The Sweetest Lie (1)

533 31 4
                                    

Daryl Stone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daryl Stone


Caroline Adams

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caroline Adams

——————————————————-
Iya tau aq jadi sering pke wajah familier buat visual😂.. Gimana lagi masuk aja ke karakternya🙈.. Yg gak cocok bayangin suka2 aja bebas kok😝..

——————————————————

Aku menggenggam koper di tangan dengan erat, menunggu pintu di depanku terbuka. Kembali kutekan bel ketika belum juga ada yang membukakan pintu. Apakah penghuninya sedang pergi? Aku sudah bilang akan datang siang ini. Seharusnya dia tidak pergi ke mana-mana. Perasaan jengkel mulai menguasaiku. Jari telunjukku sudah siap untuk menekan lagi bel, saat tiba-tiba saja pintu di hadapanku menjeblak terbuka. Seorang pria muda dengan singlet putih dan celana pendek selutut muncul. Rambut pirang gelapnya mencuat ke mana-mana dan wajahnya terlihat kusut.

"Siapa?" tanyanya dengan nada ketus dan mata mengantuk.

Aku mengernyitkan wajah ketika mendengar nada bicaranya. Seharusnya aku yang marah, bukan dia. Akulah yang berdiri hampir 15 menit menunggu seseorang untuk membukakan pintu apartemenku sendiri. Calon apartemen.

"Caroline Adams," jawabku dengan nada senetral mungkin, berusaha tidak menunjukkan kekesalanku. Kalau pria ini akan jadi teman sekamarku, maka lebih baik kami memiliki hubungan yang baik sejak awal. "Apakah kau Daryl Stone?"

"Ya," jawab pria itu tanpa mengubah nada bicaranya yang kasar. "Ada perlu apa?"

Aku hanya menatap pria itu dengan pandangan bingung. Apa-apaan ini? Seharusnya dia tahu maksud kedatanganku. Seharusnya Gia sudah mengatakannya. Gia memang pelupa, tapi seharusnya dia tidak lupa tentang hal yang satu ini.

"Gia tidak mengatakan sesuatu padamu?" tanyaku ragu.

"Gia?" Sejenak dia hanya menatapku dengan pandangan bertanya. "Maksudmu Gia Polinski? Oh... ya ampun. Ya, aku mengerti sekarang. Jadi kau yang akan menjadi teman sekamarku? Sorry... otakku belum berfungsi dengan baik. Masuklah." Pria itu membuka daun pintu lebih lebar dan mempersilakanku untuk masuk.

Piece of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang