Nathan membereskan pakaian dan barang-barang Sera. hari ini Sera diperbolehkan pulang setelah seluruh rangkaian perawatanya selesai. hasilnya pun membaik. kondisi fisik dan mentalnya juga membaik. ditemani oleh kedua orang tua Nathan, Sera masih terdiam diatas kasurnya. ia hanya diam mperhatikan gerak-gerik Nathan yang masih saja terdiam semenjak kejadian kemarin. ia tidak banyok⁷ak bicara. namun wajahnya tidak menunjukkan kemarahan. Nathan sepertinya hanya berusaha menjaga dan mengontrol emosinya agar tidak mengganggu penanganan Sera.
"sudah semua, Noel ?"
"ya. sudah dad. aku akan membawa barang-barang ini ke mobil."
"letakkan semua di sofa. biar mom dan dad yang bawa ke mobil. ambillah kursi roda dan bawalah Sera ke lobby."
Nathan hanya terdiam dan menurutin perintah ibunya. ia kemudian menaruh barang bawaanya dan pergi mengambil kursi roda.
"dia belum mau bicara atau tidak mau bicara, Sera ?"
"tidak tahu dad. Nathan tidak bicara apapun sejak kejadian kemarin. ia juga terlihat menghindariku."
"anak itu..."
"dad, sudah. biarkan saja dia seperti itu dulu. mungkin dia akan lebih tenang jika diam. aku tidak apa-apa.."
"biar nanti mom yang bicara ya Sera.."
Nathan kemudian datang membawa kursi roda dan membantu Sera turun dari kasurnya. mereka kemudian meninggalkan ruangan tersebut dan pergi menuju lobby. ditengaj perjalanan, mereka berpisah. tinggal Nathan dan Sera saja berdua menunggu orang tua mereka datang dari arah parkiran. tidak ada interaksi. mereka hanya diam saja. Sera yang merasa haus tiba-tiba berdiri dan mencoba melangkah pergi. Nathan reflek menarik lenganya agak kencang.
"aaaawwww...! apasih.?"
"mau kemana ?"
" haus. mau beli minum" Sera menunjuk mesin penjual otomatis disebelahnya. ia kemudian menghempaskan cengkraman Nathan dan pergi meninggalkannya.
" kemana Sera , Noel ?"
belum sempat menjawab, Sera datang dengan sebotol air ditanganya.
"Sera ?"
"aku haus mom. beli minum disana."
"Noel !"
"mom, bisa kita pulang sekarang ? aku mau istirahat dirumah mom. kepalalu sedikit pusing.."
Mrs.Romejo menahan amarahnya. ia kemudian menggandeng Sera masuk ke dalam mobil. sama seperti sebelumnya, hening dirasakan didalam mobil. Sera mencoba menutup matanya untuk menghindari obrolan apapun.
tiba dirumah, Sera langsung masuk dan naik kekamar tanpa menghiraukan Nathan. Nathan pun mengurungkan niatnya untuk ikut naik dan memilih untuk duduk di meja makan.
"apa yang kau lakukan , Noel ?!"
"mom. aku diam agar emosiku reda. agar aku tidak melampiaskan emosiku ke Sera.."
"harus dengan seperti itu caranya ? kau lupa ? Sera sedang mempertaruhkan segalanya untuk anakmu. untuk memberimu gelar ayah. kau tidak akan pernah bisa merasakanya ,Noel."
"jika masih begini saja. dad akan bawa Sera ke Rotterdam dan tidak akan pergi melihatmu bertanding. entah ke Saudi atau pulang ke Indonesia. lebih baik Sera bersama mom dan dad."
"dad..."
" kau tahu Noel. dad tidak pernah mendiamkan mom dalam keadaan se emosi apapun. dad berusaha tenang dan tetap berbicara dengan mom walaupun tidak intens. bukan mendiamkannya. itu tidak menyelesaikan masalah, justru memperkeruh keadaan. Sera sedang hamil Noel. perasaanya tidak menentu. emosinya tidak stabil. jangan kau buat dia semakin sakit dengan caramu.."
YOU ARE READING
Dia Adalah,Anasera...
Romancepercayakan semua kepada Tuhan-Mu . karena Dia yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu selama ini. just trust in God 🤍