Kayla terdiam.
"Kay, lusa kita pergi ke tempat biasa yuk." Ucap Rizky.
Kayla tak gegas menjawab, dia melirik ke arah Hasbi sekilas.
"Berdua?" Tanya Kayla.
Rizky mengangguk, "Iya."
"Gimana?" Sambung Rizky.
"Iya, boleh." Ucap Kayla.
Hasbi hanya diam menyimak obrolan Kayla dan Rizky.
***
Yuni dan Andi saling diam selama perjalanan. Tidak ada obrolan.
Hingga hampir separuh perjalanan, barulah Andi membuka obrolan dengan Yuni.
"Mbak, besok-besok kita nggak usah datang dulu ke rumah Mas Rizky."
"Nggak usah bicara apapun Ndi." Ucap Yuni ketus.
Andi menghela nafas panjang, menggeleng kepalanya pelan.
"Ya sudah, terserah. Aku cuma ngasih tau. Kalau kamu nggak mau ya sudah." Balas Andi santai.
Keduanya kembali diam, hening.
"Kamu memang susah dikasih tau, Mbak." Ucap Andi dalam hati.
***
Hari semakin petang, Kayla berpamitan pada Rizky dan keluarganya.
"Pamit pulang dulu ya, Pak." Ucap Kayla sopan pada Edi, Ayah Rizky.
Edi mengangguk, seraya tersenyum ramah.
"Iya, Nduk. Terima kasih ya sudah mau menyempatkan waktu datang ke sini. "
"Iya Pak." Balas Kayla.
"Pamit ya Pakde." Pungkas Hasbi.
"Iya." Edi mengangguk.
Hasbi dan Kayla mencium takzim tangan Edi, sebelum keduanya pulang.
"Assalamu'alaikum" Ucap Hasbi dan Kayla hampir bersamaan.
"Wa'alaikumussalam." Balas Edi dan Rizky.
Hasbi menyalakan mesin motornya, Kayla gegas naik ke boncengan. Tak lama, Hasbi dan Kayla sudah lenyap dari pandangan mata Edi dan Rizky.
"Tadi, kata Ibumu, kamu marah-marah ke Yuni. Kenapa?"