beberapa minggu kebelakang, Sera merasakan tubuhnya membaik. ia bahkan tidak mengalami pusing apalagi mimisan seperti sebelum-sebelumnya. Sera bisa leluasa menjalani aktifitasnya sehari-hari dengan catatan ia harus tetap rajin terapi obat. salah satu faktor membaiknya tubuh Sera adalah Nathan. tubuhnya memberi respon baik setelah Nathan mengetahui apa yang membuat Sera menderita selama 6 bulan terakhir.
hujan turun saat malam tiba di Swansea. Sera yang sedang sibuk mengerjakan laporan perusahaan, sekilas melihat keluar jendela. ia lalu melanjutkan kembali laporanya.
"kamar bawah udah rapih ya sayang. ada lagi yang bisa aku bantu ?"
"oh. terima kasih ya Nath. kamu mandi aja, siap-siap ya. aku udah mau selesai. biar ga saling tunggu. nanti kita telat jemput mom sama dad.."
"aku beresin dapur dulu ya, tadi habis makan siang belum dirapihin. biar kamu ga terlalu capek."
Nathan melangkah ke arah wastafel. ia lalu mencuci dan membersihkan peralatan masak yang digunakan Sera tadi siang untuk memasak. tak lupa ia juga membersihkan sampah yang tercecer di meja dapur. mereka selesai bersamaan. kemudian naik ke atas untuk bersih-bersih.
dikamar, Nathan terlebih dahulu menyiapkan obat-obatan Sera dan air minum di meja rias. sementara Sera menyiapkan pakaian untuk mereka berdua. Nathan yang memperhatikan Sera dari jauh, segera mendekati dan memeluk Sera dari belakang.
"Nath..." Sera menengok ke arah Nathan.
"bumilku makin cantik aja.." ucap Nathan sambil mengusap perut Sera dari belakang. ia lalu melepas pelukkanya dan membalik tubuh Sera.
"can I ?" tanya Nathan seraya mengusap pipi Sera. Sera mengangguk dan tersenyum menatap wajah suaminya itu. tanpa pikir panjang, Nathan melumat bibir Sera. ia lalu menggendong Sera dan membawanya ke atas ranjang.
"can you do it slow ? perut aku udah besar Nath. jadi pelan-pelan aja , okey ?" pinta Sera.
"my pleasure, baby girl.." Nathan berbisik ditelinga Sera. ia kemudian melakukan aktifitasnya diatas tubuh Sera. pelan, tapi pasti. ia bisa menahan dirinya agar tidak terlalu agresif mencumbui tubuh istrinya itu. perut Sera yang sudah besar tidak menghalangi Sera untuk melakukan bagianya sebaik mungkin.
selesai berhubungan, Nathan memilih untuk mandi lebih dulu, sementara Sera membereskan kasur mereka yang berantakan. ditengah-tengah membereskan kasur, Sera merasakan perutnya kram. dengan perlahan, Sera mencoba untuk duduk dan bersandar di kasurnya. Nathan yang baru saja selesai mandi, sedikit panik ketika melihat Sera yang sedang meringis kesakitan.
"Sera, are you okay ? kamu kenapa sayang ?"
"kram Nath. perut aku kram.." ucap Sera sambil meringis.
"kita kerumah sakit sekarang, oke..!"
"no. gak perlu sayang. tunggu ya. nanti juga hilang. aku lupa bilang sama kamu.."
"kenapa ? ada apa lagi Sera ?" wajah Nathan terlihat benar-benar panik kali ini. Sera meraih ponselnya. ia lalu membuka catatan yang ia simpan. Nathan mengambil ponsel Sera dan membaca catatan tersebut dengan seksama. ia kemudian mengembalikan ponsel Sera dengan raut wajah bersalah.
"im so sorry, baby girl. aku gak tahu tentang hal itu.."
"its okey big boy.It's okay to spill sperm in mine. Maybe there are too many, so the contractions come. sebentar juga hilang kontraksinya." jelas Sera seraya menenangkan Nathan.
"sakit ya sayang ?" tanya Nathan dengan mata berkaca-kaca.
"sakit Nath. but its okey. nanti waktunya lahiran akan jauh lebih sakit dari ini. jadi ini belum seberapa. udah jangan nangis ah. nanti aku ikut nangis.." Sera mengusap air mata yang jatuh dari kedua mata hazel itu.
YOU ARE READING
Dia Adalah,Anasera...
Romancepercayakan semua kepada Tuhan-Mu . karena Dia yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu selama ini. just trust in God 🤍