Bagian Satu

30 5 0
                                    

Kayla termenung menatap langit. Kebetulan hari ini langit cerah, warna birunya begitu indah di mata. Sayangnya, tak seindah suasana hati Kayla hari ini.

"Assalamu'alaikum, Mbak Kayla." Sapa seorang perempuan berhijab tosca dengan setelan dress senada.

Kayla spontan menoleh ke asal suara.

"Wa'alaikumussalam." Sahut Kayla seraya menampilkan senyum manisnya.

"Boleh saya duduk di sebelah Mbak Kayla?" Tanyanya dengan suara yang lembut dan santun.

"Silakan, Mbak." Jawab Kayla.

Perempuan berhijab tosca tersebut langsung duduk di sisi kiri Kayla sesaat setelah Kayla memberi izin padanya.

"Maaf Mbak Kayla sebelumnya, saya mengganggu waktu Mbak Kayla." Ucapnya basa-basi.

"Oh enggak kok Mbak, nggak apa-apa." Sanggah Kayla.

Perempuan tersebut tersenyum canggung.

"Mbak Kayla perkenalkan nama saya Yuni." Ucapnya seraya mengulurkan tangan kanannya pada Kayla.

"Oh iya, salam kenal Mbak Yu-ni. Saya Kayla." Balas Kayla, menyambut uluran tangan Yuni.

Sesaat situasi berubah hening dalam beberapa detik.

"Mbak Kayla, saya boleh bicara sesuatu dengan Mbak?" Tanya Yuni.

Ekspresi wajah Yuni yang sejak tadi ceria, seketika berubah seperti seseorang yang tengah dilema.

Kayla menatap intens Yuni. Firasatnya tidak enak, seperti apa yang akan diucapkan oleh Yuni adalah sesuatu hal yang akan membuatnya terluka.

"Saya akan menikah dengan Rizky." Ucap Yuni tiba-tiba.

"Saya minta maaf Mbak, tapi kedua belah pihak keluarga sudah setuju dengan rencana pernikahan kami." Imbuhnya.

"Riz-ky? Rizky Alfian?" Kayla memberanikan diri bertanya.

Yuni mengangguk pelan.

"Setelah lebaran, saya dan Rizky akan melangsungkan pesta pernikahan." Jelasnya lagi.

DEG!!

Hati Kayla seperti diremas dengan sangat kuat saat ini. Tepat seperti dugaannya, apa yang diucapkan oleh perempuan bernama Yuni ini pasti sesuatu yang buruk untuknya.

"Saya sudah dekat dengan Rizky dua tahun belakangan ini. Saya yakin kalau Rizky memang jodoh saya, Mbak."

Kayla terdiam, bibirnya kelu. Setiap kata yang diucapkan oleh Yuni begitu menyakitkan bagi Kayla.

"Maaf Mbak Kayla, saya..."

Kayla memotong ucapan Yuni,

"Saya permisi Mbak Yuni. Terima kasih informasinya, selamat semoga lancar sampai hari H ya."

Kayla bangkit dari tempat duduknya, berlalu meninggalkan Yuni.

"Ternyata begini rasanya..." Gumam Kayla.

***
Lama belum menjadi jaminan,
Sebentar pun demikian.
Bertegur dua kali bisa menjadi hubungan dua hati,
Memangkas komunikasi bisa memicu hilangnya rasa di hati.

BACKGROUND BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang