanya jatuh. Sera buru-buru mengusapnya sebelum Nathan mendekatinya.

" waaw.. habis ? laper banget ya sayang ?" tanya Nathan sambil tersenyum.

" aku berdua loh, Nath.." jawab Sera.

"iya. aku tahu kok. mau makan lagi ?" tanya Nathan.

"engga. nanti aku jadi gendut, gimana ?" tanya Sera.

"its okey sayang. apapun itu, aku tetap sayang sama kamu. you know what, badan kamu sekarang jadi lebih kurus sayang. dan itu terlihat jelas. sesakit itu ya, sayang ?" ucap Nathan yang terduduk dihadapan Sera.

" sakit Nath. sangat sakit. tapi entah aku punya kekuatan darimana sampai bisa nahan semua rasa sakit itu. aku coba buat menepis segala rasa sakitnya dan mencoba terlihat baik-baik aja. tapi nyatanya, semakin lama rasa sakitnya gak bisa ditoleransi sama tubuh aku. aku cuma takut junior ikut ngerasain rasa sakitnya.." Sera menunduk mencoba menyembunyikan air matanya. Nathan pen menari kursi roda Sera agar mendekat dan memeluk Sera.

"maaf sayang. maaf aku gak bisa meredam rasa sakit yang kamu rasa. andai bisa, aku rela rasa sakitnya pindah ke aku supaya kamu gak kesakitan. "

"jangan ngaco Nath. perjalanan kamu masih panjang. kamu harus tetap sehat dan fit supaya karir sepakbola kamu bertahan lama. aku ? aku gak apa-apa. sesekali rasa sakitnya datang, sesekali rasa sakitnya hilang."

"Sera. listen to me. ini akan menjadi long flight. aku bahkan udah minta tolong Justin carikan rumah sakit di Jakarta yang proper untuk menangani kamu kalau sampai terjadi sesuatu hal yang buruk. jadi kalau kamu ngerasa ada yang sakit, kamu langsung bilang yaa.."

"Nath.." panggil Sera .

"kenapa sayang ?" jawab Nathan dengan lembut.

" terima kasih atas segala upaya kamu demi aku dan junior. aku selalu takjub dengan sikap gentle kamu. kamu udah sedetail itu nyiapin long flight ini.." ungkap Sera.

" everythings i do, i do it for you.." Nathan tersenyum lalu mencium kening Sera. ia kembali mendorong kursi roda yang dinaiki Sera setelah mendengar informasi tentang keberangkatan mereka. tiba di pesawat, Nathan menyiapkan kursi untuk Sera. ia juga memastikan bahwa Sera nyaman duduk disana.

selema perjalanan Sera lebih banyak tertidur karena dibawah pengaruh obat. bahkan sesekali pramugari memastikan kondisi Sera karena maskapai mendapat surat pemberitahuan tentang kesehatan Sera. sesekali Nathan menatap wajah Sera yang terlihat menahan rasa sakit. bahkan ia selalu memperhatikan gerakan perut Sera, memastikan Sera tetap bernafas dalam tidurnya.

................................

tiba di Indonesia, kondisi Sera masih sama sewaktu mereka berangkat. beruntung tidak ada pemburukkan kondisi. Sera sempat meminta Nathan untuk singgah sebentar diruang tunggu sebelum bertemu dengan Tio dan Nando. ya, Nando tetap bersikeras untuk menjemput mereka dan membawa Sera ke apartemen alih-alih membiarkanya tidur di hotel yang sama dengan para pemain timnas. diruang tunggu, Nathan menyiapkan obat untuk Sera. sementara Sera memoles wajahnya dengan make up tipis agar terlihat lebih segar.

"ya Tio. sebentar ya, Sera lagi dikamar mandi. kita lagi singgah sebentar di waiting room. nanti saya aja yang kesana. Nando ada ?" tanya Nathan.

"ada mas Nathan. mas Nando lagi beli minum sebentar. yaudah mas, saya tunggu ditempat biasa yaa.."

Dia Adalah,Anasera...Where stories live. Discover now