Bagian Dua

220 10 0
                                    

'Kay, di rumah gak?'

Kayla membaca pesan baru yang masuk ke aplikasi hijaunya.

'Aku sedang di jalan, Jen.'

Balas Kayla.

'Oh ya sudah kalau begitu, Kay. Nanti aku hubungi lagi.'

Kayla membaca pesan dari Jenita sekilas, lalu mematikan data ponselnya, memasukkan ponsel miliknya ke tas selempang maroon favoritnya.

***

Jenita dan Rizky saling pandang.

"Kayla di mana Jen katanya?" Tanya Rizky membuka topik pembicaraan.

"Di jalan." Jawab Jenita singkat.

"Aku takut Jen." Ungkap Rizky tiba-tiba dengan raut wajah sendu.

"Takut? Kenapa?" Tanya Jenita.

"Aku takut setelah ini Kayla akan membenciku." Jawab Rizky, ia menundukkan kepalanya lesu.

"Kalau tau takut, kenapa kamu berani ngenalin Yuni ke keluargamu? Bahkan kamu juga berulang kali berkunjung ke rumah Yuni, kan?" Sindir Jenita dingin.

"Niatku hanya mau membuat Kayla merasakan apa yang ku rasakan saat melihat dia membonceng Damar, Jen. Aku gak berpikir sampai sejauh ini." Rizky mencoba menjelaskan.

Jenita berdecak kesal,

"Itu artinya kesalahan ada di kamu, Riz. Kamu gak berpikir matang dan jauh. Sekarang situasinya sudah sulit. Yuni dan keluarganya sudah terlanjur berharap banyak sama kamu dan keluargamu."

Rizky mengusap wajahnya kasar,

"Aku harus bagaimana sekarang, Jen? Aku masih sangat menyayangi Kayla. Tapi, di sisi lain aku juga sudah ada perasaan ke Yuni."

Jenita melirik tajam Rizky, perkataan Rizky barusan memantik emosinya.

"Kalau memang kamu sudah ada perasaan ke Yuni, jangan pernah lagi bilang kalau kamu masih menyayangi Kayla, Riz. Jangan egois!"

"Kayla itu temanku, ingat juga fakta kalau dia juga masih adik sepupumu. Jangan buat dia jatuh terlalu dalam hanya karena keegoisanmu itu!" Imbuh Jenita dengan nada meninggi.

TING!

Ada pesan baru masuk ke ponsel Jenita.

'Aku sudah sampai di rumah, Jen. Kamu ada perlu apa?'

Jenita menatap dingin Rizky,

"Sekarang aku mau ke rumah Kayla." Ucap Jenita bangkit dari kursi taman.

"Aku ikut Jen. Aku mau bertemu Kayla untuk yang terakhir kalinya." Ucap Rizky memohon.

"Gak perlu! Temui saja calon istrimu, Yunita Permatasari itu dan orang tuanya." Tolak Jenita.

"Jen.."

"Aku yakin sekarang Kayla sudah tau kabar pernikahanmu dan Yuni." Sela Jenita memotong ucapan Rizky.

"Jen, aku hanya mau..."

"Riz, tolong ya aku gak mau debat berkepanjangan. Aku mau menemui Kayla. Aku mau menghibur dia." Jenita kembali memotong ucapan Rizky.

'Kay, aku otw ke rumah kamu sekarang. Aku mau bicara sesuatu sama kamu.'

Balas Jenita sebelum akhirnya pergi meninggalkan Rizky di taman seorang diri.

Jenita Kinara, perempuan berwajah Tionghoa ini memang sudah lama mengenal Kayla. Jeni nama panggilan perempuan bertubuh tinggi dengan kaki jenjangnya yang putih bersih. Jeni sudah cukup dekat dengan Kayla dan keluarganya, termasuk dengan Rizky, laki-laki yang Kayla cintai.

BACKGROUND BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang