Hasbi dan Kayla sampai di pelataran rumah sakit. Kayla turun dari motor, disusul Hasbi setelah memarkirkan motor Kayla.
Kayla memindai sekitar. Matanya awas mencari sosok Om Hansen.
"Mana?" Tanya Hasbi.
"Entahlah." Jawab Kayla.
"Coba dihubungi, supaya kita bisa langsung ke ruangan laki-laki pengecut itu." Saran Hasbi.
Kayla mengangguk setuju, ia mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas, mencari nomor ponsel Om Hansen, lalu meneleponnya.
'Hallo, Om? Aku sudah di parkiran.' Ujar Kayla to the point.
'Hallo, Kay. Oke, ditunggu.' Balas seseorang di seberang telepon, yang tak lain adalah Om Hansen.
"Lagi jalan ke sini katanya." Kayla memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
Kayla dan Hasbi menunggu kurang lebih 5 menitan di parkiran.
"Kalau ternyata di dalam sana juga ada perempuan itu, jangan macam-macam loh. Malas aku kalau sampai kamu buat masalah cuma karena laki-laki pengecut seperti dia."
Hasbi menekankan kalimatnya, ia juga menatap tajam Kayla.
Mendapat tatapan tajam dari sang adik membuat Kayla sempat membalasnya dengan mendelikkan matanya.
"Ingat ya, kita di rumah sakit. Jadi, jaga attitude kamu. Toh, cocok juga kan kalau pengecut disatukan dengan perebut?" Pungkas Hasbi.
Kayla tak menyahut. Diam-diam ia juga sedang berusaha mencerna dan memaknai setiap kata yang keluar dari bibir Hasbi, adiknya.
***
Om Hansen berpamitan pada teman sesama sopir lainnya, ada Om Juan dan Om Sandy.
"Aku mau ke parkiran sebentar." Pamit Om Hansen pada keduanya.
"Ngapain, Ceng?" Tanya Om Juan.
Aceng, sapaan akrab teman-teman Om Hansen.
"Ketemu ponakan." Jawab Om Hansen.
"Oh, yang dari tadi namanya disebut-sebut Rizky?" Timpal Om Sandy.
Om Hansen mengangguk.
"Ya sudah, sana cepat panggil dia kemari. Mungkin memang dia yang dibutuhkan Rizky sekarang." Ujar Om Sandy.
Om Hansen berjalan agak cepat, meninggalkan kedua teman sopirnya di ruang tunggu di depan ruang rawat Rizky saat ini.
"Memang ponakannya Aceng ada hubungan apa dengan Rizky? Kok Rizky sampai nyebut-nyebut namanya segala?" Tanya Om Juan tak mengerti.
Om Sandy menarik nafas panjang, ia kemudian menjelaskan hal-hal yang ia ketahui tentang Kayla dan Rizky.
Om Juan menyimak semua yang diceritakan oleh Om Sandy. Sesekali ia mengangguk, sesekali juga ia bertanya pada Om Juan.
"Agak aneh ya, kan Rizky sebentar lagi mau menikah dengan Yuni, tapi kok disaat seperti ini yang seolah dicari-cari Rizky justru keponakan si Aceng? Kenapa bukan calon istrinya sendiri yang dicari? Hmm..."
Om Juan dibuat bingung sendiri, ia juga sibuk menerka-nerka tentang kemungkinan ABCD antara Rizky, Yuni, dan Kayla.
"Nanti kamu akan tahu sendiri jawaban dari setiap pertanyaan yang kamu terka-terka itu, Ju." Tandas Om Sandy.
***
Dari kejauhan Kayla dan Hasbi melihat seseorang berlari-lari kecil ke arah keduanya. Siapa lagi kalau bukan Om Hansen.
"Kay, Bi. Sudah lama?" Tanya Om Hansen basa-basi sesaat ia sampai di parkiran.
"Lumayan, Om." Jawab Kayla.
"Maaf ya, Om sudah membuat kalian menunggu lama." Ucap Om Hansen tak enak hati.
"Nggak apa-apa, Om." Bantah Kayla, seraya tersenyum manis dan ramah.
"Om, apa di dalam sana ada si perempuan calon istri Rizky?" Celetuk Hasbi.
Kayla menoleh, ia sempat mendelik pada Hasbi. Namun, Hasbi tak menggubrisnya.
"Nggak ada, Bi. Di dalam sana cuma ada Om, Om Juan dan Om Sandy." Ungkap Om Hansen.
"Kenapa?" Om Hansen memandangi kedua keponakannya bergantian.
Kayla buru-buru menggeleng.
"Soalnya kalau ada perempuan itu di dalam, nanti Kay...."
Kayla gegas membungkam mulut Hasbi dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mencubit pinggang Hasbi, tentu saja cubitan Kayla membuat Hasbi meringis.
"Kay kenapa?" Tanya Om Hansen penasaran.
"Nggak Om, nggak kenapa-kenapa. Jangan dengerin Hasbi, biasa dia kalau ngomong suka asal." Sanggah Kayla tak ingin Om Hansen semakin ingin tahu lebih jauh.
"Ya sudah, mau masuk sekarang atau mau mampir ke kafetaria dulu?" Om Hansen memberi penawaran pada kedua keponakannya.
"Langsung saja Om. Biar cepat pulang." Sahut Hasbi yang sudah tidak lagi dibekam tangan Kayla.
"Kay?"
"Iya, Om. Langsung saja." Tukas Kayla.
"Ya sudah, ayok." Ajak Om Hansen.
Kayla dan Hasbi berjalan mengekor di belakang Om Hansen.
"Lega banget pasti kan, nggak ada perempuan itu di dalam sana." Ucap Hasbi setengah berbisik.
"Biasa saja!" Bantah Kayla datar.
"Helehh..."
"Sudah diam! Jalan saja, nggak usah banyak bicara, Bi." Tandas Kayla.
"Gimana ya kalau tiba-tiba nanti perempuan itu juga ternyata datang ke sini buat jengukin ca-lon su-a-minya? Hmm..." Goda Hasbi.
Kayla menoleh, menatap tajam Hasbi.