dua hari sudah berlalu semenjak kejadian itu. baik Sera maupun Nathan saling mendiamkan. namun Sera tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri. ia tetap menyiapkan makan untuk Nathan.menyiapkan pakaian, menyiapkan keperluan Nathan untuk TC bahkan melakukan semua pekerjaan rumah yang melelahkan, padahal biasanya Nathan akan sangat cerewet jika Sera lelah sedikit. tapi kali ini tidak. Nathan terlihat cuek dan diam saja.
setelah sarpan Nathan langsung pergi menuju training ground. tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. bahkan ia sama sekali tidak memeluk atau mencium Sera seperti biasa. Sera pun terlihat cuek dengan sikap Nathan.
setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Sera menyandarkan tubuhnya pada sofa. ia menyalakan televisi untuk sekedar menghidupkan suasana. sementara dirinya asik berseluncur di media sosial. ia melihat segala bentuk postingan yang bertebaran di akun media sosial miliknya.
entah kenapa akun media sosialnya tak henti menyiarkan berita tentang timnas. bahkan pertandingan-pertandingan lamapun bertebaran disana. Sera asik memperhatikan setiap postingan yang muncul. hingga akhirnya berbagai macam postingan tentang Nathan pun mulai intens keluar.
Sera semakin larut dalam media sosialnya. ia melihat dan menyaksikam secara detail bagaimana suaminya itu berjuang mati-matian dalam berkarir. tak pernah ada satupun artikel yang menyebutkan tentang siapa wanita masa lalunya disana. bahkan ada salah satu akun yang memposting tanggapan Mrs. Romejo tentang apa kriteria mereka untuk calon Nathan kelak. disana Mrs. Romejo menjawab "siapapun itu, asalakan anak kami bahagia. kami juga bahagia dengan pilihannya.." . kurang lebih seperti itu jawaban Mrs. Romejo. postingan itu diunggah kurang lebih 1 tahun lalu. dimana Nathan sudah dengannya, bahkan melamarnya di Paris. namun tak sedikitpun mereka memposting tentang hal itu.
Entah semesta yang mendukung atau bagaimana. media sosialnya dipenuhi oleh unggahan tentang Nathan. Tak terasa Sera terus tersenyum melihat postingan demi postingan disana. melihat betapa kerasnya Nathan berusaha memberikan yang terbaik untuk tim nya. melihat bagaimana Nathan memperoleh cidera. melihat bagaimana Nathan tersungkur, hidungnya berdarah, tersikut bahkan kepalanya saling terbentur dengan pemain lawan.
Sera menghela nafas panjang. ia meletakkan ponselnya.
" mau sampai kapan begini Sera ?"
" kalian bisukah sampe gak bisa saling tegur ?"
" turunin gengsi Sera. ngaku aja kalo salah. biar ga makin runyam rumah tangga ini.."
kepala Sera berisik. ia tak mengerti harus melakukan apalagi. Nathan yang seolah kembali ke mode awal sebelum mereka kenal, sukses membuat Sera bingung harus bersikap seperti apa. ia hanya mengimbangi sikap diam nya Nathan.
Sera beranjak dan menyiapkan makan siang untuk Nathan saat ia pulang nanti. setelah selesai, Sera membersihkan dapurnya dan kembali ke depan TV dan menonton film. hingga akhirnya Sera tertidur di depan TV seperti biasa. rasanya tubuhnya lelah, pikirannya pun lelah. tak sadar, ia masih mengenakan apron nya saat tertidur. rambutnya pendeknya acak-acakan.
30 menit sebelum jam makan siang, Nathan sudah kembali kerumah. ia membuka pintu dan masuk. Nathan terdiam menyaksikan Sera yang terlelap di sofa. wajahnya terlihat lelah, penampilanya acak-acakan. Nathan hanya bisa diam menghela nafas panjang.
" mau sampai kapan seperti ini, Sera? jangan menyiksaku seperti ini..."
" kamu pikir aku ga tersiksa dengan semuanya ? sakit Sera.."
" ga denger suara kamu, ga lihat senyum kamu, ga peluk tubuh mungil kamu bahkan aku ga cium bibir kamu yang jadi candu itu.."
" aku gak bisa kayak gini terus Sera. jangan hukum aku kayak gini..."
YOU ARE READING
Dia Adalah,Anasera...
Romancepercayakan semua kepada Tuhan-Mu . karena Dia yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu selama ini. just trust in God 🤍